Tadi sore habis berkunjung ke pabrik kata-kata joger. Heboh deh, pengunjungnya banyak banget, berasa lagi di pasar baru. Joger ini lokasinya di jalan kuta, jalannya satu arah dan ngga terlalu lebar, mengingatkan saya sama jalan cihampelas di bandung, sama-sama banyak toko, satu arah, dan jadi tujuan wisata, makanya lalu lintasnya padat-klo ngga bisa dibilang macet. Bedanya adalah kalo di kuta, tokonya ngga punya lahan parkir untuk bis rombongan.
Nah, padatnya lalu lintas di jalan kuta ini bisa berubah macet berkat rombongan wisatawan. Kalo di bandung sih, saya mau ngga mau jadi sering sebel karena kemacetan akhir minggu akibat wisatawan. Jadi kepikiran lagi nih, sebenernya orang-orang yang menetap di daerah tujuan wisata - semisal bali atau jogja - sebel juga ngga ya dengan banyaknya wisatawan di kota mereka? Apa ngga jadi berasa ngga punya privasi? Rasanya kita punya rumah yang ternyata bisa diakses sama semua orang, ngga cuma yang dikenal, tapi juga bisa diakses sama orang yang asing sama sekali.
Bernada keluhan ya?! Ngga kok, hanya sekadar berpikir, boleh kan?!
Absence of evidence does not equal evidence of absence - dr. David Hussong (of FDA and the USP Microbiology and Sterility Assurance Expert Committe)
Saturday, April 28, 2012
soal penduduk tetap
Published with Blogger-droid v2.0.4
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment