Absence of evidence does not equal evidence of absence - dr. David Hussong (of FDA and the USP Microbiology and Sterility Assurance Expert Committe)
Wednesday, October 31, 2012
omnivora selektif: pilih-pilih seafood
Sunday, October 28, 2012
pasti ngga pasti
Dulu pernah liat acara bincang-bincang seorang penulis (lupa siapa, Dewi Lestari gitu ya?!), salah satu bahasannya adalah hubungan latar belakang pendidikan dengan profesi menulis. Waktu itu, katanya latar belakang dari ilmu eksak (IPA - yang sebenarnya ngga pasti juga), membantu seorang penulis untuk bekerja secara terstruktur, dibandingkan penulis dengan pendidikan non-eksak, proses penulisan akan berlangsung dengan lebih sistematis, karena mereka lebih terbiasa berpikir sistematis. Iya gitu?!
Jika saya hubungkan menulis sebagai salah satu metode komunikasi, apa artinya orang-orang dari jurusan-jurusan ilmu 'pasti' akan mampu berkomunikasi lebih sistematis? Kalo saya sih... Duh, apa saya ini salah satu pencilan gitu ya?! :D
Saturday, October 20, 2012
desaku..
ur·ba·ni·sa·si n 1 perpindahan penduduk secara berduyun-duyun dr desa (kota kecil, daerah) ke kota besar (pusat pemerintahan): pembangunan desa dapat membendung --; 2 perubahan sifat suatu tempat dr suasana (cara hidup dsb) desa ke suasana kota
Meskipun masih dalam satu provinsi, saya senang dengan kenyataan kalo saya punya alamat libur :D Orangtua saya tinggal di Bandung Selatan, saya dan kakak-kakak saya berhijrah ke kota saat melanjutkan pendidikan ke SMU. Ngga kerasa sudah lebih dari satu dekade sejak saya hijrah ke kota :D
Melihat lingkungan kampung saya sekarang, banyak sekali yang berubah.. Sekarang, beberapa persawahan di pinggir jalan bertransformasi menjadi showroom dealer sepeda motor, deretan ruko, kebun strawberry petik-sendiri, rumah makan khas Sunda, dll.
Daerah saya termasuk salah satu tujuan wisata utama di Bandung Selatan, jadi pas musim libur biasanya suka macet, volume kendaraan yang lewat ngga sebanding dengan jalan kecil yang hanya mampu menampung dua jalur kendaraan. Hari biasa (bukan musim libur) juga rame sih, banyak sepeda motor seliweran, jauh lebih banyak dibanding dulu (ea ealaah :p). Dulu, kakak saya bisa main badminton di jalan depan rumah, karena kendaraan ngga begitu banyak lalu-lalang. Sekarang? Jangankan main di jalan, nyebrang aja udah agak susah.
Dari sisi penduduk, di desa saya ternyata lumayan banyak juga pendatang.. Temen-temen saya yang seumuran kebanyakan ngga tinggal di sini..
Bagaimanapun..ga ada tempat senyaman rumah, biarpun sekarang lebih gersang, lebih rame, lebih banyak restoran dan hotel, orang-orang lebih gaul dan sepertinya juga lebih materialistis, saya masih seneng kok pulang le rumah :D
Wednesday, October 17, 2012
wonder
don't judge a book boy by its cover his face
Thursday, October 11, 2012
tadi...
Di perlintasan kereta dalam perjalanan pulang tadi, laju angkot yang saya tumpangi terhenti karena ada kereta yang lewat. Daaan...melihat kereta, saya jadi kangen naik kereta jarak jauh..
Corat-coret nih (alih bahasa ngomong-ngomong versi tertulis), di antara moda transportasi yang pernah saya gunakan, rasanya kereta api adalah moda transportasi favorit saya :D
Naik pesawat - cepet, tapi ribet kalo buat saya, mesti udah nyampe bandara jauh sebelum waktu keberangkatan, lewat pintu keamanan beberapa kali, dst.
Nyebrang pulau pake kapal laut atau feri sih belum pernah, tapi saya takut ngeliat berita-berita kapal tenggelam. Pake bis, mungkin ngga ribet, tapi kalo di musim libur, hampir pasti kena macet kayanya..
Huuhuu... Pengin naik kereta!!! :p
Monday, October 8, 2012
the truth is out there.. isn't it?!
Kebenaran itu nisbi.. Adakah kebenaran yang absolut?
Karena indra kadang mudah terbuai dan tertipu, bukan hanya ditipu, tapi seringkali justru ototipu (maksudnya menipu-diri :p).. Lantas, bagaimana kita tau bahwa suatu hal adalah benar sebenar-benarnya benar dan bukannya ilusi yang sangat ingin kita yakini sebagai kebenaran?
Seringkali saya ingin sekali mendapatkan kebenaran sejujur-jujurnya, tapi kemudian saya takut.. Bagaimana jika setelah mengetahuinya, ternyata kebenaran itu bukanlah sesuatu yang saya ingin ketahui? Bagaimana jika ternyata mengetahui kebenaran justru membawa pada kesedihan?
Apakah lebih baik jika saya tidak tau dan tetap berada dalam ilusi yang saya percaya sebagai kebenaran, meski tetap - jauh di dalam hati, saya masih bertanya-tanya.. Adakah yang saya yakini ternyata ilusi? :D
Sunday, October 7, 2012
teman jalan baru :D
Thursday, October 4, 2012
diagram tiga fase dan liofilisasi
diagram tiga fase dari wikipedia :D |
Biasanya, diagram ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana kita dapat memanipulasi wujud suatu materi (biasanya sih contohnya air) dengan mengubah suhu dan tekanan. Prinsip inilah yang digunakan dalam proses liofilisasi atau yang dikenal juga dengan istilah beku-kering (freeze-dry). Proses ini biasanya dimanfaatkan untuk meningkatkan stabilitas suatu bahan yang mudah terurai atau rusak dengan keberadaan pelarut (yang biasanya air) dan tidak tahan suhu yang tinggi. Jadi.. untuk menjaga stabilitasnya, pelarut harus dihilangkan, tapi karena tidak tahan pemanasan, molekul pelarut tidak bisa dihilangkan dengan penguapan, maka..molekul pelarut dibuat untuk menyublim. Contoh bahan dengan sifat seperti ini diantaranya bahan biologis seperti vaksin.
Pertama, manipulasi suhu. Suatu larutan atau suspensi dibekukan hingga suhu tertentu pada kecepatan tertentu untuk memungkinkan molekul pelarut membeku dan membentuk kristal dengan ukuran tertentu. Ini adalah perubahan dari fase cair ke fase padat. Selanjutnya, manipulasi tekanan. Tekanan sistem diturunkan hingga nilai tertentu, sehingga kristal pelarut yang terbentuk di awal proses berubah menjadi uap (fase gas) tanpa melalui fase cair. Garis besarnya sih begitu, tapi teknisnya lebih rumit.. itu juga kalo ngga salah :D kalo salah, ya maaf :p
tentang maut - bukan hal serius :p
belajar dari aron ralston
Pertama tau ceritanya dari film 127 Hours yang dibintangi James Franco. Filmnya seru, cukup menarik dan ngga membosankan untuk film dengan banyak adegan solo. Kebayang kan, sepanjang film didominasi dengan adegan-adegan bagaimana si tokoh utama mencoba berbagai usaha membebaskan diri dari himpitan batu. Untuk melengkapi cerita, sejak beberapa minggu yang lalu sedang berusaha menyelesaikan memoarnya yang berjudul Between a Rock and a Hard Place: 127 Jam Terjepit di Angkara Cadas, terjemahannya diterbitkan oleh Elex Media Komputindo. Sampai sekarang, saya baru sampai di bab satu. Nanti deh cerita lengkapnya, kalo saya inget dan ngga males.
Garis besar ceritanya, Ralston bertualang sendirian ke Canyonlands, Utah. Di suatu ngarai, sebongkah batu bergeser, lepas, dan kemudian menghimpit lengan kanannya ke dinding ngarai. Nah, film dan buku tersebut menceritakan apa saja yang terjadi selama 127 jam Ralston terjebak dan bagaimana dia berhasil menyelamatkan diri.