Aku ingin putri-putriku menjadi wanita-wanita yang cantik, berhasil, dan baik; dikagumi, dicintai, dan dihormati. Aku ingin mereka mendapat masa muda yang ceria, kemudian menikah dengan baik-baik dan bijaksana, menjalani hidup yang berguna dan menyenangkan, dengan sesedikit mungkin kekhawatiran dan kesedihan yang merupakan cobaan untuk mereka, cobaan yang dinilai pantas oleh Tuhan. Dicintai dan dipilih oleh seorang pria yang layak adalah hal terbaik dan terindah yang bisa didapat seorang wanita. Dengan sepenuh hati aku berdoa dan berharap putri-putriku akan mendapat pengalaman luar biasa itu. Adalah wajar untuk memikirkannya, wajar untuk mengharapkan dan menantikannya, serta bijaksana untuk menyiapkan diri menyambutnya. Jadi, saat tiba waktunya nanti, kau akan siap menghadapi tugas-tugasmu, serta layak mendapatkan kebahagiaan itu. Anak-anakku sayang, aku memang punya ambisi untuk kalian, tetapi aku tidak memimpikan kalian menjadi gadis yang memesona di pesta-pesta, atau menikah dengan pria kaya hanya karena ia berharta, atau tinggal di rumah mewah yang tidak seperti rumah karena rumah itu tidak dihangatkan dengan cinta. Uang memang diperlukan, dan berharga, -dan, jika digunakan dengan benar, uang adalah sesuatu yang mulia. Tetapi, aku tidak akan pernah menginginkan kalian melihat uang sebagai hal yang pertama, atau satu-satunya tujuan, untuk diperjuangkan. Aku lebih suka melihat kalian menjadi istri seorang pria miskin, asalkan kalian bahagia, dicintai, dan merasa nyaman, ketimbang menjadi ratu-ratu di atas singgasana, tanpa kehormatan diri dan kedamaian.
Lebih baik menjadi perawan tua yang bahagia, ketimbang istri yang menderita, atau gadis-gadis yang tidak menjaga kehormatannya dan berkeliaran mencari-cari suami. Kemiskinan tidak akan membuat kekasih yang tulus menjauh.
Pasrahkan hal-hal ini kepada waktu, buatlah rumah ini menjadi rumah yang membuatmu bahagia, agar kau kelak pantas berada di rumahmu sendiri, jika itu ditawarkan kepadamu, dan tetap nyaman berada di sini jika tidak. Ingatlah satu hal, anak-anakku, seorang ibu selalu siap menjadi tempat kalian menceritakan apa pun, seorang ayah menjadi sahabat, dan kami berdua percaya dan berharap bahwa putri-putri kami, menikah ataupun tidak, akan menjadi kebanggaan dan sumber kenyamanan hidup kami.
-Louisa May Alcott-
Catatan: barangkali ini bisa mewakili cita-cita dan harapan setiap orang tua, termasuk bapak dan ibu saya. [meskipun barangkali beberapa hal seperti pesta-pesta agak tidak sesuai dengan konteks, tapi ya intinya tetap relevan sih], simpen ah, siapa tau, barangkali di masa depan nasihat ini bisa saya pake :D
No comments:
Post a Comment