Jangan menilai buku dari sampulnya (literally), begitulah, tapi sekarang-sekarang kan di toko buku biasanya bukunya dibungkus plastik, kadang-kadang ada juga sih semacam 'sampel' yang plastiknya sudah dibuka, jadi kita bisa ngintip dulu isinya, sebelum memutuskan akan membeli, tapi biasanya itu buat buku yang laris atau yang baru.
nah, bulan lalu, tanpa ngintip isinya, saya beli The Paladin (Brian Garfield, Ufuk Press), covernya gambar anak kecil, mungkin usia 8-9 tahun (liat di sini, siapa tau penasaran), dengan tagline 'Kisah Seorang Anak Kecil Yang Menjadi Agen Rahasia Perang Dunia II' ditambah catatan KISAH NYATA, tentu saja saya pun tergoda. Entah kenapa, saya menggemari buku atau film tentang PD II, kayanya siy sejak saya kepincut sama Major Winters di Band of Brothers :D
Overall, ceritanya siy seru, alurnya menegangkan, kebayang dong gimana berisikonya pekerjaan seorang mata-mata, apalagi mata-matanya anak kecil, ada bagian yang nyeritain penyiksaannya juga. Tapi ada beberapa hal yang mengganggu, sehingga kecepatan membaca saya juga rasanya jadi berkurang. Pertama, terjemahannya terlalu berasa, ngga tau dalam bahasa aslinya bagaimana, tapi kalimat-kalimatnya terasa kurang beremosi, akibatnya saya beberapa kali terpaksa membaca ulang beberapa paragraf gara-gara kalimatnya berasa seperti laporan atau cukilan textbook. Trus, yang kedua, anak kecil protagonisnya ternyata ngga anak-anak banget, usianya di misi pertama adalah 15 tahun, ngga sinkron sama usia anak yang ditampilkan di sampul. Yah, usia 15 tahun memang kategori anak, tapi kan usia segitu udah ngga begitu kecil, apalagi buat bule. Jadi, mestinya taglinenya: 'Kisah Seorang Anak Yang Menjadi Agen Rahasia Perang Dunia II'.
Begitulah..
No comments:
Post a Comment