Sunday, March 31, 2013

i'm an alien (?)

-Seperti saya, kamu berbeda. Seperti kamu, saya pun normal.-
Saya bukan tipikal pengobrol dan bukan juga tipikal yang mudah akrab. Jangankan ketemu orang baru atau temen lama yang udah lama ngga ketemu, ketemu temen saja saya masih sering bingung apa yang harus saya bicarakan. Ujung-ujungnya, mungkin ada beberapa orang yang menganggap saya judes, atau terlalu cuek, bahkan ada juga yang menganggap saya ngga antusias (atau mengutip kata-kata seorang teman, kurang ekspresif - curcol bangeet :D).
Argumen saya? Oh, perlukah saya berargumen? Well, kalimat yang tepat, mungkin: you may think you know me, but you don't know who i am.. Even myself still struggling to figured out who am i exactly (jiaah..geje banget ya?! :D)
Dalam suatu pelatihan di tempat kerja, saya diberitahu satu bagian penting dari menjadi manusia adalah mengenal diri sendiri, knowing yourself. Ada tiga tahap mengenal diri. Pertama, self awareness, mawas diri atau sadar diri, bisa dilakukan dengan introspeksi atau kalo lebih berani, bisa nanya orang-orang di sekitar kita, hasil observasi mereka terhadap kita, tapi kalo nanya, kita harus siap dengan respon mereka, bisa jadi berupa pujian atau kritikan, apa pun itu, kita mesti berlapang dada.. (ngomong mah ya gampang ya? Dilakukan juga gampang kok! *positive-thinking ceritanya :p). Biar lebih terpercaya, akan lebih baik kalo orang yang kita tanyai cukup bijak dan bisa objektif dalam mengemukakan pendapatnya, dan yang paling penting, mau untuk jujur.
Nah, setelah mengetahui diri, tahap kedua adalah self acceptance, menerima segala kualitas positif dan negatif yang kita miliki. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, intinya sih ya lebih bersyukur dan mengembangkan sikap positif, sehingga kita akan lebih mencintai dan menghargai diri sendiri.
Sampai di situ saja? Ya ngga lah.. Langkah ketiga, self improvement. Setelah tau dan menerima, kita juga harus berusaha untuk meningkatkan kualitas positif dan meminimalkan kualitas negatif yang kita miliki. Ini sesungguhnya adalah inti dari perjalanan kita sebagai manusia. Serius banget ya? Ngga saya banget :p
Tampak ngalor ngidul, padahal maksud saya bukan mau cerita pelatihan. Tapi ya selingan aja, siapa tau bermanfaat :)
Balik lagi ke sifat saya yang ngga bisa ngobrol dan kurang ekspresif itu.. Akhir-akhir ini, saya jadi lebih ngeh dengan kecanggungan saya bersosialisasi. Damn!! Melihat orang lain yang bisa bicara panjang dengan teman seperjalanan yang baru ketemu di kereta, mendengar kakak saya yang bisa ngobrol seru dengan saudara suaminya, sementara ternyata saya ngga begitu sering ngobrol sama dia, tertegun diam seribu bahasa saat berada di hadapan orang yang saya pikir...ya gitu deh.. [sedikit penjelasan, siapa tau orang yang dimaksud nyasar kemari dan khilaf membaca postingan ngga penting ini: adalah salah bila dia menganggap saya tidak nyaman bersamanya, sesungguhnya saya tidak nyaman bercerita tentang diri saya sendiri, karena saya terlalu takut pada pandangan atau penilaian orang lain terhadap saya. Daaan..satu lagi, saya tipikal orang yang nyaman sebagai pendengar, saya sudah cukup puas mendengarkan. There..i said it :)]
Suatu ketika, selepas perjalanan melongok suatu gua karst di Pacitan sana, saya bercerita pada teman saya (perasaan sih dengan cukup antusias :p), betapa menakjubkan ornamen-ornamen gua itu.. Stalagtit panjang bermeter-meter yang pertumbuhannya maksimal 3mm per tahun. Bayangkan! Butuh berapa puluh atau ratus tahun untuk suatu stalagtit tumbuh hingga sepanjang 5 meter? Tapi, temen saya ngga merasa takjub kaya saya tuh, dia juga ngga merasa itu sesuatu yang keren.. Jadi..entah metode komunikasi saya yang bermasalah atau mungkin dalam suatu percakapan, memang butuh juga kesamaan minat pada bahan pembicaraan. Hal ini tampak saat saya dan teman-teman kuliah saya bisa ngobrol seharian tentang banyak hal yang pada umumnya ngga begitu penting, tapi kami minati :D
Soal kurang ekspresif, temen saya menggambarkan dengan ungkapan lain: lempeng. Well, it's totally my bad, saya berusaha juga sih, tapi ya mungkin masih jauh banget dan hasilnya ngga keliatan. Yang jelas, saya masih kesulitan menunjukkan perasaan atau emosi secara serta merta, rasanya kalo saya seperti itu, artinya itu bukan saya.. Bukankah Sting menganjurkan kita untuk menjadi diri sendiri apa pun yang orang lain katakan? :D
Well, cuma pembenaran saja sih :) terinspirasi dari materi pelatihan, Englishman in New York-nya Sting, dan kecanggungan saya :D
Published with Blogger-droid v2.0.10

Thursday, March 14, 2013

i wont give up

When I look into your eyes
It's like watching the night sky
Or a beautiful sunrise
Well, there's so much they hold
And just like them old stars
I see that you've come so far
To be right where you are
How old is your soul?
Well, I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up
And when you're needing your space
To do some navigating
I'll be here patiently waiting
To see what you find
'Cause even the stars they burn
Some even fall to the earth
We've got a lot to learn
God knows we're worth it
No, I won't give up

I don't wanna be someone who walks away so easily
I'm here to stay and make the difference that I can make
Our differences they do a lot to
teach us how to use the tools and gifts we got, yeah, we got a lot at stake
And in the end, you're still my friend at least we did intend
For us to work we didn't break, we didn't burn
We had to learn how to bend without the world caving in
I had to learn what I've got, and
what I'm not, and who I am

I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up, still looking up
Well, I won't give up on us (no I'm not giving up)
God knows I'm tough enough (I am
tough, I am loved)
We've got a lot to learn (we're alive, we are loved)
God knows we're worth it (and we're worth it)
I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up

Kadang-kadang, diantara sekian peristiwa hidup dan lagu-lagu yang beredar, ada satu masa di mana suatu lagu dapat mewakili suatu peristiwa hidup.

Dari wikipedia, Jason Mraz bercerita tentang lagu ini..
"'I Won't Give Up' was written selfishly. As many of my songs are, I write for the purpose of understanding what the hell's going on in my life, my position in the world, processing that lesson and that miracle that I'm learning. Seeing it on the page, proving to myself that I understand the lesson, that I'm applying it to my life, and that I can move on. Ultimately it was about, you know, regardless of what happens in this relationship, I don't have to give up on loving this person, or loving myself, or give up on whatever my dreams are.
Even though its written through the filter of relationships, it's not necessarily specific for relationships. For me, the true meaning exists in the bridge saying 'I don't want to be someone who walks away so easily, I'm here to stay and make a difference.' That is for all of us. We all have something that we're fighting for or that we're striving for.
Whether we want to coach our soccer team to victory or lose five pounds in a month, whatever it is, there's nothing too small worth fighting for and there's nothing too big worth going after.

Seperti Jason Mraz bilang: 'I don't wanna be someone who walks away so easily, I'm here to stay and make the difference that I can make', dalam beberapa hal saya seringkali keras kepala dan ngga mudah menyerah, semoga saja ini suatu sikap yang baik ya?! Aamiin..

Ngomong-ngomong, ngga nyambung sama paragraf di atas, tadi sore belajar tenkan, saya terjemahkan dalam bahasa saya: belajar tentang mempertahankan keadaan tanpa gaya tarik atau pun gaya dorong, kalo secara fisika mungkin artinya resultan F (gaya) = 0 (nol), susaaah...
Bila filosofinya diaplikasikan dalam kehidupan, kayanya bakal enteng banget perjalanan hidup ini.. Living our lives effortlessly.. Ooh..tampaknya menyenangkan sekali.. :)
Satu hal yang sering saya lupakan.
Nah, selamat menikmati hidup yaa!! Mengutip lagi Bang Jason, apa pun itu, ngga ada yang terlalu sepele untuk diperjuangkan, dan ngga ada yang terlalu besar untuk dikejar..

Published with Blogger-droid v2.0.9

Monday, March 11, 2013

journey to the east, then (back) to the west

Ke timur: durasi kurang lebih 22 jam: tiga stasiun kereta, tiga kota, dan empat terminal bus. Pertama, ngacir dari kantor, ke Stasiun Bandung, naik Mutiara Selatan (pergi tepat waktu tapi dapet bonus perjalanan ekstra dua jam dari jadwal), kejutan seru di Stasiun Surabaya Gubeng (yang pertanggal 01 Maret kemarin dibagi jadi dua, Gubeng Lama - khusus kereta-kereta ekonomi - dan Gubeng Baru - khusus para penumpang kereta bisnis dan eksekutif), bonus lagi jalan kaki muter dari Gubeng Baru ke Gubeng Lama, menemukan kenyataan yang menggagalkan rencana untuk menikmati AC di Panataran. Maka, dari Gubeng Lama lanjut ke terminal Purabaya (Bungurasih), terkesan dengan pengaturan terminal yang rapi dan informasi yang cukup jelas, menumpang bus patas sampai Arjosari, ngangkot ke Landungsari, trus ngangkot lagi ke terminal batu, ngangkot lagi dan berakhir di penginapan sekitar jam tiga sore.
Dua malam kemudian...
Ke barat: bermanja-manja dengan alibi bawaan bertambah, dari penginapan menumpang taksi ke Stasiun Malang, menumpang Malabar di kelas bisnis (yang ternyata dilengkapi penyejuk udara), berangkat sesuai jadwal, jam 16.45, dan sekarang masih di Stasiun Baron. Mudah-mudahan nyampe Bandung sesuai jadwal juga. Aamiin :)

Published with Blogger-droid v2.0.9

Wednesday, March 6, 2013

insight!!

Engkau yang sedang melayang gamang dalam perasaan cinta, dengarlah ini…

Dibutuhkan keberanian yang besar untuk melangkah maju dan menyampaikan keaslian perasaan cintamu kepadanya.
Dan,
Dibutuhkan keberanian yang lebih besar untuk memintanya hidup berbahagia dan menua bersamamu.
Tapi,
Dibutuhkan keberanian yang sangat mengagumkan besarnya untuk mundur dan membebaskan orang yang kau cintai, jika kebersamaan dengannya hanya akan memburukkan kehidupanmu berdua.
Cinta adalah tenaga kehidupan, yang hanya berperan baik bagi jiwa-jiwa yang saling mentautkan hati dalam persahabatan yang mesra dan penuh hormat.
Jika engkau diharuskan memilih antara cinta dan kebahagiaan, selalu pilihlah kebahagiaan.
Karena,
Di mana ada cinta, seharusnya ada kebahagiaan.
Yang selain itu, hanyalah illusi cinta.

(copas Mario Teguh, tentu saja :D)

Published with Blogger-droid v2.0.9

Friday, March 1, 2013

analogi absurd :P

Berbekal rasa penasaran dan iseng, mencari entri ini di KBBI:

upil n ingus kering dl hidung;
meng·u·pil v mengorek lubang hidung

Trus, penasaran lagi, upil bahasa Inggrisnya apa ya? Di kamus saya: dried snot, dimana snot itu sama dengan nasal mucus.

Bicara soal ngupil, aktivitas ini adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan, sebetulnya. Kepuasannya, buat saya sih-maaf klo terbaca menjijikkan- tapi rasanya gimannaaa gitu :) Kegiatan ini sebetulnya manusiawi kan? Tapi biasanya akan lebih baik dan lebih sopan kalo tidak dilakukan di muka umum.
Eniwei.. tau efek mimic atau refleksi atau apalah itu istilahnya, dimana seseorang melihat orang lain melakukan sesuatu dan orang tersebut secara tidak sadar ikut melakukan sesuatu itu? Ngupil juga jadi salah satu aktivitas yang mengundang efek ini loh.. Ini yang terjadi tadi waktu saya di angkot menuju pulang.. Berhubung angkotnya agak kosong, jadi bisa lebih leluasa ngupil (diusahakan sesopan dan setertutup mungkin kok), ngga taunya si bapak yang ada di angkot kayanya ngeliat, karena pas saya liat, dia tampak asik lagi ngupil juga.

Intinya apa ya? Ngga ada sih, cuma mau cerita aja sebenernya, entah ini analogi yang tepat atau ngga, tapi secara pribadi, ngupil tuh sensasinya agak mirip sama naksir orang, tidak untuk dipublikasikan dan kesenangannya cuma bisa dirasakan sendiri.. Jadi, pas ketauan sama orang lain, jadi memalukan.

Published with Blogger-droid v2.0.9