Ada banyak hal yang saya
lihat atau amati atau temui di perjalanan Bukittinggi kemarin. Ada beberapa hal
yang menurut saya menarik.. Menurut saya loh ya, ngga tau kalo menurut kamu ;p
Pertama.. Kami (saya
dan teman-teman seperjalanan) menyadari ketiadaan minimarket waralaba yang
merajalela itu loh.. Entah Alfamart atau Indomaret, keduanya tidak kami temukan
di sepanjang perjalanan dari bandara, di jalan menuju Painan di Pesisir Selatan,
hingga Bukittinggi, Payakumbuh, Padangpanjang, dsb.
Minimarket yang ada
adalah minimarket bermerek personal, toko-toko kelontong dengan keunikan
masing-masing. Senang rasanya menemukan variasi dan terbebas dari kesan
uniformitas tampilan waralaba ;p
Menurut teman saya,
di Sumbar sepertinya memang tidak ada waralaba minimarket, mungkin saja memang
tidak diperbolehkan atau mungkin penduduknya yang menentang. Dan kemudian, saya
jadi inget, rasanya waktu ke Medan dsk. saya juga ngga menemukan keberadaan
minimarket, ngga yakin juga sih, soalnya waktu itu saya ngga begitu
memperhatikan.
Kedua.. Di sekitar
Bukittinggi, seperti di kota-kota lain, selain ada SPBU besar, ada juga
kios-kios pengisian BBM untuk sepeda motor. Yang menarik, formatnya seragam,
BBM-nya ditampung di dalam suatu tabung transparan berbentuk seperti syringe
besar berskala, nama generik kios-kios ini adalah Pertamini. Ini khas Sumbar
atau di daerah lain di Sumatra juga begini ya? Tadinya sih saya sudah niat mau
memotret salah satu Pertamini ini, tapi kelupaan sampe pulang.
Ketiga.. Saya
mendapati nilai-nilai kekeluargaan orang Minang yang sangat erat, ngga tau ya,
tapi rasanya saya ngga mendapati hal-hal
seperti ini di keluarga Sunda, yah setidaknya di keluarga saya (atau mungkin
keluarga saya aja yang anomali ;p).
Keempat.. Di suatu
persimpangan yang kami lewati, saya melihat sebuah reklame raksasa produk
rokok. Berhubung iklan produk ini tidak diperbolehkan menampilkan gambar
produknya, biasanya gambar atau tulisannya ya ngga begitu nyambung sama
produknya. Di reklame yang ini, tulisannya keren deh, saya sih baru liat versi
ini, tulisannya.. TERIKAT KEBEBASAN. Dalem banget ya?! Ya mungkin frekuensinya
lagi sama dengan gelombang otak saya, jadinya tulisan itu terasa mengena,
hehe.. Jadi mikir deh :)
Apa sih kebebasan
itu? Menurut KBBI, kebebasan artinya keadaan bebas; kemerdekaan. Sementara,
bebas berarti, (1) lepas sama sekali (tidak terhalang, terganggu, dsb.,
sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat, dsb., dengan leluasa; (2) lepas
dari (kewajiban, tuntutan, perasaan takut., dsb.); (3) tidak dikenakan (pajak,
hukuman, dsb.); (4) tidak terikat atau terbatas oleh aturan, dsb.; (5) merdeka
(tidak dijajah, diperintah, atau tidak dipengaruhi oleh negara lain atau
kekuasaan asing).
Melihat definisi
keempat, maka 'terikat kebebasan' berarti terikat oleh ketidakterikatan :D
Keren ya taglinenya? Gimana ya ngejelasinnya.. Hal ini membuat saya berpikir,
kadang-kadang saya merasa ingin bebas dan akan merasa bahagia dengan kebebasan
tersebut. Kemudian, setelah terbiasa bebas, suatu batasan yang ditemui akan
membuat saya merasa terikat, padahal seharusnya, inti dari kebebasan itu adalah
keterlepasan dari ketergantungan pada kondisi bebas atau tidak bebas. Maka,
saat kita merasa suatu batasan mengganggu kebebasan kita, itu sesungguhnya
berarti kita tidak bebas lagi, karena kita sudah terikat dengan kebebasan ;p
Mestinya… bebas ya
bebas, bebas terikat ataupun tidak. Saat kita terikat kebebasan, maka
sesungguhnya kebebasan itu sudah lenyap, kata saya sih :D
Like this, Neng. Mengenai minimarket, saya curiga sejumlah minimarket berjaringan memang cuma ada di Jawa deh. Soalnya, selain di Sumatra--sebagaimana yang kamu paparkan--saya juga ga menemui minimarket tersebut di Banjarmasin. (Tambahan: waktu saya ke Bali lima tahun lalu, cuma ada Circle K. Minimarket berjaringan yang lain ga ada. Menurut pengamatan kamu gimana Neng? Kan kamu baru tahun kemaren ke sana.)
ReplyDeleteMengenai "terikat kebebasan", Jean-Paul Sartre pernah bilang "Manusia itu dikutuk untuk bebas." Bener ga, ya? Singkat kata, saya mengerti maksudmu :)
iya sepertinya, waktu ke Bali, ngga merhatiin, karena emang ngga mencari, hehe.. tapi klo dari cerita temen yang lain, cuma cerita Circle K juga sih.
ReplyDeleteWaah.. kutukan?!!