Di NGI bulan Juli 2012, ada artikel yang berjudul Suara-Suara yang Sirna. Artikel ini ditulis oleh Russ Rymer dengan disertai foto oleh Lynn Johnson. Russ Rymer adalah penulis Genie: A Scientific Tragedy, kisah anak teraniaya yang kasusnya membantu para ilmuwan meneliti proses belajar bahasa, sedangkan Lynn Johnson adalah fotografer kontributor National Geographic.
Artikel ini dibuka dengan kalimat berikut:
Satu bahasa punah setiap 14 hari. Sebelum abad berganti, hampir setengah dari sekitar 7.000 bahasa yang dipakai di bumi mungkin akan punah, karena masyarakat mengganti bahasa ibunya dengan bahasa Inggris, Mandarin, atau Spanyol. Apa yang hilang ketika suatu bahasa lenyap?
Kalo mau baca lebih lengkap, liat aja di sini.
Untuk muatan lokalnya, ada artikel soal kelelawar. Kelelawar dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelelawar pemakan buah dan nektar dan kelelawar pemakan serangga. Perbedaan pakan ini juga membedakan morfologi mereka. Golongan pemakan buah dan nektar memiliki mata besar dengan fungsi normal, telinganya kecil - karena tidak digunakan untuk navigasi, giginya tidak tajam (karena hanya untuk mengunyah buah), ukuran tubuh rata-rata lebih besar (rentang sayap hingga 1.5 meter), dan mengandalkan penglihatan untuk bernavigasi.
Golongan pemakan serangga memiliki mata kecil yang tidak berfungsi maksimal, navigasinya menggunakan teknik ekolokasi, sehingga ukuran telinganya juga lebih besar, sebab berfungsi untuk menangkap suara ultrasonik yang dipantulkan, giginya tajam, dan ukuran tubuhnya lebih kecil (rentang sayap terkecil 10-15 cm).
Di satu cerita dalam artikel ini, penulisnya mengikuti perjalanan pemburu kelelawar yang menangkap kelelawar untuk dijual sebagai bahan masakan. Tega banget ya, makan kelelawar. Katanya sih, dagingnya dapat mengobati penyakit. Selain diburu, tantangan hidup para kelelawar ini juga berupa gangguan habitat akibat pertambangan fosfat. Gara-gara ini, populasi kelelawar terancam loh, padahal, sebenarnya keberadaan kelelawar membawa manfaat yang besar untuk manusia. Kelelawar berfungsi sebagai predator nyamuk-nyamuk malaria, juga membantu penyerbukan, dsb., yang ujung-ujungnya juga membantu kepentingan kehidupan manusia.
Jadi, buat pemakan daging kelelawar, carilah makanan lain, jadilah omnivora selektif, masih banyak kok makanan lain yang lebih layak-makan, demi kepentingan kita sendiri..
semoga bahasa sunda dan bahasa daerah di Indonesia tidak punah..
ReplyDeleteIya, harus trs dipake biar ga punah..
DeleteKatanya, Pulau papua Indonesia dan Papua Nugini adalah tempat dg keanekaragaman tertinggi, di sini ada hmpr 1000 bahasa, sepertujuh total bahasa di dunia, banyaknya bahasa lisan, digunakan populasi kecil yg hidup di kantong-kantong terpencil.
waah..bahasa selain harus terus dipakai oleh penuturnya, harus juga didokumentasikan (oleh pemerintah atau lembaga yang berwenang), karena bahasa hanya berbentuk media lisan dan di negara ketiga seperti negara kita, hal tsb mungkin tak terdokumentasikan dengan baik melalui media lain seperti tulisan ataupun rekaman suara, video dll. kalo udah punah ya udah ga ada jejak-jejak bahasanya kaya apa. :)
Delete