Saturday, December 15, 2012

Menjadi yang termuda: pros & cons

Mengobrol ini-itu dengan seorang teman memunculkan fakta ke-bungsu-an saya, menurutnya saya tidak tampak seperti anak bungsu, konon katanya anak bungsu cenderung ingin menjadi pusat perhatian, ingin didengar, dan senang menonjolkan diri. Benarkah? Saya sih merasa, entah ini ada hubungannya dengan status bungsu atau tidak, saya cenderung keras kepala, pembangkang, dan mau menang sendiri, tapi di sisi lain saya sering merasa berkewajiban menyenangkan dan memenuhi ekspektasi orang lain.
Mungkin juga..saya tidak terlalu bersikap seperti anak bungsu karena jarak usia saya dan kakak saya cukup jauh, minimum 9 tahun, maksimum 17 tahun. Saat saya mulai sekolah di TK, kakak saya sudah SMA, dan saya di rumah berasa anak tunggal.
Keuntungan menjadi anak bungsu diantaranya, orang tua saya sudah lebih mapan secara ekonomi, jadi masa kecil saya relatif lebih sejahtera dibandingkan kakak-kakak saya yang kayanya lebih banyak merana dan sering disuruh ini-itu waktu mereka kecil. Karena sudah lebih berpengalaman, orang tua saya juga menetapkan aturan-aturan yang relatif lebih longgar untuk saya, mereka lebih santai dan ngga begitu banyak cemas. Dulu, waktu kakak saya SMP, belajar bersama di rumah teman akan berujung pada penjemputan. Sedangkan saya, ngga pernah tuh disusul-susul begitu, tapi saya jarang juga sih keluar rumah, dan mungkin saya relatif lebih tidak mencemaskan dibanding kakak saya :D
Di sisi lain, kerugiannya adalah, karena jarak usia yang jauh dengan orang tua, keterhubungan saya dengan mereka ngga sebaik keterhubungan orang tua dan kakak-kakak saya. Waktu saya SD, ibu saya sudah tidak serajin waktu kakak saya SD. Saat itu, kakak saya berambut panjang dan mendapat kemewahan penataan rambut tiap pagi. Waktu saya SD, rambut saya cepak, ngga pernah ditata, cukup disisir, ringkas saja. Waktu saya SMP, Bapak saya sudah pensiun, meski pun waktunya lebih melimpah, tapi interaksi kami tidak sebaik interaksi Bapak dan kakak-kakak saya. Saat kakak saya SMA, nilai rapor mereka dipantau, tiap akhir minggu, biasanya mereka ngumpul dan ditanyai satu-satu. Saya? Cukup diambilkan rapornya saja saat hari pembagian rapor. Untungnya..sepertinya sih saya cukup cocok dengan metode pengajaran kita, jadi memang ngga perlu dicemaskan juga sih :) [keluar deh sifat menonjolkan diri, berarti terbukti ya saya anak bungsu?!]
Bagaimana pun, buat saya lebih banyak enaknya kok jadi anak bungsu. Alhamdulillah yaa :)

Published with Blogger-droid v2.0.9

No comments:

Post a Comment