Saturday, April 28, 2012

soal penduduk tetap

Tadi sore habis berkunjung ke pabrik kata-kata joger. Heboh deh, pengunjungnya banyak banget, berasa lagi di pasar baru. Joger ini lokasinya di jalan kuta, jalannya satu arah dan ngga terlalu lebar, mengingatkan saya sama jalan cihampelas di bandung, sama-sama banyak toko, satu arah, dan jadi tujuan wisata, makanya lalu lintasnya padat-klo ngga bisa dibilang macet. Bedanya adalah kalo di kuta, tokonya ngga punya lahan parkir untuk bis rombongan.

Nah, padatnya lalu lintas di jalan kuta ini bisa berubah macet berkat rombongan wisatawan. Kalo di bandung sih, saya mau ngga mau jadi sering sebel karena kemacetan akhir minggu akibat wisatawan. Jadi kepikiran lagi nih, sebenernya orang-orang yang menetap di daerah tujuan wisata - semisal bali atau jogja - sebel juga ngga ya dengan banyaknya wisatawan di kota mereka? Apa ngga jadi berasa ngga punya privasi? Rasanya kita punya rumah yang ternyata bisa diakses sama semua orang, ngga cuma yang dikenal, tapi juga bisa diakses sama orang yang asing sama sekali.

Bernada keluhan ya?! Ngga kok, hanya sekadar berpikir, boleh kan?!


Published with Blogger-droid v2.0.4

Thursday, April 26, 2012

kiat bepergian paulo coelho

Menjelang bepergian, mari kita simak kiat-kiat yang diberikan Paulo Coelho di buku Seperti Sungai yang Mengalir itu. Lihat di halaman 177-180. Begini kata beliau..

1. Hindari museum-museum, dengan alasan melihat-lihat masa kini tentu saja jauh lebih menarik daripada masa lalu. Mengunjungi museum membutuhkan waktu dan objektivitas, kita mesti sudah tau apa yang diharapkan untuk dilihat, sebab kalau tidak, pada akhirnya kita tidak akan mendapatkan pengalaman yang berkesan. 
Intinya mungkin kunjungannya tidak akan membekas. Ditambah lagi, kalo kata saya sih, sepertinya jika berkunjung di museum di Indonesia, rasanya ngga terlalu menarik - berdasarkan kunjungan ke beberapa museum - atau mungkin ini adalah efek karena saya tidak tahu harus mengharapkan apa yang akan dilihat di museum, atau mungkin karena saya hanya berkunjung secara singkat dan membawa penilaian subjektif.

2. Duduklah di bar-bar yang merupakan tempat paling tepat untuk mengamati kehidupan. Maksudnya bar, yaitu tempat-tempat orang-orang lokal untuk minum, ngobrol, atau sekadar berkumpul. Filosofinya, kita tidak bisa menilai keindahan suatu jalan hanya dengan memandanginya dari luar pintu gerbang.
Kalo di negara kita, bar ini sinonim dengan warung kopi kali ya.

3. Bersikap terbuka. Pemandu tur terbaik adalah penduduk setempat yang tahu segalanya tentang daerah itu, dan merasa bangga pada tempat tinggalnya, tetapi tidak bekerja untuk agen perjalanan mana pun. Keluarlah ke jalan, pilih orang yang ingin Anda ajak bicara, dan tanyakan sesuatu padanya. Kalau tidak berhasil, coba tanya orang lain - katanya dijamin di penghujung hari, kita pasti sudah menemukan teman mengobrol yang menyenangkan.
Cobain? Sepertinya agak susah ya, bukan mustahil sih, yang penting berani. Di masa kini dengan maraknya berbagai modus kejahatan, saya jadi inget pengalaman dulu, waktu ada orang asing yang mendekat, saya sudah waspada siapa tau orang itu mau menghipnotis. Eh, ternyata cuma tanya alamat. Paranoid! Trus, dengan kecenderungan setiap orang sudah pada punya ponsel - yang smart ataupun standar, sepertinya orang-orang cenderung lebih peduli dengan teman di ujung sana, ketimbang orang yang jelas-jelas hadir secara fisik di sekitar mereka. Kalo asik sendiri begitu, bisa ditanyain ngga ya?! Apakah orang-orang ramah masih ada di luar sana?   

4. Cobalah bepergian seorang diri, atau kalau Anda sudah menikah, pergi bersama pasangan Anda. Memang akan lebih berat, sebab tidak ada orang yang mengurusi Anda, tetapi dengan cara ini Anda bisa benar-benar meninggalkan negeri Anda sendiri. Bepergian bersama sekelompok orang berarti berkunjung ke negeri asing tetapi tetap berbicara dalam bahasa kita sendiri, mengikuti arahan apa pun yang diberikan pemimpin rombongan, dan lebih menaruh perhatian pada percakapan antara sesama anggota rombongan daripada tempat-tempat yang Anda kunjungi.
Nah, yang ini mengena banget. Saya belum bisa mengamalkan nih. Terlalu banyak kecemasan - yang mungkin sebenarnya jika dipikir secara rasional, sama sekali tidak beralasan - takut nyasar, mati gaya, dsb. Jadi, selamat ya buat yang sudah bepergian seorang diri. Hebat banget!! Siriiik!! Mau nyobain!!

5. Jangan membanding-bandingkan. Jangan membandingkan apa pun - harga-harga, standar-standar kebersihan, kualitas hidup, sarana transportasi, apa pun! Anda bepergian bukan untuk membuktikan bahwa Anda memiliki kehidupan yang lebih baik dari orang-orang lainnya. Tujuan Anda bepergian adalah untuk melihat bagaimana orang-orang lain menjalani hidup mereka, apa yang bisa mereka ajarkan kepada Anda, bagaimana mereka menangani realitas serta hal-hal yang luar biasa.
Dan tentu saja tujuan bepergian bukan sekadar untuk mengambil foto diri berlatar berbagai objek yang kita kunjungi - dan ujung-ujungnya itu foto dipajang sebagai foto profil di situs jejaring sosial :D (dituliskan dengan gaya belagu dan sok tau ;p)

6. Pahamilah bahwa setiap orang bisa memahami Anda. Walaupun Anda tidak bisa bahasa setempat, jangan takut. Saya pernah berada di tempat-tempat yang tidak memungkinkan saya berkomunikasi dengan kata-kata sama sekali, dan saya menemukan dukungan, bimbingan, saran yang berguna, bahkan teman-teman wanita. Beberapa orang merasa takut bepergian seorang diri, mereka pikir mereka akan langsung tersesat begitu ke luar jalan. Yang penting, jangan lupa membawa kartu nama hotel di saku Anda dan-kalau sampai tidak ada cara lain lagi-Anda tinggal menyetop taksi dan menunjukkan kartu itu kepada sopirnya.
Iya sih, komunikasi kan tidak mesti melalui kata-kata saja. Bahasa tubuh dan ekspresi wajah sepertinya lebih universal (selain bahasa cinta? ;p). Tapi bawa kartu nama hotel dan menunjukkan ke sopir taksi juga belum tentu menjadi akhir yang bahagia, bisa aja sopirnya bukan orang baik-baik-anggota komplotan kejahatan terhadap turis, mungkin? atau seperti yang dialami teman saya, sopir taksinya tidak mengantarkan hingga ke tempat tujuan, atau malah dibawa muter-muter dulu, siapa tau kan? Yah, berpikir positif saja lah ya.. dan berdoa.. :)

7. Jangan berbelanja terlalu banyak. Belanjakan uang Anda untuk hal-hal yang tidak perlu Anda bawa-bawa: tiket-tiket untuk menonton drama yang bagus, restoran-restoran, perjalanan-perjalanan. Zaman sekarang, dengan ekonomi global serta Internet, Anda bisa membeli apa saja yang Anda inginkan tanpa perlu membayar biaya kelebihan bagasi.
Sangat setuju deh kalo yang ini. Jadi, jangan memberatkan teman atau saudara yang bepergian dengan meminta mereka membawakan buah tangan, cukup doakan saja perjalanannya menyenangkan dan berkesan! Atau ikut saja sekalian ;p

8. Jangan mencoba melihat seluruh dunia dalam sebulan. Jauh lebih baik kalau Anda tinggal di satu kota selama empat atau lima hari, daripada mengunjungi lima kota dalam seminggu. Sebuah kota bisa diibaratkan seorang wanita yang sulit didekati. Anda memerlukan waktu untuk menarik perhatiannya, sampai dia bersedia mengungkapkan dirinya sepenuhnya.
Ini juga lagi-lagi mengena, kadang-kadang karena hanya bisa bepergian dalam waktu yang terbatas, saya terlalu terfokus pada jumlah objek yang bisa dikunjungi. Btw, analoginya menarik ya?! Analogi lain, ibarat kuliah di jurusan farmasi-setidaknya di masa saya kuliah bertahun-tahun yang lalu-belajar sedikit tentang ilmu kedokteran, sedikit tentang anatomi, sedikit tentang penyakit, sedikit tentang biologi, sedikit tentang kimia, sedikit tentang teknologi, sedikit tentang kinetika obat, sedikit tentang analisis, dsb., dalam waktu yang singkat, dan akhirnya cuma tau sedikit-sedikit tentang banyak hal, ibaratnya hanya mengenali lapisan terluar dari satu siung bawang, tanpa tau lapisan-lapisan terdalamnya. Tapi yah, sesuai kata salah satu dosen kalkulus, kuliah itu intinya mengajarkan cara belajar, bukan ngasi bahan pelajarannya (kira-kira gitu deh, kata beliau-mungkin perkataan ini dilatarbelakangi rasa frustrasi beliau mengajarkan kalkulus berulang-ulang pada para mahasiswa yang tetap memasang muka bingung setelah sekian kali pengulangan penjelasan) ;p

9. Perjalanan adalah petualangan. Henry Miller pernah berkata bahwa jauh lebih penting untuk menemukan gereja yang belum pernah didengar siapa pun ketimbang pergi ke Roma dan merasa wajib mengunjungi Kapel Sistine bersama dua ratus ribu turis lainnya yang berbicara dengan suara berisik di telinga Anda. Pergilah ke Kapel Sistine, tetapi jelajahi jalanan-jalanannya, gang-gang kecilnya, nikmati kebebasan dalam mencari sesuatu-entah apa, Anda tidak tau pasti, pokoknya sesuatu yang, kalau Anda temukan, pasti akan mengubah hidup Anda.
Siapa Henry Miller? Beliau ini salah satu penulis favorit Paulo Coelho, lihat saja info tentang beliau di wiki.

Akhirnya, selamat bepergian dan mari kita amalkan kiat-kiat di atas. Bon voyage! 


Wednesday, April 25, 2012

hari ini lucu sekali :D

Beberapa waktu lalu, tepatnya sekitar dua bulan lalu, saya mengurus perpanjangan KTP, lebih karena alasan terpaksa, karena kepepet. Pepetan sudah berlalu, saya ngga - ralat, belum - merasa butuh, jadi ya sudah, diendapkan saja itu urusan KTP.

Berikutnya, ada situasi kepepet lagi nih, jadi, lagi-lagi, saya memaksakan diri buat ke kecamatan. Hebat sangat ya kekuatan kepepet itu!

Nah, mengambil keputusan dengan cepat (di luar kebiasaan ;p), saya pergi ke kecamatan deh tadi pagi. Daaan.... Setelah berjalan sekitar 400m, saya melihat keramaian di depan lokasi tujuan saya, banyak polisi dan pemakai seragam-seragam lain berdiri di tepi jalan dan mengatur laju lalu lintas. Mubazir banget deh, beberapa orang berkumpul di pinggir jalan mengatur lalu lintas di sepenggal jalan - mungkin sekitar 50m saja. Sepertinya, justru mereka ini yang membuat lalu lintas jadi agak tersendat.

Tau ngga ada apa?! Ternyata, tadi pagi ada acara peresmian gedung kecamatan itu! Kayanya sih peresmiannya sama walikota, soalnya di depan gedungnya ada baligo besar bergambar muka beliau. Parah banget ya timing saya, di antara puluhan hari kerja dari dua bulan lalu sampai sekarang, saya milih hari ini buat izin dan pergi ke kecamatan yang lagi ngga menyediakan pelayanan karena kantornya lagi diresmikan.

Dan saya hanya bisa ketawa aja, karena selera humornya Tuhan asli Mahalucu :)

Trus gimana ya nasib saya ntar berkeliaran tanpa KTP? Mudah-mudahan ngga ada yang merasa perlu nanyain KTP. Amiin.. Klo ada yang tanya, bakalan percaya ngga ya kalo saya mengaku masih U-17?! :D Amiin lagi saja lah.. ^_^


Published with Blogger-droid v2.0.4

Tuesday, April 24, 2012

hmmm...tentang apa ya?!

Wah, belum hilang benar cedera pergelangan tangan kiri, sekarang ditambahin nyeri otot lengan kanan atas, hmm..mesti lebih hati-hati nih :D

Akhir-akhir ini aktivitas fisik yang dilakukan lebih banyak melibatkan ekstrimitas atas ketimbang ekstrimitas bawah, jadi ya wajar juga sih kalo kecenderungan cederanya pindah ke daerah lengan.

Dulu, karena seringnya jalan kaki, yang sering jadi korban adalah jari kaki, utamanya jari yang deket jempol, beberapa kali mengalami masa peralihan kuku menjijikkan, kukunya terangkat tapi ngga lepas, tapi ngga nempel juga ke ujung jari, jadi ada semacam celah - yang biasanya diisi bekuan darah yang nantinya hilang sendiri klo sudah terbilas air. Lumayan lama loh waktu mengganti kuku ini jadi terlihat normal kembali. Yah, sebenernya kondisinya ngga balik lagi seperti sediakala sih, tapi setidaknya terlihat normal dan ngga menjijikkan. Maaf ya, tulisannya ngga penting (lagi) ;p, ngga membuat jijik kan?!

Sebenernya pengin cerita soal kumpulan tulisan Paulo Coelho itu, tapi gimana ya, bingung ceritanya. Maksudnya, ada beberapa artikel yang relevan dan mengena, tapi biasanya kalo saya cerita, efeknya jadinya biasa aja.. Nanti aja lah ya, dikutip aja, biar maksudnya tersampaikan dengan baik.

Good night, don't let the bed bugs bite.. Adieu.. ^_^


ps. kok berasa kaya nulis diary, ya?! ;p


Published with Blogger-droid v2.0.4

Sunday, April 15, 2012

ser como o rio que flui

Artinya, like a flowing river - seperti sungai yang mengalir.

Baru nih, belum disampul tapi, karena ternyata persediaan sampul mika saya habis :(


Buku ini berisi kumpulan renungan dan cerita pendek, jadi sepertinya akan pas untuk dibaca saat senggang dan tidak harus dibaca secara 'khusyuk' :)


Jadilah seperti sungai yang mengalir,

Hening di kala malam.

Usah takut pada kegelapan.

Pantulkan bintang-bintang.

Jelmakan pula awan-awan,

Sebab awan itulah air, tiada beda dengan sungai,

Maka pantulkan juga dengan suka cita,

Di kedalamanmu sendiri yang tenteram.


-Manuel Bandiera-


Selamat membaca! :D


Published with Blogger-droid v2.0.4

Friday, April 13, 2012

Ceracau jelang siang


Salah satu cara untuk mendapatkan pekerjaan atau profesi yang menyenangkan dan membahagiakan adalah dengan memilih profesi atau pekerjaan sesuai dengan minat dan bakat kita. Teorinya, kalo kita udah punya dasar ‘ketertarikan’ dan keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan, maka kerjaan itu akan terasa lebih menyenangkan, malah mungkin ngga akan kita anggap sebagai pekerjaan lagi, tapi lebih ke panggilan hidup, mungkin.

Pertama, tentang bakat. Sampe sekarang, saya masih bertanya-tanya, bakat saya apa sih? Pertama, mari kita intip KBBI, pengertian bakat (yang relevan dengan tulisan ini) adalah dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir. Kalo berdasarkan definisi tersebut, maka bakat saya adalah tidur. Tapi bakat yang dimaksud kayanya bukan itu deh ;p

Setiap orang dilahirkan dengan membawa potensi masing-masing, semua orang punya bakat. Iya, kan?! Kalo ternyata kita ngga pinter matematika, ngga pinter ngomong, ngga pinter bohong, ngga pinter memengaruhi orang lain, ngga pinter nyanyi, ngga pinter nabung, ngga pinter berkelit, dsb., mungkin bakat kita memang bukan itu. Tapi gimana saya tau? Gimana saya tau kalo saya berbakat di satu hal dan tidak di hal yang lain? Kalo gitu, berarti saya harus mencoba dulu ya? Berarti kemauan untuk mencoba juga jadi semacam ‘filter’ untuk menemukan bakat. Kalo udah ngga mau mencoba, gimana kita bisa punya bakat? Ya ngga sih? Nah, berarti di sinilah peran dari minat. 

Kedua, tentang minat. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Karena ternyata bakat aja ngga cukup. Harus ada minat juga, minat untuk mengembangkan bakat, minat untuk bekerja keras meskipun tau ngga berbakat-berbakat amat. Kalo udah berminat, rasanya meskipun ngga berbakat juga pasti jadinya menyenangkan ya?

Eh, kalo gitu, mana yang penting? Minat atau bakat? Kayanya sih, kata saya, minat dan bakat yang bersinergi efeknya akan optimal, minat tanpa bakat bakalan maksimal, tapi ngga optimal, artinya bakal membutuhkan banyak kerja keras. Sementara bakat tanpa minat ya tampaknya ngga akan membawa kita kemana-mana. Menurutmu?! :D    

Ceracau pagi ini

Banyak hal mengejutkan yang saya temui dalam perjalanan kehidupan saya sejauh ini. Dilahirkan tanpa pengalaman atau pengetahuan apa pun (setidaknya yang disadari dan bisa diingat) – ngga seperti beberapa spesies binatang yang mendapatkan ‘warisan’ pengetahuan dari induknya, sejak kemunculan saya di dunia, semua hal yang saya tau sekarang adalah hasil dari pembelajaran sepanjang hidup – sejauh ini. Ngomong apa sih, kok jadi berasa serius ya?! 

Maksud saya sih, saat belajar dan menemukan pengetahuan baru, seringkali saya terkejut dengan penemuan itu. Misalnya, semester satu di TPB belajar Fisika Dasar, salah satu materi pembahasan adalah ketidakpastian. Dulu saya merasa takjub dengan kenyataan kalo setiap pengukuran memiliki ketidakpastian. Pensil sepanjang sepuluh sentimeter ternyata tidak memiliki panjang tepat sepuluh sentimeter, satu Liter air ngga pasti satu Liter, berat badan empatpuluh kilogram juga ngga pasti segitu nilai benarnya. Jika diperluas, semua hal di dunia kayanya serba nggak pasti! Hal yang pasti adalah ketidakpastian, mirip dengan semua hal berubah kecuali perubahan itu sendiri. Hal keren lainnya yang pernah saya baca adalah penemuan kode biner, meskipun saya ngga begitu ngerti juga sih. Gimana ngga keren, kombinasi dua angka (satu dan nol) memungkinkan penyimpanan data dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan dengan metode analog – gitu deh intinya, kurang-lebih ;p 

Waktu ngobrol dengan temen saya beberapa hari yang lalu, hal yang mengejutkan justru sering datang dari kita sendiri dan sesama manusia. Temen saya cerita, dulu dia pikir semua hal di dunia ini hitam dan putih, kalo ngga jelek ya bagus, kalo ngga jahat ya baik, kalo ngga salah ya benar, dst. Ternyata?! Ya, seiring waktu berjalan, bertambah usia, pengalaman, dll., dunia ini ngga terdiri atas hitam dan putih, ada jutaan ‘warna’ didalamnya. Hal yang mungkin kita anggap salah bisa aja ngga salah, atau salah sekaligus benar. Orang baik ada kalanya berbuat salah, keluarga – yang mestinya jadi orang yang bisa kita percaya – bisa aja berkhianat, temen yang kita anggap sahabat baik bisa aja khilaf dan melukai kita, orang yang nyebelin bisa aja ternyata baik banget dan peduli. 

Tapi, kadang saya merasa pertambahan masa hidup malah membuat saya kebas. Maksudnya, karena merasa sudah lebih banyak tau, rasanya hidup ya mengalir aja, berasa monoton, ngga ada antusiasme, ngga ada lagi unsur mengejutkan. Mungkin inilah yang menjadi penyebab kebutuhan akan pengalaman baru, petualangan, liburan, perjalanan. Kita – well, saya – butuh variasi.

Tuesday, April 10, 2012

monolog hari ini :)

musuh terbesar seseorang adalah dirinya sendiri, iya kan?! iya sih, bener, seringkali tantangan atau faktor penghalang yang terbesar untuk seseorang mencapai harapan dan cita-cita justru adalah dirinya sendiri. ada yang pernah bilang ngga ya kalo selain bisa jadi musuh terbesar, diri sendiri juga bisa menjadi sahabat terbaik seseorang? bisa juga kan, mengingat siapa lagi yang lebih kenal dengan diri kita selain kita sendiri (dan Tuhan)?!  

sekarang-sekarang, saya lagi seneng ngobrol sendiri - di dalam pikiran, bukan ngomong sendiri (meskipun kadang sering juga sih ngomong sendiri, kalo lagi sendiri ;p) - hitung tuh ada berapa kata 'sendiri' di kalimat barusan :D

tadi waktu lagi makan siang, dapet telpon dari nomor tak dikenal, pas diangkat ternyata dari salah satu NGO (Non Government Organization) yang saya dukung. mengingat tempat makannya rame, jadi omongan sang petugas ngga begitu jelas terdengar, tapi intinya sih awalnya menjelaskan program-program mereka yang sudah berhasil, dst., nanya lagi soal alamat pos dan elektronik, dan terutama tawaran untuk meningkatkan donasi. terakhir, dia tanya apakah saya ingin menyampaikan sesuatu. ya udah, teringat pertanyaan si bapak trainer dulu, saya tanya soal apakah NGO ini selain menyelenggarakan aksi dan program-program yang udah dijelasin, memiliki juga program yang bersifat pemberdayaan masyarakat? berhubung rame, jawabannya ngga begitu jelas sih, tapi kayanya sih ngga ada tuh :) 

gara-gara ini, saya jadi kepikiran, kayanya bosen banget ya kerja seperti si penelpon saya itu. kebayang ngga sih, tugas dia nelponin sekian banyak pendukung untuk menyampaikan hal yang sama berulang-ulang, dan saya yakin, kebanyakan penerima telpon responnya ngga akan terlalu antusias. wajar sih, mengingat si penelpon juga pastinya udah ngga begitu antusias juga untuk menyampaikan informasi yang sudah disediakan untuk dia - yang bentuknya saya bayangkan seperti naskah. mending kalo cuma ngga antusias, kalo responnya ngga ramah atau malah jutek, pasti sebel banget deh. secara umum, saya jadi merasa kasian sama orang yang kerja jadi telemarketer - apalagi yang tugasnya nawarin kartu kredit atau produk perbankan lainnya - meskipun ngga tau juga sih, mungkin para telemarketer itu bahagia-bahagia aja, semoga saja begitu :D

tadi dalam perjalanan pulang, di angkot ada sepasang kakek dan nenek yang membawa cucu perempuannya. si cucu dan nenek duduk di bangku belakang supir, dan sang kakek duduk di depan, samping supir. si cucu berteriak (dalam basa Sunda), "nini..nini.." beberapa kali, tapi dicuekin sama neneknya, sampe si kakek ngomong, "eta atuh budak tong ditonggongan", akhirnya sang nenek merespon panggilan sang cucu dengan membalikkan tubuhnya, akhirnya si cucu bilang, "nini.. tingali, korong" (sambil menunjuk ke kaca jendela angkot), ehehe.. gubrak ;p melihat pasangan kakek dan nenek itu, saya jadi inget sama orang tua saya, jadi inget juga sama keponakan-keponakan saya - yang sebentar lagi bakal nambah lagi.. 

akhir-akhir ini juga lagi kepikiran, mengingat kecenderungan saya untuk cepat merasa bosan, apakah suatu saat nanti (halah ;p) suatu aktivitas menyenangkan mungkin akan berubah menjadi membosankan? saat aktivitas menyenangkan itu berubah menjadi rutinitas dan kemudian ngga menyenangkan lagi? eh, memangnya kalo rutin pasti membosankan ya?! ngga ah, banyak kok rutinitas yang menyenangkan, misalnya tidur, gajian, makan, dst. jadi kayanya meskipun jadi rutinitas, ngga mesti membosankan, kan?! artinya.. rutinitas dan membosankan tidak berkorelasi. baiklah.. sepertinya ntar malem ngga akan kepikiran lagi untuk khawatir menerjunkan diri ke dalam suatu rutinitas. case closed :)

Saturday, April 7, 2012

cheese cake dan tiramisu

Saya pernah belajar buat cheese cake dan tiramisu - ngga beneran praktek sendiri sih, tapi lebih pas disebut ngerecokin, kalo ngga dibilang bantuin :D Ternyata, bikin cheese cake dan tiramisu itu ngga susah - keliatannya sih gitu. Ngga tau juga sih, sampe sekarang belum ada kesadaran buat cobain praktek sendiri. 

Cheese cake bisa dibuat dengan dua cara, dipanggang trus dibekukan atau bisa juga langsung dibekukan aja, kaya tiramisu. Kalo mau yang gampang sih pilih yang langsung beku aja, soalnya kalo yang dipanggang rada ribet, cara panggangnya ngga kaya cake biasa, tapi loyangnya mesti direndam di dalam air gitu (istilah kerennya au bain marie), biar panasnya perlahan dan cheese cakenya ngga gosong - kayanya sih gitu ;p Tapi, kalo dari segi rasa, yang dipanggang dulu memang lebih enak dari pada yang langsung beku. 

Nah, ini dia nih resep cheese cake dan tiramisu yang saya dapet waktu ikutan belajar..

BLUEBERRY CHEESE CAKE
Bahan:

Untuk Alas/crust:
250 g biskuit gandum/biscuit jahe/oreo….sesuai selera
100 g mentega tawar lelehkan
1/2 sdt vanili bubuk

Bahan: 
150 gr gula pasir
2 butir telur
250 g cheese cream
250 g ricotta cheese
1 sm kulit jeruk lemon parut/ 1 st pasta lemon
150 g whipped cream bubuk, kocok dengan 300 mL air es
250 g selai blueberry

Cara membuat:
  1. siapkan loyang ring/bongkar pasang 20 cm olesi mentega, sisihkan.
  2. hancurkan biskuit hingga halus, lalu tuang margarine leleh dan vanili bubuk, aduk rata.
  3. kocok gula dan telur hingga kental, masukkan cheese cream dan ricotta cheese bergantian sambil dikocok terus.
  4. tuangkan adonan ini ke dalam loyang tadi, di atas adonan biskuit, lalu oven dengan cara au bain marie [diletakkan di atas loyang yang sudah diisi air] selama 60 menit.
  5. angkat, dinginkan di suhu kamar, hingga benar-benar dingin.
  6. kocok whipped cream hingga kental, oleskan di atas cheese cake, lalu bekukan dalam kulkas selama 4 jam.
  7. keluarkan, ratakan selai blueberry di atasnya, hias sesuai selera.
  8. potong2, sajikan.

TIRAMISU

Bahan:
250 g keju mascarpone
400 mL whipped cream
4 btr kuning telur
100 g gula kastor
100 mL whipped cream untuk topping (bisa diganti whipped cream bubuk 50 gram yang dikocok dengan 100 mL air)
Coklat bubuk untuk taburan

Bahan lain:
2 sdm kopi instant
150 mL air hangat
1 sdm gula pasir
20 bh lady finger atau sponge cake coklat 3 lembar ukuran 22x22x3cm

Cara membuat:
  1. kocok kuning telur dan gula hingga kental sambil ditim di atas api kecil, sisihkan.
  2. kocok keju mascarpone, sisihkan
  3. kocok whipped krim hingga kental dan kaku, lalu masukkan keju mascarpone yg sudah dikocok, aduk rata (atau kocok dengan mixer speed 1), tuangkan pula kocokan kuning telur, aduk hingga rata benar.
  4. Ditempat lain, campur gula, kopi, dan air panas aduk rata, sisihkan.
Penyelesaian:
  1. siapkan loyang bongkar pasang atau gelas saji, susun lady finger (atau cake coklat sesuai selera) di bagian dasar hingga rata, perciki dengan cairan kopi hingga lembab. tuangkan adonan mascarpone, ratakan.
  2. susun lagi lady finger, seperti paling bawah tuang lagi dengan adonan mascarpone
  3. buat dua atau tiga susun paling atas, hias dengan whipped krim, lalu ayakkan coklat bubuk.
  4. bekukan dalam kulkas selama 4 jam, potong-potong, sajikan 
Selamat mencoba!! Bilang-bilang ya kalo bikin, sekalian testernya!! :D



Friday, April 6, 2012

the art of doing nothing :p

Awal bulan sudah ada libur tambahan, tapi ngga kemana-mana, soalnya sudah ada agenda kemana-mana di akhir bulan. Ada kalanya saat liburan penginnya jalan-jalan - jika memungkinkan, tapi terlalu sering jalan-jalan juga kayanya bisa jadi bosen juga, ditambah pastinya ngga terlalu bagus buat kesehatan finansial. Kali lain, bisa juga ngga pengin ngapa-ngapain sama sekali. Emang bisa ya ngga ngapa-ngapain?! Kalo saya sih bisa aja, banget!! Contohnya hari ini, sambil mengerjakan proyek upik-abu-rutin (baca: nyetrika dan nyuci ;p), hari ini saya berhasil menonton film-film romantis tipikal yang ditayangkan di hampir semua stasiun TV. Produktif sekali ya?! Meskipun sebenernya ceritanya udah ketebak sih, ditambah seringkali norak juga, tapi tetep aja ditonton ;p 

Malam ini sedang sendirian, ngga pulang (dua minggu kemarin udah pulang), tapi orang rumah yang pulang. Kalo lagi sendirian, entah kenapa justru saya merasa bisa lebih produktif. Misalnya, kemungkinan saya bangun pagi besok akan lebih besar dibandingkan kalo ada orang di rumah. Kemungkinan besar besok saya akan beres-beres kamar juga, karena saya bisa bangun pagi.

Malam ini juga lebih mungkin untuk menyelesaikan memoar Eric Weiner yang lagi saya baca, judulnya The Geography of Bliss - Kisah Seorang Penggerutu yang Berkeliling Dunia Mencari Negara Paling Membahagiakan, terjemahannya diterbitkan oleh Penerbit Qanita dari PT Mizan Pustaka. Oh ya, dulu ada juga yang namanya Penerbit Kaifa (masih grup Mizan juga), buku-buku yang diterbitkan bagus-bagus, novel-novel remaja peraih berbagai penghargaan literatur, sekarang kemana ya?! 

ps. judulnya terilhami judul buku keren ENZO: the art of racing in the rain - novel tentang seekor filsuf :D