Thursday, May 22, 2014

petualangan rasa ;D

Seingat saya, ini kali pertama saya makan sup ikan. Prestasi tersendiri ketika sup ikan perdana itu bukan sembarang sup ikan, tapi konon terlezat seantero Batam. Keren ya? Bahkan, yang lebih keren lagi, makannya ngga pake bayar, karena ditraktir :D Makin lengkap deh kenikmatannya :)

Tersebutlah Rumah Makan Yong Kee yang terletak di Kompleks Nagoya City Center. Penampakannya berupa bangunan dua lantai, kalo ga salah sebelahan dengan toko mas. Ini adalah rumah makan masakan Cina. Menu andalannya yang paling terkenal adalah Sup Ikan, bahannya dari ikan tenggiri.

Kemarin saya ditawari sup ikan atau sup ikan-udang (campur), trus saya pilih opsi kedua. Ternyata, isinya ngga cuma ikan dan udang, tapi ada cumi juga, selain potongan tomat dan sawi. Iih.. itu cumi ada tentakelnya.. keliatan tuh si bulatan-bulatan penghisapnya.. agak segan buat makan cuminya, tapi kalo ngga dimakan sayang, soalnya potongan cumi di mangkok saya lumayan banyak. Dilema.. tapi akhirnya nyobain juga makan cumi basah, ih kaya karet, ngunyahnya cepet-cepet, takut mual.. alhamdulillah berhasil, cuma tersisa satu potong cumi yang ngga dimakan, karena nasinya, ikan, udang, dan potongan sayurnya udah habis.

Harga: satu porsi sup ikan dijual 35 ribu, sedangkan sup campur harganya 37 ribu (apa sebaliknya ya? Ya gitu lah, maklum kalo dibayarin ngga begitu ngeh sama harga ^_^v). Porsinya emang lumayan sih, mangkoknya besar, tapi porsi nasinya ngga terlalu banyak. Kuah supnya bening, rasanya segar tapi agak tawar, jadi pas banget ditambahin kecap-asin-dengan-rawit-potong yang disediakan. Enaaaak!!! Enak bangeeet!! Kayanya bakal lebih enak kalo makannya sup ikan aja, tanpa tambahan udang dan cumi. Slurp..jadi salivasi lagi deh.. ;P

Ini dia penampakannya.. menggugah selera ya?! :)

Wednesday, May 7, 2014

going Solo: memijak bumi menjunjung langit!

Legfie di Balai Soedjatmoko - Gramedia
into the light..
Pengalaman pertama bepergian soliter..
Deg-degan, banyak blundernya ;p tapi menyenangkan juga sih.. yang pasti, butuh komitmen tinggi, karena cuma bisa mengandalkan diri sendiri.. 

Setelah dijalani ternyata ngga terlalu semencemaskan dan semenakutkan seperti yang dibayangkan, biasa aja sih, meski mungkin butuh waktu buat terbiasa dan menjawab pertanyaan ketika bertemu orang lain: kenapa sendiri aja?? :D

Museum Radya Pustaka dan beberapa koleksinya
Masuk sini cuma bayar sepuluh ribu: masing-masing lima ribu buat tiket masuk dan tiket kamera
Menyimak perjalanan panjang sehelai kain batik di Museum Batik Danar Hadi
Tiket masuknya dua puluh lima ribu, sangat sepadan dengan pengalamannya, begitu masuk, kita ditemani seorang pemandu yang bercerita sejarah batik sejak abad 18-an, filosofi yang terkandung dalam motif batik, dan metode pembuatannya, sambil menyaksikan langsung koleksi setiap jenis batik, motif batik desain noni Belanda, batik Cina, batik Keraton, dst., ditutup dengan kunjungan ke area produksi. Di area museum tidak boleh memotret, kalo di area produksi diperbolehkan.
Jadi turis beneran: keliling kota selama dua jam (hanya) dengan dua puluh ribu rupiah
Indeed.. Life is beautiful!! :D 
*terlepas adanya tragedi sebagaimana digambarkan secara tidak jelas di postingan yang kemarin -_-"

Tuesday, May 6, 2014

in memoriam.. T_T

Hmfh...
Maafkan kita tidak berpisah baik-baik..
Aku akui akhir-akhir ini kamu kurang diperhatikan yaa..
Bahkan aku sudah punya rencana dan mulai melirik yang lain untuk menggantikanmu..
Dengan latar belakang itu, kejadian ini rasanya nyaris seperti disengaja ya?
Seakan-akan aku mencampakkanmu..
Begitukah? Bahkan aku tak yakin..
Yang jelas, kejadian ini tidak pernah terbersit aku lakukan..
Sempat berpikir juga barangkali ini semacam karma atas energi positif-di-muka yang sudah aku terima sebelum ini..
Atau barangkali semacam akun penyesuaian untuk menihilkan tabungan energi negatifku..
Mungkin lebih baik bila berusaha berbaik sangka saja..
Kehilanganmu mungkin suatu pertanda untuk mendapatkan pengganti yang lebih baik..
Insya Allah.. mudah-mudahan demikian.. aamiin..

Akhir kata, di mana pun kini engkau berada, semoga kehadiranmu membawa manfaat yang lebih besar bagi orang-orang di sekelilingmu..
Aku akan berusaha untuk ikhlas.. T_T

Dan..hanya inilah kenangan yang tersisa.. hwaa.. jadi berasa sediiiiih....


Monday, May 5, 2014

Rinjani: ransum

Menu ransum di Rinjani sungguh mewah. Bagaimana tidak, dari Bandung kami berbekal buah jeruk, apel, dan anggur, juga makanan-mudah-masak semacam sarden kalengan. Sementara sebagian besar logistik lainnya dibeli di Sembalun: beras, telur, daging ayam, tepung terigu, pisang, kentang, ikan teri asin, tahu, tempe, buncis, wortel, minyak goreng, cabe rawit, dst.

Bekal dari Bandung (bagian saya saja)
Menu hari pertama
makan siang: mi rebus-telur rebus-sayuran, makan sore menjelang malam: nasi goreng dan ayam, tempe, tahu goreng dan telur ceplok
Menu hari kedua
makan pagi: (ceritanya) pancake pisang, makan siang: mi goreng-ayam, telur, tempe goreng-telur ceplok, makan malam: telur dan sayur kuah kari
Menu hari ketiga
makan pagi: pancake (lagi), makan siang: nasi-sarden-telur dadar, makan sore: kentang goreng sebagai appetizer (sambil nunggu bapaknya masak ;p), nasi dan teri goreng, telur, tempe dan tahu goreng, dan tumis labu pedas dilengkapi mi goreng-dengan-sedikit kuah :D
Menu-menu ini dimasak sama porter kami. Masakan bapaknya enak deh, atau selera kami yang mudah terpuaskan :D Yang jelas sih, dengan menu yang relatif komplit dan waktu makan yang teratur, kayanya saya justru merasa lebih ternutrisi selama naik gunung..
Gara-gara menu ini, kami jadi agak susah move on setelah berada di peradaban. Setelah turun gunung, secara ngga sadar (atau sadar ya?!), kami masih juga memilih menu yang mirip dengan menu di atas.. dan masih aja masakan bapak porter yang lebih enak! :D