Absence of evidence does not equal evidence of absence - dr. David Hussong (of FDA and the USP Microbiology and Sterility Assurance Expert Committe)
Saturday, June 30, 2012
NGI Juli
Artikel ini dibuka dengan kalimat berikut:
Satu bahasa punah setiap 14 hari. Sebelum abad berganti, hampir setengah dari sekitar 7.000 bahasa yang dipakai di bumi mungkin akan punah, karena masyarakat mengganti bahasa ibunya dengan bahasa Inggris, Mandarin, atau Spanyol. Apa yang hilang ketika suatu bahasa lenyap?
Kalo mau baca lebih lengkap, liat aja di sini.
Untuk muatan lokalnya, ada artikel soal kelelawar. Kelelawar dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelelawar pemakan buah dan nektar dan kelelawar pemakan serangga. Perbedaan pakan ini juga membedakan morfologi mereka. Golongan pemakan buah dan nektar memiliki mata besar dengan fungsi normal, telinganya kecil - karena tidak digunakan untuk navigasi, giginya tidak tajam (karena hanya untuk mengunyah buah), ukuran tubuh rata-rata lebih besar (rentang sayap hingga 1.5 meter), dan mengandalkan penglihatan untuk bernavigasi.
Golongan pemakan serangga memiliki mata kecil yang tidak berfungsi maksimal, navigasinya menggunakan teknik ekolokasi, sehingga ukuran telinganya juga lebih besar, sebab berfungsi untuk menangkap suara ultrasonik yang dipantulkan, giginya tajam, dan ukuran tubuhnya lebih kecil (rentang sayap terkecil 10-15 cm).
Di satu cerita dalam artikel ini, penulisnya mengikuti perjalanan pemburu kelelawar yang menangkap kelelawar untuk dijual sebagai bahan masakan. Tega banget ya, makan kelelawar. Katanya sih, dagingnya dapat mengobati penyakit. Selain diburu, tantangan hidup para kelelawar ini juga berupa gangguan habitat akibat pertambangan fosfat. Gara-gara ini, populasi kelelawar terancam loh, padahal, sebenarnya keberadaan kelelawar membawa manfaat yang besar untuk manusia. Kelelawar berfungsi sebagai predator nyamuk-nyamuk malaria, juga membantu penyerbukan, dsb., yang ujung-ujungnya juga membantu kepentingan kehidupan manusia.
Jadi, buat pemakan daging kelelawar, carilah makanan lain, jadilah omnivora selektif, masih banyak kok makanan lain yang lebih layak-makan, demi kepentingan kita sendiri..
sarkasme
sarkastis a bersifat mengejek; mengandung sarkasme: ia bicara dengan nada --
Kata temen saya, saya orangnya sarkastis, beberapa orang temen lain juga bilang begitu. Berarti bener ya?! Aduh, maafkan ya kawans, kalo ada yang pernah jadi korban kepedasan kata-kata saya. Semoga ke depan saya bisa lebih menahan diri buat tidak berkomentar pedas.
Sebagai kata-kata penghiburan, jika mungkin, anggap saja sarkasme tersebut adalah bentuk kedekatan emosional. Kalo saya ngga merasa dekat, saya ngga akan ngejekin, kok, percayalah ^_^
Kalo boleh berargumen, sepertinya 'keahlian' ini saya dapatkan dari keluarga saya - terutama Ibu saya. Candaan kami di rumah memang gitu. Berhubung saya anak yang paling kecil, saya harus mengembangkan metode pembelaan diri sejak dini, maka begitulah, sebelum diledekin yang lain, saya harus sudah siap buat ngeledekin duluan.
Thursday, June 28, 2012
badai pasti berlalu.. (semoga :D)
Foto pertama adalah penampakan meja kerja saya kemarin, sekitar jam sepuluh lewat.
Foto kedua adalah penampakan meja saya tadi sore sebelum pulang.
Ngga ada bedanya ya?! Padahal perasaan kemaren kerjaan yang saya sudah selesaikan lumayan banyak (cuma perasaan aja berarti ya :D). Tadi sore, ditinggal training sekitar dua jam, tau-tau saya disambut setumpuk dokumen yang baru dateng lagi.
Tadinya saya panik dengan antrian kerjaan yang cukup panjang - soalnya selama ini ngga pernah segitunya, bahkan beberapa waktu yang lalu itu tumpukan kerjaan sempet kebawa mimpi - lucu juga, setelah sekian lama ngga pernah lagi mimpi soal kerjaan. Kalo banyak begini, saya juga suka bingung mesti mulai dari mana, akhirnya saya malah jadi bikin daftar pekerjaan, secara kronologis atau berdasarkan urgensinya. Setelah dibuat daftar, ternyata kerjaannya ngga sebanyak yang terlihat. Sekarang, kayanya saya menemukan optimisme baru (apa mungkin udah mulai merasa cuma bisa pasrah aja :p), ya udah, kerjain aja.
Monday, June 25, 2012
Caper Lawu-Sangiran (bagian 3 - penultimate)
Habis Maghrib, makan nasi soto dan minum kopi sambil menyimak obrolan teman-teman yang lain di teras depan rumah, seru deh, hawa di Tawangmangu tuh mirip seperti di Lembang, jadinya enak, adem. Salah satu Bapak peserta bercerita soal absennya beliau di trip Bromo, waktu itu beliau sedang ada acara lain - menikahkan anaknya. Bapak ini adalah seorang pengusaha dengan berbagai macam usaha, ngga sekadar usaha, tapi beliau ini juga membantu orang lain dengan melakukan pembinaan kepada masyarakat. Soal ini, beliau mengatakan bahwa buat beliau rasanya sudah bukan saatnya lagi untuk mencari kenyamanan diri sendiri tanpa mengajak orang-orang di sekitarnya untuk sama-sama maju. Salah satu usaha beliau adalah mengembangkan usaha keripik pisang resep ibunya. Jadi, beberapa orang binaan diberikan pelatihan dan bantuan lainnya hingga mereka mampu memproduksi keripik pisang yang sesuai dengan standar rasa dan pemerian yang telah ditetapkan. Buat yang memenuhi syarat, mereka ngga usah repot mikir mau dijual kemana, nantinya keripik pisang ini akan dibantu dipasarkan oleh beliau. Keren ya?!
Trus cerita lagi soal nikahan anaknya, waktu itu katanya dia mengundang Didi Nini Thowok untuk menari, trus cerita soal gimana susahnya untuk menghubungi sang maestro ini, perjuangan beliau untuk membujuk, dst., sampe akhirnya Mas Didi ini bersedia untuk menari. Hal lain yang unik adalah inovasi beliau dalam memberikan suvenir kepada para undangan berupa foto diri masing-masing undangan. Bukan polaroid, tapi mirip teknologi photo-box dengan resolusi yang jauh lebih tinggi. Pasti undangannya terkesan sekali ya?!
Lepas ngobrol dan sholat Isya, sekitar jam delapan malam kami mulai ngumpul di ruang depan untuk mendengarkan kuliah malam. Materinya mengulas situs-situs yang kami kunjungi seharian tadi dan tujuan besok, Sangiran. Di sini, ada peserta dari suatu kelompok minat khusus yang mengkaji soal sejarah Indonesia, dari pertanyaan-pertanyaan mereka, sepertinya mereka ini termasuk kelompok yang meyakini bahwa kebudayaan di Indonesia jauh lebih tua dari kebudayaan lain di dunia. Misalnya, saat dijelaskan pola migrasi manusia (Ini gambaran kasar aja ya. Berdasarkan penelitian mutasi pada gen, diketahui bahwa manusia dengan materi genetik yang paling bervariasi dan mutasi-mutasi awal ada di Afrika, sementara di benua lain, ternyata variasinya ngga begitu banyak. Hal ini berarti manusia menyebar ke benua lain dari Afrika), pertanyaan mereka adalah, 'Jika dilihat dari kemiripan budaya dunia dengan yang ada di dunia, apakah mungkin jika sebenarnya orang Indonesia zaman dulu yang justru menyebar ke luar?' Kalo kata narasumber sih, bukti ilmiah dari materi genetik ini sepertinya lebih dapat dipercaya daripada asumsi-asumsi (yang sepertinya ngga meyakinkan ya?!). Kalo saya sih jadi penasaran, kenapa sih orang-orang kelompok ini (termasuk yang percaya Indonesia adalah Atlantis) sangat ingin sekali percaya jika orang-orang zaman dulu yang tinggal di kepulauan ini adalah masyarakat yang berbudaya tinggi dan menguasai teknologi? Terus kenapa memangnya? Kalau pun ternyata benar, bukannya justru malah ironis kalo dibandingkan dengan kondisi aktual?
Kuliah berlanjut ke materi hominid, Homo erectus, teori evolusi, dsb. dikaitkan juga dengan geologi. Selanjutnya, kita mengutip bebas saja ya :)
Tahun 1871, Charles Darwin dalam bukunya, The Descent of Man, menguraikan alasan untuk memercayai bahwa manusia dan kera memiliki leluhur jauh yang sama dan bahwa tak peduli bagaimana pun anehnya, telah berevolusi melalui serangkaian langkah yang bertahap. Darwin meyakini bahwa manusia adalah produk evolusi. Atribut-atribut manusia yang terhebat sekalipun, kecerdasan dan ungkapan emosional kita, bisa saja dihasilkan oleh seleksi alamiah sehingga memungkinkan kita berevolusi dari leluhur-leluhur hewan. Kecerdasan manusia dipercaya Darwin muncul sehubungan dengan perubahan gaya hidup. Leluhur nenek moyang manusia dan kera awalnya penghuni pepohonan, kemudian secara bertahap mulai hidup di darat. Di darat, mereka berjalan dengan dua kaki, sehingga membebaskan kedua tangan mereka untuk memanipulasi benda-benda, dan pada akhirnya, untuk menciptakan perkakas. Hal ini menyediakan batu loncatan bagi perkembangan kecerdasan karena seleksi alamiah selanjutnya akan memelihara ukuran otak yang terus mengalami peningkatan, yang diperlukan untuk ketangkasan tangan.
Terobsesi dengan tulisan Darwin bahwa manusia purba 'missing link' antara kera dan manusia modern harus dicari di benua-benua selatan, maka Eugene Dubois - seorang dokter Belanda ahli anatomi - datang ke Indonesia untuk menemukan rantai evolusi yang hilang itu. Awalnya beliau ini menjelajah ke Sumatera (atau Sumatra? saat cari tau mana yang benar, ternyata.. kata KBBI, yang sesuai EYD adalah Sumatra, tapi di dokumen-dokumen resmi pemerintahan, justru digunakan Sumatera ;p), trus ke Jawa hingga pada 1891-1892 Dubois menemukan fosil yang dia yakini sebagai missing link di Trinil. Di sini, dia menemukan fosil batok kepala, gigi, dan tulang paha kiri - ketiganya membawa dia pada kesimpulan bahwa ketiga ex fragmen tersebut adalah milik suatu makhluk bukan kera bukan manusia (kaya tebak-tebakan ya? bukan kera bukan manusia, berarti... hominid!! :p) Kenapa bukan kera? Karena volume otaknya lebih besar dari kera. Bukan manusia karena volumenya masih lebih kecil dari volume otak manusia. Catatan: volume otak kera paling maju (simpanse) adalah 600 cc, volume otak manusia adalah 1200 cc, dan otak sang fosil volumenya diantara, yaitu 900 cc. Selain itu, tulang pahanya menunjukkan bahwa saat masih hidup, sang pemilik fosil berjalan dengan tegak. Atas dasar inilah Dubois memberi nama Phitecanthropus erectus - manusia seperti kera yang berjalan tegak (kenapa bukan kera seperti manusia ya?). Pada tahun 1980-an, genus Phitecanthropus diubah menjadi Homo, satu genus dengan manusia modern.
Bersambung ke Sangiran. Lokasi ini pertama kali diketahui pernah menjadi tempat terbaik yang dipilih para Homo erectus untuk berkembang oleh paleontolog Jerman yang bekerja untuk Belanda di Indonesia - Dr. Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald yang melakukan penelitian lapangan di Sangiran pada 1936 - 1938 (kayanya sih, sebenernya kebanyakan ahli zaman dulu 'cuma' duduk manis aja di bawah tenda, sementara yang bener-bener mencari dan menggali ya orang-orang pribumi - pekerja kasar yang dibayar murah - bahkan mungkin ngga dibayar sama sekali, dan dieksploitasi tenaga fisiknya). Tahun 1934, von Koenigswald menemukan alat-alat serpih di Desa Ngebung, dua tahun kemudian ditemukan fosil Homo erectus.
Sangiran adalah area berbukit-bukit dengan ketinggian maksimum 56 m. Kawasan ini merupakan hasil perlipatan geologi berbentuk kubah - makanya namanya Sangiran Dome. Puncak Kubah Sangiran dierosi oleh anak-anak sungai Bengawan Solo - Sungai Cemoro, Brangkal, dan Pohjajar, serta beberapa sungai kecil lainnya (yang ngga ditulis namanya di materi ;p) Akibat erosi ini, beberapa lapisan batuan Kubah Sangiran tersingkap dan diketahui mengandung fosil-fosil hominid. Fosil Homo erectus ditemukan di antara lapisan batuan lempung dan pasir vulkanik bernama Pucangan bagian atas (1,8 juta - 900 ribu tahun silam) dan lapisan Kabuh bagian bawah (700 ribu - 250 ribu tahun silam).
Sadarkah dengan skala waktu geologi? Jadi kepikiran ngga sih, betapa ngga ada artinya hidup kita yang sebentar ini? Aku... (nano)debu!!
Mengapakah Sangiran ini istimewa sekali? Sampe-sampe pada 6 Desember 1996 ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Dunia dengan nama The Sangiran Early Man Site? Jadi.. manusia purba jenis Homo erectus yang ditemukan di Sangiran terdiri atas sekitar lebih dari 100 individu yang mengalami masa evolusi tidak kurang dari satu juta tahun. Jumlah ini mewakili 75% fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia atau 50% fosil sejenis yang ditemukan di dunia. Selain itu, temuan perkakas batu yang pernah digunakan oleh manusia purba ini juga sangat banyak, sehingga kehidupan dan budaya yang berkembang saat itu dapat kita ketahui dengan jelas. Tidak hanya itu, tapi kita bisa mendapatkan juga informasi lengkap mengenai habitat, pola kehidupan, binatang-binatang yang hidup saat itu, hingga proses terjadinya bentang alam dalam kurun waktu tidak kurang dari dua juta tahun yang lalu.
Lebih jauh lagi, penghunian Kawasan Sangiran dimulai dengan Homo erectus paleojavanicus (Meganthropus paleojavanicus) pada sekitar 1.6 juta tahun yang lalu, fosil subspesies ini menunjukkan bentuk tengkorak yang lebih tua (arkaik). Kemudian, pada 1 - 0.5 juta tahun yang lalu terdapat subspesies Homo erectus erectus (memang ditulis dua kali, bukan salah tulis ;p) dengan bentuk tengkorak yang khas (tipikal). Setelah 0.5 juta tahun yang lalu, Sangiran tidak lagi menjadi wilayah hunian hominid, mereka bermigrasi ke wilayah aliran hilir Bengawan Solo dan berevolusi menjadi subspesies bertengkorak progresif, Homo erectus soloensis/ngandongensis yang fosilnya ditemukan di Kedung Brubus, Ngandong, dan Sambung Macan. Kenapa? Menurut narasumber kami, Sangiran dihindari akibat terjadinya serangkaian erupsi gununglumpur (mudvolcano) di area Sangiran mulai 0.5 juta tahun lalu hingga 0.12 juta tahun silam, sehingga subspesies progresif berkembang di aliran hilir Bengawan Solo untuk menghindari bencana ini. Hipotesis ini juga diperkuat dengan bukti-bukti di lapangan yang kami temui, yaitu keberadaan kolam-kolam air asin yang berada di area Sangiran. Air asin ini merupakan air laut purba yang terperangkap dan keluar saat erupsi gununglumpur, kasus yang serupa dengan yang kami jumpai di Lumpur Sidoarjo.
Dilihat dari lokasinya, sama seperti Sidoarjo, Sangiran ini termasuk zona Depresi Kendeng. Apa itu? Depresi Kendeng merupakan sistem elisional yang ideal yang dicirikan oleh: sedimen lempungan dengan sisipan pasiran sangat tebal yang diendapkan dalam waktu singkat, sehingga tidak terkompaksi sempurna, labil, overpressured, transformasi mineral lempung smektit ke ilit yang intensif; mempunyai gradien geotermal yang tinggi akibat berbatasan dengan jalur gunungapi di sebelah selatan; dan terkompresi kuat sehingga membentuk jalur antiklinorium. Sejumlah gununglumpur yang ditemukan di sepanjang depresi Kendeng dari Purwodadi sampai Selat Madura, di bekas wilayah Majapahit dan Jenggala (misalnya: bledug Kuwu, bledug Kesongo, Gunung Anyar, Kalang Anyar, Pulungan, LUSI) membuktikan efektivitas sistem elisional depresi Kendeng yang telah aktif sejak Plio-Pleistosen.
Sunday, June 24, 2012
charles & keith vs. gorengan tempe
Jumat kemaren saya ke sini, makan nasi soto ayam Semarang. Trus, karena masih ada sisa waktu, temen-temen saya ngajak liat-liat ke Charles & Keith (C&K) - toko sepatu dan tas yang lagi ada program diskon. Sampe di lokasi, saya celingak-celinguk, berusaha untuk keliatan berniat melihat-lihat dan setidaknya terlihat tertarik. Usaha sia-sia yang bertahan sekitar tiga menit, sampe akhirnya saya duduk aja di sofa yang disediakan.
Pulang kerja, saya mampir dulu ke Terminal Leuwipanjang (ngga mampir sih, lebih tepatnya, menggunakan rute memutar) buat beli camilan. Sampe di toko gorengan, pelayan tokonya lagi sibuk sama pengunjung yang lain, jadi saya muter-muter dulu liat makanan-makanan yang dijual. Efeknya beda banget dengan efek saat saya ngeliat tas dan sepatu di C&K. Saya merasa sangat antusias dan terinspirasi buat belanja :p Alhasil, bawa pulang gorengan tempe, sale pisang, basreng, dan batagor pedas di kantong plastik yang lumayan besar.
So, C&K atau kantong plastik berisi gorengan tempe? Dengan yakin saya memilih opsi kedua :D Selamat makan!!
paketku: follow up
Terima kasih sudah peduli :)
ps. mau tau isinya? isinya drypack dengan print custom yang saya pesan dari temen saya.
ps2. Ya Allah, maafkan saya sudah berburuk sangka pada sang kurir..
Caper Lawu-Sangiran (bagian 2)
Dari Watu kandang, perjalanan dilanjutkan ke area Tawangmangu, ke air terjun Grojogan Sewu (GS), sekaligus lokasi penginapan kami. GS memiliki dua loket masuk yang terpisah sekitar 500 m, kalo ngga salah. Kami tiba di depan loket masuk satu menjelang jam empat sore, bapak petugas loket awalnya menolak untuk mengizinkan kami masuk, soalnya setengah jam lagi - setengah lima, objek wisata ini akan tutup. Bagaimana pun juga, kami sudah jauh-jauh ke sini, jadi, setelah diplomasi sedikit dan meminta salah satu petugas untuk menemani, kami diizinkan masuk. Harga tiketnya per orang enam ribu rupiah untuk wisatawan domestik dan sembilan belas ribu rupiah untuk wisatawan asing. Kalo bawa anak di bawah lima tahun, anaknya bisa masuk gratis.
Gerbang Grojogan Sewu
Nego di loket masuk
Peringatan untuk penunjung
Monyet di tangga turun
Inilah Grojogan Sewu!
Kekar kolom horizontal
Potongan kolom yang terlepas berbentuk segi empat
Di seberang pintu masuk ke GS adalah rumah penginapan kami. Setelah mengambil barang dari mobil, masuk kamar dan mandi, kami makan malam. Menunya disediakan oleh warung makan yang ada tepat di depan rumah, harganya lumayan murah dan menunya juga cukup bervariasi. Menu yang cukup unik adalah sate landak, beberapa peserta mencoba menu ini, saya sih ngga, karena saya termasuk omnivora selektif (kalo ada yang wajar, kenapa harus ekstrim?) :D Maka, saya akhirnya memilih untuk memesan semangkuk nasi soto dan segelas kopi berkrim dan bergula sebagai persiapan untuk mengikuti kuliah malam :)
Menu makan malam: nasi soto ayam
Daftar menu
Wah, masih bersambung ternyata... :D
Saturday, June 23, 2012
my weekend
Sunday, June 17, 2012
tetehku yang bijak ;p
beres-beres
Nonton acara tv yang bagus seperti kick andy atau oprah kadang membuat saya dapet 'aha-moment' atau 'ooh/wow-moment', tapi ya udah, ngga ada efek perubahan apa-apa. Tapi ada satu episode oprah yang nyambung banget dan membuat saya tergerak, yaitu episode tentang beres-beres. Di episode itu diceritakan beberapa orang yang punya masalah beres-beres, ini sih emang ekstrim, ada orang yang udah lama banget ngga pernah beresin rumahnya, ngga pernah nyuci baju dan nyuci piring, dsb., sampe-sampe ada yang di kasurnya itu ada kotoran anjing peliharaannya, atau setelah dianalisis, ternyata mikroorganisme yang ada di meja makannya lebih banyak ketimbang mikroorganisme di toilet. Wow!!
Dan orang-orang ini ngga keliatan jorok atau gimana loh, mereka sangaaat normal. Nah, trus dibahas, kebanyakan latar belakang masalah beres-beres ini ternyata masalah psikis, misalnya ada yang begitu sejak bercerai atau dipecat dari pekerjaannya atau ditinggal mati oleh kerabat dekat, dsb. Sepertinya mereka merasa kehilangan kendali atas hidup mereka, merasa tidak berdaya, dan mungkin ngga bisa move-on. Katanya sih, kalo ngga salah inget, orang-orang ini kebanyakan perfeksionis, jadi saat melakukan sesuatu (dalam hal ini, bersih-bersih), dia harus melakukannya dengan cara-cara tertentu dan menyeluruh. Jadi, setelah telanjur berantakan, mereka ngga mampu untuk beres-beres. Gitu deh pokoknya, maafkan kalo ngga jelas :D
Katanya, kecenderungan seseorang menyimpan barang-barang yang sebenernya ngga perlu bisa jadi mencerminkan kondisi psikis yang mungkin ngga beres. Oh? Gara-gara ini saya akhirnya tergerak buat beresin barang-barang yang berantakan di kamar, selain berhenti mengumpulkan bon belanjaan dan bukti-bukti transaksi lainnya ;p
Hari ini - setelah berbulan-bulan sejak beres-beres terakhir, akhirnya bisa beresin kamar yang berantakan, masih berantakan sih, tapi masih bisa diterima. Semoga setelah kamarnya agak rapi, hidup saya juga jadi agak rapi :) Beres-beres ala saya sebenernya cuma mindahin barang-barang dari satu tempat ke tempat lain, tinggal sediakan boks plastik yang besar trus masukin deh buku-buku, tas, tupperware, dll. yang asalnya disimpen secara berantakan. Selesai!! :D Tetep berantakan sih, tapi setidaknya jadi ngga keliatan ;p Sekarang ngga ada buku yang disimpen di luar - termasuk yang belum dibaca, semua masuk kotak plastik, biar ngga berdebu.
Saturday, June 16, 2012
all at sea: iron (wo)man and her thought ;p
makna diam
- setuju
- ngga punya argumen lain yang lebih baik
- ngga setuju tapi ngga enak atau ngga berani ngomong langsung
- ngga setuju tapi males buat mendebat (mirip sama butir sebelumnya ya? ;p)
- ngga setuju tapi males menjelaskan soalnya tau pasti penjelasannya akan tersia-sia
- sedang mempertimbangkan respon yang paling baik
- bingung mau jujur atau ngga
- tau kalo respon yang jujur tidak diharapkan, jadi masih mikir respon yang aman
- marah
- marah tapi berusaha ngga marah (geje ;p)
- males menanggapi ;p
- ngga kedengeran
- (pura-pura) ngga kedengeran
Friday, June 15, 2012
kenapa curhat?
Sebenernya niat awalnya bukan mau curhat. Penginnya sih saya menulis sesuatu yang penting, menginspirasi, fantastis, bombastis - yang bikin orang merasa sama seperti saya saat baca tulisan-tulisan orang lain yang keren-keren, terheran-heran dan takjub, atau kalo kata Oprah, mendapatkan 'aha-moment'. Apa daya, wawasan saya masih dangkal, ntar malah jadi keliatan ngga cerdasnya :) Berhubung pengetahuannya terbatas, paling aman ya ngomongin hal yang paling saya kuasai - yaitu saya sendiri. Kalo salah juga kayanya ngga akan ada yang protes kan? Masa orang lain lebih tau saya ketimbang saya sendiri? Lagipula kalo ngomongin orang lain kan dosa. Selain itu, potensi buat menyinggung juga lebih kecil kan?! Tapi, bahayanya juga ada sih.. Mungkin saya bisa aja ngga sengaja memberi kesan belagu atau sok tau.. Yah, kalo itu sih udah di luar kuasa saya, saya ngga bisa mengendalikan pikiran orang lain. Insyaallah saya ngga niat begitu :D
unit link
hikmah bekerja: say no and feel good about it! :D
Tuesday, June 12, 2012
terbaik
Dalam satu hari, saya paling suka waktu seperti sekarang, saat-saat menjelang tidur. Udah bersih, udah kenyang atau setidaknya ngga laper (biasanya ;p), badan udah rileks, terkapar sambil main sudoku dan ngedengerin playlist hp atau radio. Udah gitu mikir...mikirin apa yang kira-kira harus dipikirin ;p
Sekarang baiknya mikirin apa ya?! :D Sebentar saya pikir dulu :)
Monday, June 11, 2012
bingung (lagi)
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak; perhubungan. Jenis komunikasi ada yang satu arah, ada juga yang dua arah - jadinya interaktif. Trus, kalo komunikasi sama Tuhan termasuk yang mana ya? Satu arah atau dua arah? Bentuk komunikasi dari kita, manusia, berupa doa, kalo dari Tuhan, berupa tanda-tanda kekuasaanNya yang bertebaran di muka bumi ini - di sekitar kita, tinggal kitanya aja, sejauhmana kita peka untuk menangkap dan membaca pesan-pesan dan isyarat Tuhan. Masalahnya, saya sih seringnya bingung, apakah interpretasi saya sudah sesuai atau malah melenceng jauh dari maksud Tuhan yang sebenarnya.
Trus, gimana bisa tau ya?! Gimana saya bisa tau maksud Tuhan yang sebenarnya? Kan saya ngga bisa verifikasi - dalam artian mendapatkan jawaban yang definitif saat ini. Huu..gini nih kalo ngga berilmu, jadi merasa bodoh (lebih dari biasanya ;p) :(
Friday, June 8, 2012
jane eyre
perjalanan dinas
Lagi di tol menuju jakarta nih. Klo perjalanan ini rutin, dapet giliran setiap beberapa minggu sekali. Lumayan dapet waktu ekstra buat baca atau tidur pada jam kerja. Berasa dapet jackpot! :D
Sengaja bawa buku ini, rencananya mau lanjut baca di mobil. Tapi curiga mau tidur aja nih, kelopak matanya udah berat.
Thursday, June 7, 2012
paketku!!!
Seumur-umur bertransaksi menggunakan jasa layanan kurir, baru sekarang deh ada masalah. Dari bertahun-tahun yang lalu, mau beli buku online atau langganan majalah atau pesen dvd dengan film pilihan, dst., paketnya selalu nyampe ke rumah tepat waktu, dengan aman dan lengkap. Kali ini ngga tau deh kok jadi ngeselin. Alamat yang saya cantumkan sama kok seperti biasanya. Apa karena layanan dalam kota gitu ya? Jadi emosi jiwa ini, sejak selasa lalu si kurir udah sms beberapa kali. Selasa, katanya dia ngga nemu rumah saya, trus nanya RT dan RW. Udah dijawab, dijelasin juga arah dan ciri-ciri rumah. Rabu, dia bilang udah ke rumah tapi katanya ngga ada orang, jadi paketnya dia bawa lagi. Katanya dia ngga boleh nitipin paketnya ke tetangga. Akhirnya, saya sama dia sepakat supaya paketnya dititip aja ke kantor layanan kurirnya yang ada di deket rumah, nanti saya yang ambil ke sana. Sampe di rumah, tanya orang rumah, ternyata ada orang kok, kenapa dia bilang ngga ada orang ya?! Di sini udah curiga, jangan-jangan dia salah rumah :(
Udah deal, eh tadi siang sms katanya paketnya dititip ke tetangga. Waktu tadi pulang, ternyata ngga ada juga tuh si paket. Jadi curiga lagi, soalnya orang rumah juga ada dan sempet ngobrol sama tetangga, tapi ngga bilang ada yang kirim paket tuh. Biasanya tetangga saya suka langsung ngasi barang yang dititipkan begitu ada orang di rumah. Nah loh, jadi ada di mana sih si paket!!!??
Wednesday, June 6, 2012
Caper Lawu-Sangiran (bagian 1)
Stasiun Solo Balapan |
Menu Sarapan: Gudeg Ayu |
Arca yang dipercaya menggambarkan orang timur tengah |
Struktur puncak punden |
Peninggalan yang paling menarik, berupa phallus, hewan laut di atas kura-kura di atas kelelawar |
Menu makan siang: Lontong dan sate bumbu kacang |
Salah satu batu besar yang diorientasikan menghadap Gunung Lawu |
Batu-batu dengan orientasi yang lebih jelas |
dua tahun empat hari
aftermath
Makin ke sini, setelah merasa sedikit lebih mampu secara ekonomi, metode jalan-jalannya jadi lebih banyak pilihan, mau lebih mengutamakan prinsip ekonomi atau lebih memilih kenyamanan, saya lebih leluasa untuk menentukan. Selain itu, kemungkinan melakukan flashpacking juga jadi lebih besar :D Saya merasa, saat ekonomis menjadi pilihan (dan bukannya tuntutan), maka semuanya jadi lebih menyenangkan, nuansa petualangannya lebih berasa!! Tapi, ke sini-sini, gara-gara ini juga, saya kok jadi merasa manja ya?! Akhir-akhir ini saya lebih sering jalan-jalan nyaman daripada jalan-jalan ekonomis.
Bagaimana pun juga, alhamdulillah yah, masih sehat, masih punya uang, masih punya waktu, masih ada tujuan jalan, masih punya temen yang mau ngajakin atau diajakin atau nemenin atau ditemenin jalan-jalan :D Cerita soal jalan-jalan, ngga selalu menyenangkan, ada juga yang ngga begitu menyenangkan - setelahnya.
Berhubung saya termasuk pekerja terikat waktu, saya cuma punya waktu jalan-jalan pas libur aja - akhir minggu atau hari libur nasional atau cuti bersama. Padahal, libur kerja juga artinya waktu untuk menyelesaikan pekerjaan rutin upik abu. Maka, komplikasinya adalah, setelah jalan-jalan (terutama yang menginap), pekerjaan upik abu ngga terselesaikan dan terbengkalai, yang ada justru ditambah sama oleh-oleh dari perjalanan.
Tau begini, kalo saya pinter, mestinya saya sudah bisa melakukan langkah antisipasi supaya hal ini ngga berulang. Tapi, hanya soal waktu aja sih, ntar juga beres, cepat atau lambat. No worry :)
Sunday, June 3, 2012
solobalapan
Lagi nunggu kereta melaju dari solo ke bandung nih. Semoga tiba di bandung tepat waktu yaa :D Akhir minggu ini jalan-jalannya asik banget deh, padat dan kaya materi, sekaligus santai. Banyak cerita dan ilmu yang didapet, ketawa-ketawa, bahkan kali ini meskipun padat, tapi sempet belanja-belanja. Rute kali ini adalah candi sukuh, candi cetho, situs megalitik watukandang, dan grojogan sewu di hari pertama. Hari kedua ke sangiran dome dan museum sangiran, trus ke lapangan juga, nengokin situs ekskavasi. Cerita lengkapnya nanti yaa, semoga diberi kekuatan untuk bercerita.. *halah ;p
Friday, June 1, 2012
racauan jelang lelap :)
Diantaranya soal angkot, saya kayanya belum pernah pake semua rute angkot yang ada. Cita-cita saya mendatang (ngga tau kapan ;p), saya mau cobain semua rute angkot dari terminal ke terminal. Sepertinya bakalan seru :D
Ngomong soal angkot, ada beberapa rute yang sudah familiar, ada juga beberapa hal menarik seputar angkot. Misalnya, angkot cibaduyut-karangsetra itu ada tiga segmen, ngga ada tuh angkot dari cibaduyut sampe karangsetra, yang ada, karangsetra-ciateul (depan toko tas elizabeth), kebon kalapa-leuwipanjang, sama kebon kalapa-cibaduyut. Rute lain yang kasusnya mirip, sederhana-cipagalo, rute sebenarnya adalah sederhana (sukajadi)-kebon kalapa, sama kebon kalapa-buah batu.
Satu lagi yang baru saya tau kemaren, rute stasiun hall-ciumbuleuit. Angkot ini ada dua jenis, yang ada tulisan 'lurus' sama 'belok'. Dari zaman sma saya ngga tau apa bedanya, ternyata, perbedaannya teletak pada rute yang diambil saat dari ciumbuleuit menuju stasiun. Kalo yang lurus, dia beneran lewat jalan cihampelas sampe ke stasiun. Nah, kalo yang belok, di sekitar cihampelas (lupa nama jalannya ;p), dia akan berbelok, lewat jalan-jalan kecil sampe akhirnya di sekitar belakang hasan sadikin angkotnya balik lagi menuju ciumbuleuit. Dan akhirnya saya tau arti lurus dan belok itu. Eureka!!! :D