Wednesday, July 3, 2013

Self-reminder: sholat!! yuk? :)


Kadang-kadang, saat sedang tidak bugar secara mental ;p, suka bertanya-tanya sendiri dan bingung, kenapa sih harus sholat.. Karena kadang ngga relevan juga gitu, sholat rajin, tapi ya maksiat juga bisa dilakoni.. Padahal kan katanya sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar..harusnya.. 
Ternyata, bukan saya aja yang berpikir begitu, pernah ada yang mempertanyakan hal yang sama di suatu majelis, dan kemudian sang ustadz menjawab, kurang-lebih begini intinya: sholat itu tidak menjamin seseorang menjadi baik, tapi ya kalo melakukan sholat aja masih kurang baik, apalagi kalo ngga sholat.. 
Sebagai pengingat buat diri sendiri, berikut cuplikan dari Sudah Benarkah Shalatku? mengenai kedudukan sholat. 
Shalat diwajibkan saat Nabi saw. Isra mi'raj. Ibadah shalat diperintahkan langsung oleh Allah swt., ini berarti shalat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam, sehingga setiap Muslim seharusnya memiliki perhatian besar dan kesadaran yang sangat tinggi terhadap shalat. Arti penting shalat yaitu: 

1. Shalat sebagai Tiang Agama 
Tiang merupakan penyangga utama sebuah bangunan. Tanpa tiang, tidaklah akan berarti seluruh bagian bangunan, sehebat dan semewah apa pun. 
Begitu pula dengan agama, bagian-bagian dari bangunan agama adalah segala bentuk amal ibadah lainnya yang disyariatkan oleh agama. Untuk menjadikan bangunan agama itu tegak dan menjulang megah, diperlukan tiang yang kokoh. Tiang itu adalah shalat. 
Sabda Rasulullah: '…pokok segala urusan adalah Islam. Barangsiapa yang masuk Islam, dia akan selamat; tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah jihad…' [H.R. Tirmidzi] 

2. Shalat sebagai Benteng Terakhir 
Benteng adalah alat pertahanan dan simbol dari sebuah kekuatan. Dengan demikian, jika shalat sebagai benteng terakhir telah diabaikan, kaum Muslimin akan terpuruk dan hancur berkeping tak bersisa. 
Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Khalifah Umar bin Khattab ra. mengirim surat kepada seluruh gubernur. Surat itu berisi pesan agar senantiasa memerhatikan shalat, karena bila salah seorang di antara mereka telah mengabaikan shalat, mereka dipastikan akan mengabaikan urusan-urusan yang lain. 
Rasulullah saw. bersabda: 'Sesungguhnya akan terlepas ikatan-ikatan Islam satu per satu. Setiap kali ikatan lepas, manusia akan bergantung pada ikatan berikutnya; ikatan yang paling awal terlepas adalah hukum, dan yang terakhir adalah shalat.' [H.R. Imam Ahmad dan Ibnu Hibban] 

3. Shalat sebagai Identitas Keislaman 
Identitas sangat penting bagi semua orang karena identitas akan menjadi bukti atas pengakuan resmi seseorang. Jika ada seseorang mengaku beragama Islam, apa buktinya? Buktinya adalah dengan melaksanakan shalat. 
Jadi, seseorang mengaku Islam tetapi tidak shalat, wajar bila diragukan keislamannya. Bahkan, Rasulullah saw. menilai garis pemisah Muslim dan kafir adalah meninggalkan shalat. 'Ciri yang membedakan seseorang dengan kekufuran adalah meninggalkan shalat.' [H.R. Muslim] 

4. Shalat sebagai Amalan Pertama yang akan Dihisab 
Sabda Rasulullah saw.: 'Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya beres, dia akan bahagia dan selamat, dan jika shalatnya rusak, dia akan celaka dan rugi.' [H.R. Tirmidzi] 
Riwayat lain menyebutkan, 'Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya beres, akan beres juga seluruh perilakunya, dan apabila shalatnya rusak, akan rusak pula segala perilakunya.' [H.R. Thabrani] 
Keterangan tsb. menegaskan peranan penting shalat yang berfungsi sebagai katalisator yang menentukan apakah amalan seorang hamba beres atau rusak. 

5. Shalat sebagai Sarana untuk Merawat Fitrah 
Manusia lahir dalam keadaan fitrah, artinya berkecenderungan baik dan beragama Islam [Q.S. Al A'raaf (7):172, Dan (ingatlah), ketika Tuhan-mu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), 'Bukankan Aku ini Tuhan-mu?' Mereka menjawab, 'Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.' (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, 'Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan Tuhan).'] 
Diakui dengan proses waktu dan sosialisasi dalam kehidupan, fitrah tsb. sangat mungkin ternodai dosa dan kemaksiatan sehingga kualitas fitrah akan mengalami penurunan, bahkan menjadi rusak. Karena itu, perlu suatu fasilitas untuk menjaga kesucian fitrah, yaitu dengan ibadah shalat. 
Ciri fitrah berkualitas prima adalah keyakinan akan menemui Tuhan dan akan kembali kepada-Nya. 
Firman Allah: 'Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.' [Q.S. Al Baqarah (2):45-46] 

6. Shalat sebagai Obat Penyakit Hati 
Manusia memiliki sejumlah sifat mulia, diantaranya jujur, syukur, dan pemaaf. Namun, di samping itu, manusia juga memiliki sejumlah sifat buruk, seperti putus asa, kikir, dan sombong. Shalat bisa menjadi sarana mengobati sifat-sifat buruk manusia. 
Firman Allah: 'Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah lagi kikir. Apabila ditimpa kesusahan, dia berkeluh-kesah, dan apabila mendapat kebaikan, dia amat kikir; kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.' [Q.S. Al Ma'aarij (70):19-23] 

7. Shalat sebagai Sarana Pencuci Dosa 
Tidak ada manusia yang steril dari dosa. Setiap hari, pasti ada dosa yang dilakukan, disadari ataupun tidak disadari; dosa kecil maupun dosa besar. Shalat bisa menjadi alat pembersih untuk dosa-dosa kita. 
Sabda Rasulullah saw.: 'Bagaimana pendapat kalian, andaikata sebuah sungai berada di rumah salah seorang di antaramu dan kamu mandi di sana lima kali dalam sehari, apakah masih tertinggal kotoran pada badannya?' Mereka berkata, 'Tidak ada kotoran yang tertinggal pada badannya.' Beliau bersabda, 'Maka demikianlah perumpamaan shalat lima kali, Allah menghapus kesalahan-kesalahan.' [H.R. Muttafaq'alaih] 

8. Shalat sebagai Pencegah Maksiat 
Semua manusia berkecenderungan untuk berbuat baik dan berbuat salah. Apabila dorongan baik mendominasi, maka muncul perilaku mulia. Namun, bila dorongan buruk yang dominan, maka muncul perilaku nista. Shalat dapat menjadi energi untuk mencegah seseorang terjerumus pada perbuatan nista. 
'Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan, sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.' [Q.S. Al 'Ankabuut (29):45] 
Melihat kedudukan shalat yang begitu agung dan urgen, maka siapa pun yang menyia-nyiakan shalat, berarti dia sudah siap berhadapan dengan sanksi yang cukup berat," 'Apa yang menyebabkan kamu masuk Neraka Saqr?' Mereka menjawab, 'Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat dan tidak pula memberi makan fakir miskin.'" [Q.S. Al Muddatstsir (74):42-44] 
Selanjutnya, Allah memberikan predikat munafik bagi mereka yang melalaikan dan riya (pamer) dalam shalatnya. 'Sesungguhnya orang-orang munafik itu … apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah, kecuali sedikit sekali.' [Q.S. An-Nisaa' (4):142]

Pengingat aja.. dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan ^_^

No comments:

Post a Comment