Monday, April 21, 2014

unfinished business

daftar tunggu..
Bahaya menginjakkan kaki ke toko buku ketika tidak berniat mencari sesuatu yang spesifik adalah tergoda melirik-lirik, melihat-lihat agak lama, trus mulai deh meraba dan menyentuh, pegang-pegang gitu.. mikir-mikir.. dan tau-tau udah ngantri di kasir.

Padahal masih ada beberapa judul yang ngantri juga sebenernya.. tapi kan beli buku tuh investasi yaa???!! Iya dooong!!

Wednesday, April 9, 2014

election day: gagal antimainstream ;p

Setelah menimbang, mengingat, meninjau, mengintip, melirik, menduga, menyangka, mengira, melihat, membaca, mendengar, dsb. mengenai keperluan saya untuk berpartisipasi pada 'pesta demokrasi' tadi pagi, akhirnya saya memilih buat berpartisipasi, bukan golput tipe datang-dan-buat-surat-suara-tidak-sah, tapi beneran milih (terima kasih buat teman-teman yang sudah berbagi informasi di media sosial, saya merasa sangat terbantu ;p)

Ada banyak alasan sih, alasan buat golput atau ngga. Alasan versi saya, ya gitu deh..

Awalnya merasa pesimistis dengan pilihan yang ada, toh kayanya suara saya ngga akan membawa perubahan yang signifikan, dan golput juga sebenernya kan bisa jadi semacam protes politik ya, meskipun kalo ditanya, saya juga mungkin ngga bisa menjelaskan dengan begitu baik, bingung harus mulai dari mana bercerita.. Dan alasan lain yang ngga logis adalah: golput kan antimainstream ya? Di kamus saya: antimainstream = kereen!! (mostly ;p)


Eh trus ada pencerahan dari acara bincang-bincang di televisi, cmiiw, katanya golput ada tiga tipe; karena alasan administratif (ga terdaftar di DPT), karena alasan ideologis, dan karena males. Nah, jleb moment deh, soalnya kalo saya golput, kayanya saya akan termasuk golongan yang ketiga: males, karena kayanya alasan kedua terlalu keren buat saya ;p

Nah lo, kok kayanya ngga bener juga ya menyatakan ngga ada pilihan, sementara sebenernya ngga tau juga pilihannya ada apa aja. Dan kemudian, dapet tautan ke laman yang dibuat sama orang-orang keren di luar sana, lewat www.votecerdas.org dan www.jariungu.com saya lumayan terbantu buat sekilas melihat pilihan-pilihan yang ada. Tetep bingung sih, tapi kan setidaknya punya sedikit gambaran. Situs ini menyediakan CV singkat, diantaranya latar pendidikan, riwayat organisasi dan pekerjaan, dst.

Selain itu, kan biaya pemilu kita kan cukup besar ya, katanya dihitung-hitung, negara mengeluarkan 500 ribu rupiah untuk setiap kita, jadi kalo kita ngga milih, artinya itu biaya jadi mubadzir, dan kita juga termasuk orang yang menghamburkan uang negara ;p  

Trus, tadi pagi, baca postingan temen, semakin meyakinkan buat pergi ke TPS, gini nih postingannya:

Copas..
Sahabatku 
Kalaulah bukan karena sebuah harapan tak akan mungkin seorang ibu mau menyusui anaknya hingga 2 tahun… 
Kalaulah bukan karena sebuah harapan tak akan mungkin seorang rasul menyuruh umatnya menanam sebutir biji kurma di tangan meskipun hari kiamat kan terjadi… 
Kalaulah bukan karena sebuah harapan tak akan mungkin rasul berdoa kepada Allah untuk tidak menimpakan azab kepada masyarakat thaif yang telah mengusirnya dengan lemparan batu… 
Sahabatku… 
Kalaulah kita masih berprasangka bahwa tak ada satu pilihan pun yang terbaik dari sekian banyak calon wakil kita, dan lebih memilih untuk tidak memilih betapa ruginya kita karena telah kehilangan harapan. 
Betapa sombongnya kita karena menganggap tidak ada satu orang pun yang terbaik dari sekian banyak calon wakil kita. 
Betapa buruknya prasangka kita kepada Allah karena telah mendahului takdirnya bahwa negeri ini akan sama saja baik kita memilih atau tidak memilih. 
Apa yang bisa kita harapkan lagi pada diri ini jika kita sudah kehilangan HARAPAN, yang menjadi hikmah bagi setiap manusia apalagi bagi orang-orang yang beriman.
Ingatlah sahabatku…
“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat”. (Al-Hijr: 56)
“Bila akan terjadi Kiamat, sementara salah seorang di antara kalian sedang memegang biji kurma, apabila ia masih sempat menanamnya sebelum Kiamat, hendaklah ia menanamnya.”
Sahabatku…
Ini ikhtiar kita, masih banyak orang-orang baik yang bisa jadi pemimpin kita. Pilihlah mereka dan doakan mereka untuk selalu istiqamah di jalan-Nya. Di seberang sana mereka begitu bersemangat dan masih memendam harapan untuk mewujudkan impiannya tapi kita malah berputus asa dan hilang harapan lantaran menganggap karena ini bukan jalannya… 
‪#‎HIMA‬# (Harapan Itu Masih Ada)
Pemilu 9 April 2014 Indonesia memilih.. semoga Indonesia menjadi lebih baik.

Daan..mengaminkan bahwa harapan itu masih ada, saya memilih buat memilih golongan mainstream: menggunakan hak pilih (termasuk motret jari kelingking yang udah kena celup tinta :D). 


Hikmah langsung jari ungu: biar pun ngga dapet buy 1 get 1 di Coffee Bean atau di Baskin Robbins atau kopi susu gratis dari Starbucks, saya dapet tambahan diskon 10% di Matahari :D
Alhamdulillah yaaa ^_^

Thursday, April 3, 2014

menu akhir pekan (extended)


Proyek ambisius akhir pekan kemarin adalah menyelesaikan bacaan-bacaan di atas. Sebenarnya sih ada yang jauh lebih kritis dan penting, menyangkut kepentingan peningkatan kapasitas intelektual (jika masih memungkinkan :D), yaitu serial laporan teknis yang diterbitkan sebuah organisasi bernama WHO, berjudul Technical Report Series, dilengkapi nomor-nomor di belakangnya. TRS ini merupakan panduan minimum yang harus diikuti untuk mendapatkan prekualifikasi WHO, supaya produk kita dinyatakan memenuhi syarat dan bisa dijual ke WHO. 

Sayangnya.. baca panduan mah godaannya banyak, lebih mudah baca novel dan komik. Andai saja TRS itu ada edisi komiknya :D

Nah, laporan realisasi proyek: target tercapai 50% secara kuantitas, baru mampu menamatkan NGI April dan si novel fiksi False Prince itu.. lumayan lah ya.. :) tapi... secara kualitas, kayanya pencapaiannya belum setinggi itu.. artikel kelahiran alam semesta lumayan memukau dan membuat otak saya kerja ekstrakeras :D  dan membuat saya butuh asupan glukosa dosis tinggi ^_^

Perjalanan menyelesaikan si 1984 rasanya akan sangaaaat panjaaang.. nanti saya ceritakan jika mampu, tapi kalo ngga sabar, baca aja di wikipedia, kayanya novel ini termasuk karya yang lumayan berbobot (dan kemungkinan besar ngga mudah saya cerna) :)