Monday, January 21, 2013

i dreamed a dream

There was a time when men were kind
When their voices were soft
And their words inviting
There was a time when love was blind
And the world was a song
And the song was exciting
There was a time
Then it all went wrong
I dreamed a dream in times gone by
When hope was high
And life worth living
I dreamed that love would never die
I dreamed that God would be forgiving
Then I was young and unafraid
And dreams were made and used and wasted
There was no ransom to be paid
No song unsung
No wine untasted
But the tigers come at night
With their voices soft as thunder
As they tear your hope apart
And they turn your dream to shame
He slept a summer by my side
He filled my days with endless wonder
He took my childhood in his stride
But he was gone when autumn came
And still I dream he'll come to me
That we'll live the years together
But there are dreams that cannot be
And there are storms we cannot weather
I had a dream my life would be
So different from this hell I'm living
So different now from what it seemed
Now life has killed the dream I dreamed
[Fantine - I Dreamed a Dream]

Awal taun lalu dibuka dengan pengalaman perdana menonton drama musikal Lutung Kasarung. Tahun ini, agak mirip, nonton drama musikal Les Miserables.

Les Miserables adalah sebuah novel sejarah karya Victor Hugo, terkenal, tapi saya belum pernah baca novelnya. Pas liat di wikipedia, katanya novel ini dibagi dalam lima volume, beberapa buku per volume, beberapa bab per buku, total ada 48 buku atau 365 bab. Wow! Kebayang ngga sih, ceritanya pasti sangat rinci.

Adaptasi novel ini yang pernah saya liat adalah film versi Liam Neeson. Ternyata.. Dibandingkan sama bukunya, filmnya hanya mengambil salah satu plot saja dari beberapa plot yang ada dalam novel. Wajar sih, pasti agak ribet kan kalo harus meringkas sekian ribu halaman ke dalam film berdurasi sekitar dua jam. Bagaimana pun, buat saya film ini cukup berkesan kok, apalagi aktornya Liam Neeson, ditambah sama Geoffrey Rush yang sama-sama keren.

Selain film Liam Neeson ini, ada juga versi film serinya yang dibintangi aktor Perancis Gerard Depardieu.. Kalo ini saya baru tau setelah ada temen saya yang cerita, kayanya sih film yang ini lebih setia dengan cerita dalam novel.

Sekarang soal Les Miserables musikal yang sekarang lagi-meminjam istilah Syahrini-terpampang nyata di bioskop-bioskop. Film ini adalah adaptasi dari drama musikal yang sudah dipentaskan sejak tahun 1985. Sepanjang film, semua dialog dinyanyikan oleh setiap tokohnya. Pertama-pertama sih, mungkin karena sayanya aja yang udik dan ngga terbiasa, efeknya sedikit lucu karena agak mengingatkan saya dengan kabaret-kabaret yang biasanya bernuansa komedi. Oh ya, aktor dan aktris film ini semua menyanyikan lagu mereka secara langsung saat pengambilan gambar, ngga pake lip-sync, katanya biar mereka lebih bebas berakting dan hasilnya terlihat lebih alami dan jujur. Gitu deh.. Dan sepertinya cara ini memang berhasil, terbukti dengan keberhasilan Hugh Jackman dan Anne Hathaway mendapat Golden Globe.

Ceritanya sendiri berbeda dengan cerita versi film Liam Neeson yang lebih pendek (versi Liam Neeson berakhir setelah Javert bunuh diri, sementara film yang ini berlanjut sampai Jean Valjeannya mati). Di sini selain cerita kucing-kucingan Jean Valjean dan Javert, ada juga cerita dilema cinta tak berbalasnya Eponine (yang sama sekali ngga ada di versi Liam Neeson), dan cerita revolusi para pelajar. Beberapa lagunya ternyata sudah familiar (kemana aja sih?). Saya baru ngeh, ternyata dialog bernada itu bisa juga membawa efek yang lebih dramatis dan emosional. Saya paling terkesan dengan adegan-adegan kematian yang, menurut saya, romantis. Fantine, melihat bayangan anaknya saat menjelang ajal di rumah sakit, kemudian meninggal dengan tenang setelah dijanjikan anaknya akan dirawat oleh Jean Valjean. Jean Valjean, meninggal di biara setelah bertemu dengan Cosette, arwahnya dijemput oleh arwahnya Fantine, digambarkan berjalan mendekati sumber nyanyian yang mulanya terdengar sayup-sayup.
Nah, favorit saya, adegan mati Eponine. Eponine ini patah hati sama Marius yang ternyata jatuh cinta justru sama Cosette. Karena tau dia ngga punya harapan sama Marius, Eponine ini agak-agak fatalis gitu sepertinya. Dalam kehebohan bentrokan pelajar revolusi dan tentara, dia menyelamatkan Marius dari tembakan tentara dengan menjadikan tubuhnya sebagai tameng. Klise sih, tapi mati dalam pelukan orang yang dicintai, di tengah hujan itu kayanya sesuatu banget..

Adegan favorit saya selain adegan-adegan mati, adalah bagian waktu tokoh Fantine nyanyi 'I Dreamed a Dream' itu sama adegan Eponine nyanyi 'On My Own' sambil hujan-hujanan.

Oh ya, di film ini juga ada Helena Bonham Carter-seperti biasa, beliau aktingnya keren. Soal Russel Crowe sebagai Javert, saya agak setuju sama review di Koran Tempo hari minggu kemarin, katanya (kurang-lebih), mungkin karena beliau ini biasa jadi tokoh protagonis, kegalauan Javert (yang mengalami pertentangan antara memenuhi idealisme dan keyakinan dia dengan kenyataan bahwa orang yang dia buru secara obsesif itu ternyata ngga jahat) sebelum bunuh diri jadi ngga begitu terlihat, hasilnya ya sang tokoh tampak biasa aja, ngga galau-galau banget.

Overall, menurut saya, durasi 158 menit cukup layak kok buat menikmati film ini, ngga nyesel :)

And now I'm all alone again nowhere to turn, no one to go to
without a home without a friend
without a face to say hello to
And now the night is near
Now I can make believe he's here
Sometimes I walk alone at night
When everybody else is sleeping
I think of him and then I'm happy
With the company I'm keeping
The city goes to bed
And I can live inside my head
On my own
Pretending he's beside me
All alone
I walk with him till morning
Without him
I feel his arms around me
And when I lose my way I close my eyes
And he has found me
In the rain the pavement shines like silver
All the lights are misty in the river
In the darkness, the trees are full of starlight
And all I see is him and me forever and forever
And I know it's only in my mind
That I'm talking to myself and not to him
And although I know that he is blind
Still I say, there's a way for us
I love him
But when the night is over
He is gone
The river's just a river
Without him
The world around me changes
The trees are bare and everywhere
The streets are full of strangers
I love him
But every day I'm learning
All my life
I've only been pretending
Without me
His world would go on turning
A world that's full of happiness
That I have never known
I love him
I love him
I love him
But only on my own
[Eponine - On My Own]

Published with Blogger-droid v2.0.9

No comments:

Post a Comment