Sunday, September 8, 2013

Caper - Ngayogyakarta: 2nd trip, 31 Agustus-01 September 2013

My favourite scene: Mentari pagi & Tugu Jogja
Di Kereta...
Di Ratu Boko
Prambanan, penampilan khusus: Pak Satpam yang dimintai tolong buat motret, tapi malah motret diri (totally my bad)

keliling kota...
Kali kedua mampir ke Yogya tahun ini..
Moda: kereta api ekonomi. Harga tiket pp 155ribu.
Berangkat dengan menumpang KA Kahuripan dari Kiaracondong, kereta yang sama pernah menghantarkan saya menuju puncak tertinggi Jawa di akhir tahun 2009. Sudah jauh berbeda dengan empat tahun lalu, sekarang keretanya ber-AC dan beneran berasa dingin (mungkin karena berangkat malam), setidaknya sampai Tasik, dimana setelah lewat stasiun ini, saya mulai kegerahan. Trus, selain kursinya sedikit lebih nyaman, setiap baris kini dilengkapi dengan steker listrik (yang dulu-dulu sepertinya jadi nilai tambah kelas eksekutif saja, cmiiw), pedagang asongan ternyata masih bisa berkeliaran, tapi tidak ada pengamen. Harga tiket berangkat masih harga lama, tapi tiket kereta pulang [KA Pasundan] sudah harga baru.
Membandingkan Kahuripan dan Pasundan, saya merasa Kahuripan lebih nyaman. Mungkin karena waktu perjalanannya juga sih. Kami naik Kahuripan dari awal, perjalanan berlangsung malam hari, sementara Pasundan berangkat dari Surabaya, kami naik di tengah perjalanan, siang menjelang sore, dimana udara dalam gerbong sudah 'terpanaskan'.
Kahuripan berudara lebih sejuk, pedagang tidak sebanyak di Pasundan. Pada perjalanan pulang dengan Pasundan, orang-orang yang laIu-lalang lebih banyak, beberapa diantaranya tampak mencurigakan, sehingga tidur pun tidak bisa tenang. Secara keseluruhan, saya juga merasa Kahuripan agak lebih bersih, kalo ini sih dipengaruhi penumpang juga kaIi yaa.. Heran deh, para penumpang umumnya masih jorok, buang sampah sembarangan di lantai, padahal sebetulnya setiap beberapa waktu ada petugas kebersihan yang berkeliIing mengumpulkan sampah dan menyapu lantai. Apa susahnya sih ngumpuIin duIu sampahnya. Kalo tidak di lantai, ada juga yang inisiatif buang sampah ke luar kereta lewat jendela yang terbuka (kalo yang ini sempet bikin saya sedikit terbawa perasaan gara-gara seorang ibu yang mengaku guru terang-terangan mengusulkan praktek ini ;p).
Penginapan: Indonesia Hotel di JaIan Sosrowijayan no. 9, tarif kamar standard (fan+kamar mandi dalam) untuk 2 orang adalah 85ribu, 25ribu untuk tiap orang tambahan. Harga ini naik per 01 September, tarif kamarnya jadi 95ribu, sedangkan biaya tambahan seingat saya sih tetap.
Penginapannya cukup bersih dan nyaman, termasuk salah satu dari sepuluh penginapan murah yang direkomendasikan situs info wisata yogyes, cukup lah kalo hanya untuk tidur, mandi, dan menyimpan baju ganti.
Transportasi dalam kota: sepatu (waktu jalan kaki ;p), bus TransJogja, becak, dan taksi.
Fasilitas umum di kota ini; trotoar, bus, dsb. Iumayan mendukung buat berkeliling, ini salah satu alasan mengapa kota ini selalu ngangenin, selain tujuan-tujuan wisata yang lumayan berdekatan, sehingga memudahkan untuk dijelajahi dalam waktu yang relatif singkat.
Tujuan: keliling kota saja ;p Menyertai salah satu teman dalam perjalanan perdananya.
Menjelajahi Prambanan dan Ratu Boko, mengelilingi banteng Vredeburg, melihat Tugu - titik nol-nya Jogja, yang konon menjadi titik pertemuan antara Merapi, Keraton, dan Pantai Selatan (cmiiw), mencicipi nasi kucing dan Kopi Joss di angkringan, menyusuri Jalan Malioboro dan mampir di Pasar Beringharjo.
Cuaca: Panas!!!! hehe...
-looking forward for the next trips to come..-
Published with Blogger-droid v2.0.10

No comments:

Post a Comment