Beberapa pekan yang lalu saya berkesempatan untuk bertualang lagi ke gunung, kali ini ke Gunung Guntur di Garut. Karena ke gunung -bekas gunung api pula- maka alas kaki yang saya pakai adalah sepatu -sepatu veteran yang sudah ikut berkelana entah sejak kapan (lupa waktu tepatnya ;p)- yang jelas, sepatu Tomkins putih ini sudah berandil dalam menorehkan masa-masa bersejarah dalam hidup saya.
Sebetulnya, dari penampakannya sih sepatu ini sepertinya ditujukan untuk jalan-jalan ringan atau mungkin lari-lari di perkotaan atau trek yang biasa, bukan untuk hiking, apalagi ke gunung dengan trek-trek yang heboh. Trus kenapa juga masih saya pake? Jawabannya.. karena sepertinya di dunia penciptaan alat-alat teknis pendukung petualangan, orang-orang berukuran relatif kecil seperti saya tidak dipertimbangkan sebagai salah satu sasaran konsumen. Ngga tau pasti juga sih, saya juga ngga segitu niat mencari sepatu, jaket windproof, celana PDL, dan sejenisnya. Yang jelas, dulu saya pernah cari sepatu hiking ke beberapa toko perlengkapan outdoor, dan ukuran terkecil sepatu yang ada adalah 39, kata temen saya sih ada yang 37, tapi kalo pun ada juga, tetep aja masih terlalu besar buat saya. Duh, diskriminasi sekali ya?!
Nah, perjalanan ke Guntur kemarin adalah perjalanan terakhir sepatu saya tersayang, karena di tengah perjalanan mendaki, sobekan di sepatu sebelah kiri membesar dan bertambah parah dengan semakin hebohnya trek yang dilewati. Untungnya... saya bawa sandal, maka berlanjutlah perjalanan dengan menggunakan sandal hingga akhirnya kembali pulang.
Berikutnya... pencarian sepatu baru pun dimulai.. Kemudian, setelah akhirnya bertemu sepatu pengganti, maka tibalah waktunya untuk menguji kemampuan sang sepatu baru... Kemana ya? :D
No comments:
Post a Comment