Kebiasaan lama adalah mencari-cari pernyataan negasi atau kontra, bukannya ngga setuju atau berargumen, tapi semata-mata berusaha untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda.
Misal, pernyataan seorang teman: "cinta" [dengan tanda kutip?!] harus logis dan rasional.
Saya: iiih....gateel, pengin ngebahas. Pertama, apakah arti dari tanda kutip pada kata cinta? Adakah cinta tanpa tanda kutip? Apa definisi yang membedakan kedua kata itu?
Kemudian, apa sih arti logis dan rasional?
Menurut KBBI:
lo·gis a sesuai dng logika; benar menurut penalaran; masuk akal
1ra·si·o·nal a 1 menurut pikiran dan pertimbangan yg logis; menurut pikiran yg sehat; cocok dng akal
Logis dan rasional kayanya agak-agak mirip yaah?!
Nah, pernyataan di atas cukup menggelitik saya untuk mencari kontranya, tapi bingung memilih dan menyusun kalimat yang tepat. Hingga beberapa waktu lalu, saya menemukan kalimat yang menurut saya tepat untuk menjelaskan maksud saya, kalimat ini saya kutip dari seorang geolog, konteksnya adalah pembahasan hubungan Adam (sebagai manusia pertama) dan Hominid, menanggapi pembahasan dari sisi sains dan agama yang sulit dijelaskan, dan intinya kita harus puas dengan jawaban: tidak tahu.
Kata beliau: Buat saya, beriman itu ada saatnya harus bernalar sebab kita pun harus bisa menerangkan apa yang kita percayai, dan ada saatnya pula tidak bernalar sama-sekali sebab nalar kita bukan tidak terbatas, cukup dipercaya saja dan selesai.
Well? Karena menurut saya iman dan cinta sama-sama abstrak, kita harus menerima bahwa logika/nalar kita memang terbatas. Cinta tidak harus logis. Titik.
No comments:
Post a Comment