Banyak hal mengejutkan yang saya temui dalam perjalanan kehidupan saya sejauh ini. Dilahirkan tanpa pengalaman atau pengetahuan apa pun (setidaknya yang disadari dan bisa diingat) – ngga seperti beberapa spesies binatang yang mendapatkan ‘warisan’ pengetahuan dari induknya, sejak kemunculan saya di dunia, semua hal yang saya tau sekarang adalah hasil dari pembelajaran sepanjang hidup – sejauh ini. Ngomong apa sih, kok jadi berasa serius ya?!
Maksud saya sih, saat belajar dan menemukan pengetahuan baru, seringkali saya terkejut dengan penemuan itu. Misalnya, semester satu di TPB belajar Fisika Dasar, salah satu materi pembahasan adalah ketidakpastian. Dulu saya merasa takjub dengan kenyataan kalo setiap pengukuran memiliki ketidakpastian. Pensil sepanjang sepuluh sentimeter ternyata tidak memiliki panjang tepat sepuluh sentimeter, satu Liter air ngga pasti satu Liter, berat badan empatpuluh kilogram juga ngga pasti segitu nilai benarnya. Jika diperluas, semua hal di dunia kayanya serba nggak pasti! Hal yang pasti adalah ketidakpastian, mirip dengan semua hal berubah kecuali perubahan itu sendiri. Hal keren lainnya yang pernah saya baca adalah penemuan kode biner, meskipun saya ngga begitu ngerti juga sih. Gimana ngga keren, kombinasi dua angka (satu dan nol) memungkinkan penyimpanan data dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan dengan metode analog – gitu deh intinya, kurang-lebih ;p
Waktu ngobrol dengan temen saya beberapa hari yang lalu, hal yang mengejutkan justru sering datang dari kita sendiri dan sesama manusia. Temen saya cerita, dulu dia pikir semua hal di dunia ini hitam dan putih, kalo ngga jelek ya bagus, kalo ngga jahat ya baik, kalo ngga salah ya benar, dst. Ternyata?! Ya, seiring waktu berjalan, bertambah usia, pengalaman, dll., dunia ini ngga terdiri atas hitam dan putih, ada jutaan ‘warna’ didalamnya. Hal yang mungkin kita anggap salah bisa aja ngga salah, atau salah sekaligus benar. Orang baik ada kalanya berbuat salah, keluarga – yang mestinya jadi orang yang bisa kita percaya – bisa aja berkhianat, temen yang kita anggap sahabat baik bisa aja khilaf dan melukai kita, orang yang nyebelin bisa aja ternyata baik banget dan peduli.
Tapi, kadang saya merasa pertambahan masa hidup malah membuat saya kebas. Maksudnya, karena merasa sudah lebih banyak tau, rasanya hidup ya mengalir aja, berasa monoton, ngga ada antusiasme, ngga ada lagi unsur mengejutkan. Mungkin inilah yang menjadi penyebab kebutuhan akan pengalaman baru, petualangan, liburan, perjalanan. Kita – well, saya – butuh variasi.
No comments:
Post a Comment