Sunday, December 30, 2012

The Walk to Paradise Garden

Copas dari sini, gara-gara suka sekali liat foto ini di NGI Januari 2013 Edisi Spesial 125 Tahun Penjelajahan :)

W. Eugene Smith was no doubt one of the greatest war correspondents of the last century. As the photographer for Life, he followed the island-hopping American offensive against Japan, from Saipan to Guam, from Iwo Jima to Okinawa, where he was hit by mortar fire, and invalided back.
His war wounds cost him two painful years of hospitalization and plastic surgery. During those years he took no photos, and it was doubtful whether he would ever be able to return to photography.
Then one day in 1946, he took a walk with his two children, Juanita and Patrick, towards a sun-bathed clearing:

While I followed my children into the undergrowth and the group of taller trees – how they were delighted at every little discovery! – and observed them, I suddenly realized that at this moment, in spite of everything, in spite of all the wars and all I had gone through that day, I wanted to sing a sonnet to life and to the courage to go on living it….
Pat saw something in the clearing, he grasped Juanita by the hand and they hurried forward. I dropped a little farther behind the engrossed children, then stopped. Painfully I struggled — almost into panic — with the mechanical iniquities of the camera…. I tried to, and ignore the sudden violence of pain that real effort shot again and again through my hand, up my hand, and into my spine … swallowing, sucking, gagging, trying to pull the ugly tasting serum inside, into my mouth and throat, and away from dripping down on the camera….
I knew the photograph, though not perfect, and however unimportant to the world, had been held…. I was aware that mentally, spiritually, even physically, I had taken a first good stride away from those past two wasted and stifled years.

While he was right about his stride towards recovery, Smith miscalculated the photo’s importance. In 1955, a heavily-indebted Smith decided to submit the photo to Edward Steichen’s now- famous Family of Man exhibit at the MOMA. There, it became a finalist and then the closing image, thus cementing its position as the ur-icon of all family photographs.

Published with Blogger-droid v2.0.9

Tuesday, December 25, 2012

girls's days out

Keponakan-keponakan saya lagi pada liburan. Salah satunya (keponakan 2), ngebet pengin nonton Habibie-Ainun. Maka, kemaren sore kami berempat pergi ke bioskop dengan niat nonton film tersebut. Eh, nyampe sana, udah penuh banget (komplikasi musim libur dan persaingan yang lebih heboh, karena yang pengin nonton ga cuma anak muda, banyak juga pasangan ayah-ibu bahkan kakek-nenek yang meramaikan kompetisi), jadwal yang masih kosong cuma jam setengah sembilan, terlalu malam.. Tapi berhubung udah telanjur pergi, sayang banget klo ngga lanjut nonton, akhirnya ganti judul film deh, maunya The Hobbit (saya udah liat, tapi keponakan saya kan belum) - untungnya, atau sialnya, film ini juga laris.. Maka, pilihan berikutnya jadi liat '5cm.' deh, pilihan keponakan 1, dapet duduk di barisan paling depan.
Filmnya? Gitu deh..beberapa bagian bikin keponakan saya ngakak nyaris tak terkendali. Kayanya film ini cukup berhasil memvisualisasikan novelnya. Castingnya agak ganggu kalo buat saya, pemainnya kinclong-kinclong :p Pemeran Riani, aktingnya agak datar, ekspresinya agak monoton klo menurut saya.
Hal lain yang lebih ganggu adalah tergerainya rambut para perempuan waktu mendaki. Gatel deh, kenapa sih ngga diikat, kan gerah dan ribet. Trus, mereka pake celana jeans, padahal bahan jeans justru bakal dingin banget kalo pas malem. Apa lagi ya? Oh, bawaan para perempuan ini dikit banget, padahal meskipun cuma bawa perlengkapan pribadi, kayanya tetep aja tas mereka mestinya ngga sekecil itu.
Hal kritis lainnya yang bikin saya geregetan, keliatannya mereka ngga bawa cukup air minum, apalagi pas pendakian ke puncak, mereka ngga bawa minum sama sekali.. Iya sih semua carrier ditinggal di tenda, tapi kan normalnya, tetep bawa air minum (yang bisa dibawa dalam daypack). Air minum kan penting banget, terutama mendaki begitu, ditambah cuaca dingin, tubuh kita bisa dehidrasi..
Komentar terakhir, kelebayan bukunya berhasil tampil di adegan akhir saat mereka upacara bendera di puncak.
Semua ketidakpasan yang saya rasa di atas dikompensasi dengan gambar-gambar menakjubkan sejak dari pemandangan lembah menuju Ranupani, Ranukumbolo yang magis, tanjakan cinta, Oro-oro Ombo, hingga pemandangan beraraknya awan dilihat dari puncak. Lumayan membangkitkan kenangan lama ;p (ngomong-ngomong, hari ini 3 tahun yang lalu, saya lagi di kereta Kahuripan, dalam perjalanan menuju puncak tertinggi Jawa, kaya di film..jadi berasa dirayakan :D)
Nah, overall, filmnya lumayan menghibur kok, tapi ngga bikin saya mikir atau gimana juga sih..

Apa kabar sama Habibie-Ainun yang pengin ditonton sama keponakan 2? Yah, karena kami orang-orang istiqomah, tadi siang kami balik lagi dong.. Kali ini menjelang tengah hari kami sudah di lokasi. Eh, bioskopnya udah buka, antriannya udah lumayan, Alhamdulillah, kami berhasil dapet tiket untuk pertunjukkan kedua, kali ini di barisan kedua dari belakang. Hore!! Prestasi banget ya?! :)
Filmnya? Menurut saya sih, lebih bagus dari film yang sehari sebelumnya kami liat (meski sebenernya ngga bisa dibandingin juga sih, genre-nya aja udah beda). Mungkin karena ceritanya berdasarkan kisah nyata, dan mungkin karena aktor utamanya (Reza Rahadian) memerankan B.J. Habibie dengan cukup niat (dia lumayan berhasil menirukan gaya bicara dan cara berjalan sang tokoh), sehingga filmnya jadi terasa lebih sungguh-sungguh. Meskipun ada juga beberapa hal kecil yang ganggu, yang justru karena kecil, bikin saya geregetan, misalnya jas dokter yang digunakan salah satu aktris tampak terlalu besar, trus sisipan iklan produk minuman dan snack yang lumayan ganggu, inovatif sih..tapi tampak tidak pada tempatnya klo kata saya.
Karena udah tau ceritanya, keponakan saya udah siap dengan perbekalan tisu, jadi pas adegan sedih, dia bisa leluasa nangis bombay. Iya sih nangis, tapi campur ketawa-ketawa karena diketawain sang adik (keponakan 3), yang sebenernya juga lagi nangis pas ngetawain itu.

Akhirnya, semua senang kayanya.. Sekarang udah pada terkapar, puas karena misi nonton berhasil :)

Published with Blogger-droid v2.0.9

Sunday, December 23, 2012

Mengakhiri tahun ini

ri·si·ko n akibat yg kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dr suatu perbuatan atau tindakan: apa pun -- nya, saya akan menerimanya; dia berani menanggung -- dr tindakannya itu

Ternyata, definisi KBBI mengenai risiko terbatas pada akibat yang kurang menyenangkan, iya ya? Jadi ga ada dong istilah 'good risk' dan 'bad risk'? [Iya juga sih, 'good risk' itu sama dengan benefit kali ya?]

Karena ternyata Kiamat (dengan K besar) kemarin ngga jadi dan ditunda hingga waktu yang tidak dapat ditentukan (dan tidak akan pernah terjadi dengan pemberitahuan sebelumnya..), jadi masih ada dua minggu terakhir di tahun ini. Dua akhir pekan panjang tuh, dan kayanya sayang banget gitu ya kalo dibiarkan lewat tanpa ngapa-ngapain (maksudnya tanpa jalan-jalan). Tapi ngga tau kenapa, setelah November, rasanya ngga ada semangat buat jalan. Pengin sih, tapi ya sudah, sampai di situ saja. Setelah dipikir-pikir lagi, ternyata ada lebih banyak alasan buat ngga ke mana-mana dari pada berkeliaran. Pertama, cuaca. Musim hujan tahun ini rasanya tampak mengkhawatirkan ya? Padahal ini masih bulan Desember.. Kebayangnya sih, ngga asik banget kalo saya jalan-jalan di musim seperti ini, gimana kalo terjadi banjir, macet, longsor, atau kecelakaan lalu lintas, amit-amit sih, tapi kemungkinannya jadi semakin besar dengan curah hujan yang seperti sekarang. Saya tau, mestinya sih yang namanya petualang tuh ngga akan terhenti gara-gara cuaca. Tapi kan petualang juga ngga berarti bodoh, kita mesti tau kapan saat untuk mengambil risiko dan kapan kita mesti menunda -- padahal ngga ada rencana juga sih :) Trus.. Bepergian musim libur kaya gini juga biasanya jadi lebih mahal dan rame, jadi ya gitu, di tujuan wisata, pemandangan biasanya ya kerumunan orang. Males..
Belum lagi ribetnya pakaian yang harus dibawa, kalo begini kan artinya baju cadangan harus ekstra, ada jas hujan, pakaian hangat, dst.
Saya rasa, saat ini, keputusan paling tepat adalah menikmati hujan (mulai dari yang rintik hingga sangat deras), dari kenyamanan rumah dan kehangatan selimut, mungkin ditemani sebuah novel, secangkir teh atau kopi panas, beberapa potong brownies atau gorengan, dan pakaian kering, boleh tambahkan musik latar lagu sendu kalo suka. Heaven..
Alasan lain, setelah beberapa kehebohan kecil beberapa minggu kemarin dan kekacauan jadwal, cucian baju kotor saya udah numpuk.. Ngga bisa dong pergi meninggalkan cucian.. Dan daleman bersih saya udah habis, jadi.. ya kalo pun pergi, mau packing apa juga :p [memalukan sekali :(]
Alasan lainnya, saya lagi pelit kayanya.. Lagi sadar, akhir-akhir ini sepertinya banyak pengeluaran ngga penting. Tampaknya, bulan depan mesti mulai lagi disiplin mencatat cashflow. --resolusi dadakan :p
Jadi... Setelah mengingat, mengukur, menilai, menghitung, memikirkan, menimbang, merasa, dst., saya memutuskan.. di rumah aja deh.. (seperti sebelum-sebelumnya..) nothing new, no crowd, no unnecessary risk, just home..and family..and food (maybe) :D
Selamat liburan!! Stay dry!! :D

Published with Blogger-droid v2.0.9

Wednesday, December 19, 2012

4 in 1 (tentang film-film)

Peringatan: catatan di bawah mungkin spoiler (kalo gapenting sih sudah pasti). Silakan berhenti membaca sebelum kecewa :p
Antara Skyfall, Breaking Dawn (part 2), Life of Pi, dan The Hobbit: An Unexpected Journey, ada satu aspek kecil dalam film-film tersebut yang saya pikir sama, yaitu kesendirian.
Di Skyfall, jadi agen pemerintah adalah pekerjaan yang anonim, sepertinya kegagalan atau keberhasilan suatu misi tidak akan pernah diakui secara luas dan terbuka. Hidup mata-mata itu sepertinya dihabiskan dalam bayangan, abu-abu. Makanya, profil yang sesuai untuk pekerjaan seperti ini ya kaya si agen 007 ini, yatim piatu tanpa keluarga. Jadi hidupnya bisa didedikasikan sepenuhnya pada pekerjaan, dia bisa fokus tanpa merasa terbebani dengan kekhawatiran/kecemasan atas keamanan, kesejahteraan, pertanyaan, kecurigaan, dsb. dari anggota keluarga. Maka, dalam kasus agen rahasia, demi produktivitas, sendiri adalah sesuatu yang baik. Dan sepertinya sih, meski pun seorang agen ngga mau sendiri, pilihan pekerjaan sebagai agen rahasia mau ngga mau akan menjerumuskan dia ke dalam kehidupan yang soliter.
OOT, ngomong soal James Bond, menurut saya Daniel Craig ini adalah James Bond yang paling OK, sebab, secara logika, yang namanya agen rahasia mestinya ngga begitu mencolok, jadi mestinya ngga ganteng kaya Sean Connery atau kinclong kaya Pierce Brosnan (untuk Roger Moore sama Timothy Dalton, saya no comment :p)
Breaking Dawn bagian kedua ini adalah film kelima dari Twilight Saga, satu-satunya yang saya saksikan di bioskop, semata-mata atas dasar rasa penasaran. Hebat juga ya Bu Stephanie Meyer, gara-gara saga ini, citra vampir berubah menjadi positif, dari nuansa gelap, suram, dan jahat, menjadi keren, kaya superhero.
Twilight, secara sederhana, menurut saya adalah kisah cinta biasa aja, dengan latar belakang dunia vampir versi Bu Meyer. Di cerita ini, yang saya tangkap (dan belum tentu benar loh), Isabella (Bella) Swan adalah remaja yang merasa sendiri, di awal cerita, dia pindah dan memilih tinggal dengan ayahnya karena dia merasa butuh memberikan ruang untuk ibunya dan suami ibunya (=ayah tirinya). Sebenarnya dia juga ngga pengen-pengen banget tinggal sama ayahnya. Bella digambarkan sebagai gadis yang agak ceroboh (maksudnya, sering membahayakan diri sendiri), rapuh, dan tampak lemah - sebagai manusia. Setelah menemukan cinta (halah) bersama Edward, hingga kemudian melahirkan dan bertransformasi menjadi vampir, dia berubah drastis, dari awalnya lemah dan tak berdaya, setelah menjadi vampir, dia menjadi yang terkuat di keluarga Cullen. Hebat ya? Ironis juga sih, karena menurutnya (menurut Bella, maksudnya), dia justru merasa hidup setelah menjadi vampir. Dan, kalo boleh saya komentari, tampaknya dia menemukan jati diri dan kenyamanan dengan menjadi vampir, pada akhirnya dia menemukan tempatnya dan tidak merasa sendiri.
Masalah: anak Bella dan Edward yang namanya Renesmee (spelling?), adalah hibrid manusia-vampir, dia berdarah panas, memiliki jantung yang berdenyut, bisa makan makanan manusia dan minum darah, tumbuh cepat dan dewasa di usia tujuh tahun, kemudian pertumbuhannya terhenti, tetap muda, dan immortal seperti vampir, ngga menua dan ngga mati. Pertanyaannya, gimana ya perasaannya si Renesmee ini, karena sebenarnya dia sendiri, bukan manusia, bukan vampir. Sekilas, tampaknya dia mendapat keuntungan dengan menjadi hibrid, tapi menurut saya, keabadian bukanlah suatu hal yang hebat, malah mungkin justru semacam siksaan. Bukankah suatu momen itu menjadi berharga karena kita tau bahwa waktu ini teramat terbatas? Apa rasanya ngga sedih atau sesak saat waktu berlalu, semua berubah, sementara kita stagnan tanpa ikut terlibat dengan perubahan-perubahan itu? Yah, ngga usah terlalu dipikirin, cuma cerita fiksi kok :D
Life of Pi diantaranya bicara mengenai kesendirian Pi Patel di tengah Samudera Pasifik selama 277 hari, hanya berteman dengan seekor harimau Bengal bernama Richard Parker. Binatang buas ini menjadi sumber ketakutan sekaligus alasan Pi mampu bertahan hidup. Inilah mengapa di akhir, saat akhirnya menemukan daratan, Pi menangis ketika Richard Parker pergi begitu saja tanpa ada perpisahan resmi, misalnya berupa tatapan atau auman terakhir.
Dituliskan oleh Daniel Gottlieb, dalam Letters to Sam: 'Cerita tentang Pi adalah cerita tentang kita semua. Kita semua memiliki harimau di bawah terpal - harimau yang menurut kita bisa merusak kita. Kita mengira kita ingin menyingkirkan harimau itu. Namun, sesungguhnya, kita akan merasakan kehilangan yang luar biasa jika mereka meninggalkan kita, karena bagaimanapun, mereka adalah bagian dari diri kita.'
Terakhir, dalam The Hobbit, kesendirian Gollum jauh di dalam kegelapan telah menyebabkan dia menjadi sesosok monster yang menakutkan sekaligus menyedihkan. Gollum tidak memiliki kemewahan sesosok teman, bahkan teman sumber ketakutan seperti Richard Parker. Gollum hanya ditemani dengan dirinya sendiri, tanpa teman untuk menjaga kewarasannya, kepribadian Gollum jadi terbagi. Sepertinya, hal ini membuktikan bahwa manusia memang makhluk sosial yang membutuhkan teman, bahkan teman yang buruk sekalipun, karena sepertinya, diabaikan jauh lebih buruk dari dimusuhi.
Selain Gollum, sang Hobbit, Bilbo Baggins juga merasa sendirian berada di dalam kelompok kurcaci, menuju petualangan penuh bahaya, merasa tidak yakin dengan dirinya sendiri, kangen rumah, takut, dan kemudian menemukan keberanian. Ada satu dialog bagus soal keberanian, kata Gandalf: 'true courage is not about knowing when to take a life, but when to spare one' (yang dipraktekkan oleh Bilbo menjelang akhir film). Kutipan favorit lainnya adalah saat Gandalf ditanya oleh Galadriel, alasannya memilih Bilbo: 'Saruman believes it is only great power that can hold evil in check, but that is not what I have found. I found it is the small everyday deeds of ordinary folks that keep the darkness at bay. Small acts of kindness dan love. Why Bilbo Baggins? Perhaps because I am afraid, and he gives me courage.'
Soal film ini, karena alurnya sengaja dipanjang-panjangkan biar bisa jadi beberapa film, hasilnya, film ini tidak berasa begitu 'mencekam'. Alurnya terlalu lambat dan detail-detailnya terlalu banyak (sok tau aja sih, soalnya ga baca bukunya juga :p).

Published with Blogger-droid v2.0.9

Saturday, December 15, 2012

Menjadi yang termuda: pros & cons

Mengobrol ini-itu dengan seorang teman memunculkan fakta ke-bungsu-an saya, menurutnya saya tidak tampak seperti anak bungsu, konon katanya anak bungsu cenderung ingin menjadi pusat perhatian, ingin didengar, dan senang menonjolkan diri. Benarkah? Saya sih merasa, entah ini ada hubungannya dengan status bungsu atau tidak, saya cenderung keras kepala, pembangkang, dan mau menang sendiri, tapi di sisi lain saya sering merasa berkewajiban menyenangkan dan memenuhi ekspektasi orang lain.
Mungkin juga..saya tidak terlalu bersikap seperti anak bungsu karena jarak usia saya dan kakak saya cukup jauh, minimum 9 tahun, maksimum 17 tahun. Saat saya mulai sekolah di TK, kakak saya sudah SMA, dan saya di rumah berasa anak tunggal.
Keuntungan menjadi anak bungsu diantaranya, orang tua saya sudah lebih mapan secara ekonomi, jadi masa kecil saya relatif lebih sejahtera dibandingkan kakak-kakak saya yang kayanya lebih banyak merana dan sering disuruh ini-itu waktu mereka kecil. Karena sudah lebih berpengalaman, orang tua saya juga menetapkan aturan-aturan yang relatif lebih longgar untuk saya, mereka lebih santai dan ngga begitu banyak cemas. Dulu, waktu kakak saya SMP, belajar bersama di rumah teman akan berujung pada penjemputan. Sedangkan saya, ngga pernah tuh disusul-susul begitu, tapi saya jarang juga sih keluar rumah, dan mungkin saya relatif lebih tidak mencemaskan dibanding kakak saya :D
Di sisi lain, kerugiannya adalah, karena jarak usia yang jauh dengan orang tua, keterhubungan saya dengan mereka ngga sebaik keterhubungan orang tua dan kakak-kakak saya. Waktu saya SD, ibu saya sudah tidak serajin waktu kakak saya SD. Saat itu, kakak saya berambut panjang dan mendapat kemewahan penataan rambut tiap pagi. Waktu saya SD, rambut saya cepak, ngga pernah ditata, cukup disisir, ringkas saja. Waktu saya SMP, Bapak saya sudah pensiun, meski pun waktunya lebih melimpah, tapi interaksi kami tidak sebaik interaksi Bapak dan kakak-kakak saya. Saat kakak saya SMA, nilai rapor mereka dipantau, tiap akhir minggu, biasanya mereka ngumpul dan ditanyai satu-satu. Saya? Cukup diambilkan rapornya saja saat hari pembagian rapor. Untungnya..sepertinya sih saya cukup cocok dengan metode pengajaran kita, jadi memang ngga perlu dicemaskan juga sih :) [keluar deh sifat menonjolkan diri, berarti terbukti ya saya anak bungsu?!]
Bagaimana pun, buat saya lebih banyak enaknya kok jadi anak bungsu. Alhamdulillah yaa :)

Published with Blogger-droid v2.0.9

Friday, December 14, 2012

Sang elektrode

elek·tro·de /éléktrode/ n 1 dua kutub (anode, katode) dr baterai listrik; 2 lempeng logam atau kawat untuk mengalirkan arus listrik dl elektrolit

Jika saya suatu elektrode, saya bisa jadi anode atau katode, tergantung muatannya. Saat dipenuhi perasaan positif, maka saya menjadi anode. Sebaliknya, menjadi katode saat dipenuhi muatan negatif.
Sebagai anode, tentu saja akan menarik muatan-muatan negatif untuk mendekat, tapi karena saya lagi positif, maka muatan-muatan yang mendekat itu bisa dinetralisasi dan saya tetap positif. Hore!!
Masalah: saat menjadi katode, saya akan menolak muatan-muatan negatif, bereaksi dengan muatan positif dan tetap negatif.
Sebagai anode, saya menerima semua muatan negatif dengan positif. Sedangkan sebagai katode, muatan negatif yang mendekat akan saya tanggapi secara negatif.
Gimana ya supaya bisa terus konsisten menjadi anode?

Published with Blogger-droid v2.0.9

Thursday, December 13, 2012

Curhat bernafaskan keluhan :p

Peringatan: mohon berhenti sampai di sini saja, tidak usah diteruskan jika tidak ingin mendapatkan pengalaman buruk membaca keluhan ngga penting tentang orang yang harusnya ngga penting.
Seorang muslim yang baik adalah orang yang bermanfaat untuk orang di sekitarnya. Saya senang bisa bermanfaat, tapi saya ngga suka dimanfaatkan. Apa bedanya ya? Apa itu artinya saya belum bisa ikhlas?
Kalo ada yang minta bantuan, saya senang kok membantu, kalo mungkin. Nah, masalahnya adalah, pihak yang dibantu kadang-kadang ada yang suka ngga tau diri (menurut saya :p). Sudah dikasih hati minta jantung, lama-lama ngeselin.. Dan akhirnya, gara-gara merasa dimanfaatkan, saya ngga mau deh ngebantuin lagi. Enak aja, saya pikir, kalo saya bantuin terus, lantas kerjaan kamu apa?? Rasanya seperti menanam pohon mangga dengan telaten, trus tau-tau setelah si pohon tumbuh, berbunga, trus berbuah, lantas buahnya dimakan sama orang lain. Mending kalo cuma satu, ini habis makan satu, dia minta satu pohon.. Please deh ;p
Parahnya lagi.. Setelah saya menolak membantu, kok jadinya seperti saya yang salah ya?! Bisa jadi sih.. sebetulnya saya nyaris saja mengalah dan tetap membantu, kalau saja dia tidak bersikeras dan justru malah mengarahkan saya untuk semakin yakin buat ngga membantu. Ya gitu deh, saya kan tipikal orang yang makin didesak justru makin bandel. Usaha dia dengan mengeluhkan banyaknya pekerjaan yang harus dia lakukan malah membuat saya tambah sebel, dalam hati ngomong begini: 'sok penting banget sih, memangnya kamu aja yang kerjaannya banyak? Emangnya saya kurang kerjaan? Emang kerjaan saya juga ngga banyak? Emangnya ada yang maksa kamu kerja begitu?' Saya pikir, kalo masih kita lakukan, ngga usah dikeluhkan deh, toh ngga akan membuat pekerjaannya makin mudah kan? Apalagi merasa pekerjaannya lebih berat/banyak dari kerjaan orang lain.. Rumput tetangga terlihat lebih hijau, tapi kan tetep aja rumput.
Udah ah..ngga penting.. Setelah ini, ngga akan dipikirin. Mungkin saya yang salah, tapi saya memilih untuk belajar saja mengatasi rasa bersalah itu..

Published with Blogger-droid v2.0.9

Sungguh suatu misteri (buat saya)

Maut menjemput tanpa pemberitahuan, rasanya konyol sekali saat mendengar berita kematian, lantas ada yang berkomentar betapa mendadak seseorang meninggalkan dunia. Yah, ngerti sih maksudnya, tapi tetap saja rasanya terdengar konyol.
Minggu lalu, sepupu saya meninggal dalam usia yang relatif muda, saya duga mungkin akibat aneurisme yang berlanjut hingga pembuluh darahnya pecah. Silent killer.. Secara kasat mata seseorang bisa tampak bugar dan sehat, sementara jauh di dalam tubuh, sang pembunuh-sunyi mengintai dengan sabar, menunggu, hingga dalam sepersekian detik, terpisahlah raga dan jiwa.
Betapa rapuh hidup ini.. Dalam sekejap saja, dari ada menjadi tiada..
Secara tidak sadar, ingatan saya terbawa ke awal tahun ini, saat Bapak saya meninggal. Saat kembali bekerja dan menceritakan kronologis kepergian Bapak saya (kayanya orang Indonesia tuh kepo banget ya?! Mungkin maksudnya biar bisa lebih berempati, tapi menurut saya ada beberapa hal yang terkadang justru lebih baik tidak diceritakan kembali ;p) - anyway, saat itu, suatu pernyataan dari seseorang membuat saya bertanya-tanya, seandainya saja.. Misalnya, kami ke rumah sakit lebih awal, pengobatannya berbeda, keputusan lain yang dipilih, dst.. apakah kenyataan akan berbeda? Entahlah..
Kadang, kita (well, saya) berusaha meyakini bahwa itulah jalan yang terbaik. Tapi, benarkah? Tidakkah itu hanya justifikasi untuk kita, yang ditinggalkan, untuk mengatasi rasa bersalah dan kehilangan? Untuk memungkinkan kita terus menjalani hidup tanpa dibayangi rasa bersalah atau penyesalan.. Entahlah..

Published with Blogger-droid v2.0.9

Thursday, December 6, 2012

monolog-pengantar-tidur: hidup ini memang rumit atau sayanya aja yang ribet ;p

Gabungkan tidak asertif, keras-kepala, ngga sabaran, dan merasa dimanfaatkan. Hasilnya adalah.. merasa tolol dan kecewa dengan diri sendiri.
Kesalahan orang lain, rasanya sih mungkin masih bisa dimaafkan, meski tidak segera, tapi seiring berjalannya waktu, kekecewaan pada orang lain akan memudar dan semakin mudah termaafkan.
Mengecewakan diri sendiri adalah hal yang jauh berbeda, setiap hari, keberadaan diri akan mengingatkan pada kesalahan yang sudah diperbuat. Argumen-argumen pada sudut pikiran hanya menghantarkan pada kesadaran bahwa sang logika sedang berusaha mencari pembenaran atas apa yang telah terjadi. Butuh waktu lebih lama untuk memaafkan diri sendiri.
Maka.. apa jadinya aku... untuk hari ini dan selanjutnya, semoga tidur nyenyak tanpa mimpi tidak berubah menjadi kemewahan :)
*apa sih?! :p

Published with Blogger-droid v2.0.9

Wednesday, December 5, 2012

My December

This is my December
This is my time of the year
This is my December
This is all so clear
-My December, Linkin Park-

Karena alasan-alasan tertentu (yang sentimentil), Desember menjadi bulan istimewa buat saya..
Bukan berarti masa-masa buat evaluasi resolusi (sejak kapan saya menetapkan resolusi?! :D), bukan buat pesta akhir tahun (tentu saja :D), bukan juga buat merayakan Natal (meskipun saya menikmati liburnya, pajangan-pajangan lucu dan diskon di pertokoan, film-film keluarga dan film romantis yang biasanya ditayangkan di TV).
Bulan ini..bertahun-tahun yang lalu, saya lahir ke dunia, menyebabkan kakak saya kecewa berat karena dia gagal jadi anak bungsu.
Fakta remeh ini (maksudnya lahir bulan Desember :p) adalah salah satu hal yang menyenangkan buat saya, soalnya umur saya baru nambah di akhir tahun, jadi saya bisa merasa muda lebih lama ketimbang teman-teman seangkatan saya yang sudah berulang tahun lebih dulu. Jelas ngga sih? Bahasanya tampak ribet ya? Ya gitu deh.. :D

Published with Blogger-droid v2.0.9

Mengutip.. (saja :p)

'... orang-orang ateis adalah saudaraku juga, yang memiliki keyakinan berbeda. Setiap kata yang mereka ucapkan menunjukkan keyakinan mereka. Seperti aku, mereka melangkah sejauh yang dimungkinkan akal - setelah itu mereka membuat lompatan.
Sejujurnya, bukan orang-orang ateis yang terasa mengganjal bagiku, melainkan orang-orang agnostik. Boleh-boleh saja merasa ragu selama beberapa waktu. Kita semua mesti melewati Taman Getsemani. Kristus saja pernah merasa ragu, apalagi kita. Kristus pernah semalaman berdoa dalam ketakutan, pernah berseru-seru dari kayu salib, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" Berarti kita tentunya juga diperbolehkan merasa ragu. Tapi kita mesti jalan terus. Memilih keraguan sebagai falsafah hidup sama halnya memilih kemandekan sebagai sarana transportasi.' (Yann Martel, Life of Pi)

Published with Blogger-droid v2.0.9

Saturday, December 1, 2012

Forgive my words, can't help it!

Isu lama RI vs Malaysia: Jangan mau diadu domba?

Sebuah percakapan Rahasia Zionis Yahudi:
Jika kamu ingin menghancurkan sebuah wilayah/bangsa, bagaimana kamu melakukanya?
Jawabannya ada 2 cara:
Cara pertama adalah kami datang mengebom daerah itu dan seterusnya, tp itu tidak efisien.
Dan cara yg paling tepat adalah (yg kedua) yaitu membuat mereka menghancurkan dirinya sendiri dengan memecah belah satu sama lain, lalu kami memberikan dukungan pada keduanya dan memiliki agen di kedua belah pihak yang memanas-manasi keduanya, sehingga mereka saling menghina, menyakiti, membunuh dan menghancurkan satu sama lain, ketika mereka berdua hancur maka kamilah pemenangnya.)

Sahabatku sampai saat ini INDONESIA dg ISLAM & PANCASILA-ny terlalu kuat tuk dipecah belah oleh ZIONIS, namun tetap ada celah yg menjadi sisi strategis bagi mereka tuk mudah menghancurkan kita!
yaitu MEMBUAT KITA TERPENGARUH TUK MEMERANGI SAUDARA KITA SENDIRI MALAYSIA dengan membuat isu-isu palsu dan keributan yg dibuat-buat sehingga menimbulkan kebencian antara kita,

Sahabatku cukuplah Iraq, Afganistan, Yaman, Suriah yg menjadi korban dari ADU DOMBA ZIONIS! Jangan sampai INDONESIA dan MALAYSIA jadi korban berikutnya!!!
Tolong jangan bantu ZIONIS tu memperlancar aksinya dg menebar isu-isu palsu ..
Jika INDONESIA -MALAYSIA bersatu disitulah kekuatan ASIA MUSLIM TERBESAR DIDUNIA.
Katakan pada DUNIA bahwa :
KITA TAK MUDAH DI ADU DOMBA!!!
Forward BC ini demi kedamaian bagi anak- cucu kita!!!
Wallahu a'lam
(Saatnya Negara Islam Menyatu)
(Anti ZIONIS)

Penggalan di atas rasanya sudah familiar ya? Ada juga yang membahas tentang perusakan moral pemuda-pemudi muslim lewat budaya barat, dan isu-isu sejenis lainnya.
Oke.. terlepas dari secanggih apa pun konspirasi-konspirasi Zionis itu.. Pikiran saya yang sederhana ini suka kesal dengan berita-berita senada penggalan di atas. Maksud saya, nah itu udah tau skenarionya mereka, sudah tau maksudnya apa, trus kenapa kita masih juga terhasut dengan isu tersebut? Sama aja kaya kita lagi jalan, trus tau-tau ada di depan kita ada papan peringatan, 'Awas di depan ada lubang!', papan itu kita baca, kita tau artinya, tapi kita tetep aja merelakan diri menginjak lubang itu.. What the ****?!?!
Hal lain yang bikin saya sebel adalah.. dengan begitu, rasanya kita seakan-akan berlepas diri dari tanggung jawab dan konsekuensi dari perbuatan-perbuatan buruk yang kita lakukan. 'Oh, saya berbuat buruk karena saya dihasut sama Zionis, ini salah mereka, bukan salah saya!' Duh...another what the ****!!

Published with Blogger-droid v2.0.9

Monday, November 26, 2012

Haiku

Sekedar berbagi..
Terlepas dari maksud dan arti sebenarnya, yang jelas saya suka kata-katanya.. Entah kenapa rasanya menenangkan :)
*repost karena blogger-droidnya lagi ribet dan ngga sengaja kehapus ;p

Published with Blogger-droid v2.0.9

kesenangan remeh: rumahku deket bioskop!! :D

Ciyus! Benelan! :)
Setelah penantian bertahun-tahun, sejak namanya masih Mollis, waktu itu...dulu.. waktu Matahari masih berupa Yogya, waktu Carrefour belum jadi Lottemart, saat Gramedia baru aja pindah dari Hero.. udah sempet heboh bakalan ada bioskop. Tapi.. waktu itu, bukannya nambah rame, Mollis ditinggalkan satu-satu sama toko-tokonya. Gramedia-nya pindah ke PVJ, Pizza Hut-nya saya curiga pindah ke CiWalk, Yogyanya tutup, sampe akhirnya Carrefournya juga tutup.
Beberapa waktu kemudian.. Berubah nama jadi festivalcitylink. Ada Lotte! Ada Matahari, ada Gramedia lagi! Ada Electronic Solution dan Home Solution, ada Ace Hardware! Tambahkan pujasera yang luas.. Dan....kemudian, datanglah salah satu jaringan bioskop abad 21 itu!! Hore!!
Duh.. Curiga bakal tergoda dan frekuensi nonton meningkat secara signifikan :D

Published with Blogger-droid v2.0.9

Sunday, November 25, 2012

mumpung inget..

Setelah membaca, biasanya akan tertinggal kesan tertentu - entah itu sesuai atau tidak dengan tujuan penulisnya.. Wallahu alam :p
Buku yang baru saja saya baca, saya pikir akan meninggalkan kesan yang haru atau gimana gitu, karena di sampulnya, subjudulnya saja menyatakan sebagai 'kisah mengharukan tentang persahabatan seekor kera dan keledai'. Dan ternyata..saya justru mendapat tidak hanya haru, tapi justru kengerian, terutama dengan akhir cerita yang ngga terduga. Cerita dikisahkan dari sudut pandang sang tokoh utama, sehingga mau ngga mau ya saya juga ikut terbawa melihat dari mata sang tokoh..yang ternyata...terbutakan (?) atau tidak peka dalam hal tertentu (?) dengan pembawaan dan karakter sang tokoh utama lainnya- yang baru saya sadari saat dia sadar. Intinya apa ya? Ya gitu deh, agak aneh juga menyelesaikan sebuah buku dengan merasa sedikit jengkel dan kesal.

Salah satu bagian yang saya suka: 'Menurut pendapatku, keyakinan adalah seperti berada dalam cahaya matahari. Bila kau berada dalam cahaya matahari, mungkinkah kau tidak menciptakan bayangan? Bisakah kau menanggalkan bidang gelap yang menempel padamu itu, selalu berbentuk seperti dirimu, seolah tak putus-putus mengingatkanmu akan dirimu sendiri? Tidak bisa. Bayangan ini adalah keraguan. Dia pergi ke mana pun kau pergi selama kau tetap berada dalam cahaya matahari. Dan siapa yang tidak ingin berada dalam cahaya matahari?' -Virgil [Beatrice and Virgil, Yann Martel]

Published with Blogger-droid v2.0.9

Friday, November 23, 2012

edge of desire

Young and full of running
Tell me where has that taken me?
Just a great figure eight or a tiny infinity?
Love is really nothing
But a dream that keeps waking me,
For all of my trying
We still end up dying, how can it be?
Don't say a word just come over and lie here with me,
'Cause I'm just about to set fire to everything I see,
I want you so bad, I'll go back on the things I
believed,
There I just said it, I'm scared you'll forget about me.
So young and full of running, all the way to the edge
of desire
Steady my breathing, silently screaming,
"I have to have you now"
Wired and I'm tired
Think I'll sleep in my clothes on the floor
Maybe this mattress will spin on its axis and find me
on yours
Don't say a word just come over and lie here with me
'Cause I'm just about to set fire to everything I see
I want you so bad I'll go back on the things I believe
There I just said it, I'm scared you'll forget about me
Don't say a word just come over and lie here with me
'Cause I'm just about to set fire to everything I see
I want you so bad I'll go back on the things I believe
There I just said it, I'm scared you'll forget about me
-Edge of Desire by John Mayer-

Seringkali saya hidup berdasarkan definisi-definisi, kemudian..terhenyak dengan kesadaran betapa sulit mendefinisikan rasa, di kala untaian kata justru mengurangi bahkan menghilangkan makna..
Akhirnya.. selamat malam dunia!! :)

Published with Blogger-droid v2.0.9

Sunday, November 18, 2012

Beresonansi dengan Aron Ralston dan Chris McCandless

Saat itu aku merasakan jelas betapa enak bisa membuat tubuhku sakit dengan memaksa diri sekeras-kerasnya. -Aron Ralston-

Banyak sekali orang hidup dalam kondisi tidak bahagia namun tidak mengambil inisiatif untuk mengubah situasi itu karena mereka terkondisi pada hidup yang terjamin, sesuai, dan kolot - semua hal yang kelihatannya membuat pikiran damai; padahal faktanya, tak ada yang lebih merusak semangat bertualang dalam diri manusia selain masa depan yang aman. Inti paling dasar dari semangat hidup manusia adalah kecintaannya pada petualangan. Sukacita kehidupan berasal dari perjumpaan kita dengan pengalaman baru, maka dari itu tak ada sukacita yang lebih besar selain memiliki cakrawala perubahan yang tiada habisnya, sehingga setiap hari memiliki matahari baru yang berbeda. -Chris McCandless (dalam Into the Wild)-

Gunung adalah sarana, manusia adalah akhir. Tujuannya bukanlah mencapai puncak gunung, melainkan membuat manusia berkembang. -Walter Bonatti, pendaki Italia (mengutip dari kutipan oleh Aron Ralston :p)-

Published with Blogger-droid v2.0.9

Friday, November 16, 2012

Geotrek Toba: At the Glance (2) ;p

Mau cerita.. tapi masih males nulisnya... 

Boneka Sigale-Gale di depan rumah adat di Tomok - Boneka ini katanya dibuat untuk raja yang kehilangan anak semata wayangnya dalam peperangan. Konon, setelah boneka ini selesai dibuat, arwah sang anak sengaja dipanggil dan menempati boneka ini, kemudian boneka ini menari selama 7 hari 7 malam. 

Menari bersama Sigale-Gale yang digerakkan oleh dalang di belakang

Kubur Batu Raja Sidabutar yang ketiga (?) - ukiran pada tutupnya melukiskan penampakan fisik sang Raja, di bawahnya, sang Panglima perang yang konon berasal dari Aceh - dilukiskan menutupi kemaluannya terkait dengan jasanya membantu memenangkan perang menggunakan strategi unik

Katanya cicak dan empat payudara adalah simbol (?) orang Batak; cicak berarti orang Batak yang dapat hidup di mana saja - seperti cicak, sedangkan payudara melambangkan kemakmuran (?), soal jumlahnya yang empat, rasanya ngga diceritain ;p

Geotrek Toba: At the Glance ;p


Istana Maimun

Menara Masjid Raya Al-Mashun

Mesjid Raya Al-Mashun

Salah satu menu es krim di Resto Tip-Top

Kuliah Pagi dilatarbelakangi Gunung Sinabung

Gunung Sibayak

Air Terjun Sipiso-piso

Danau Toba dilihat dari Tongging

Danau Toba dari Menara Pandang Tele

Pusuk Buhit dari Menara Pandang Tele

Menyeberang Danau - dari Samosir menuju Tomok

Wednesday, November 14, 2012

menu hari ini

Roti cokelat mini versi toko kue yang ada kincir anginnya, keripik singkong rasa bawang, kerupuk ikan pedas, coffemix, nasi padang, bacang yang diidamkan sejak kapan itu, baso goreng, dan ditutup dengan duet maut nan lezat brownies keju dan kopi putih warna cokelat :) what a day ^_^

Published with Blogger-droid v2.0.9

Wednesday, October 31, 2012

omnivora selektif: pilih-pilih seafood


Meskipun tidak dilengkapi dengan naluri berburu sehebat singa, kemampuan berlari secepat cheetah, otot tubuh sekuat dan sepanjang piton, atau bahkan geligi setajam hiu, manusia berada di puncak rantai makanan dan menjadi superpredator. Kenapa superpredator? Karena.. ngga seperti predator lainnya, yang biasanya adalah karnivora dan hanya membunuh demi kepentingan konsumsi untuk keberlangsungan hidupnya, manusia adalah omnivora yang bisa membunuh makhluk lain bukan untuk kepentingan perut saja, misalnya nih.. manusia bisa membunuh gajah demi sepasang gading – dagingnya ngga dimakan kan? atau.. membunuh badak untuk sebuah cula, atau membunuh seekor ular yang sebenernya cuma ngga sengaja numpang lewat, atau menghabisi seekor buaya demi selembar kulit bahan tas/sepatu/sabuk/dompet, atau membunuh nyamuk yang mengganggu tidur, bahkan bisa saja menembak bebek atau burung atau babi hutan semata-mata demi alasan olahraga. Ngerti kan maksud saya?

Sebenernya bukan mau ngebahas itu sih.. kenapa jadi ke sana ya? Beberapa waktu lalu, saya pernah sedikit menyinggung tentang omnivora selektif, meskipun pemakan-segala tapi ngga berarti segala dimakan :D Untuk saya pribadi, sebetulnya hal ini hanya berdasar pada keengganan saya untuk melahap beberapa pilihan makanan yang tidak saya sukai – entah itu rasa, penampakan, tekstur, atau alasan lainnya. Nah, bulan November ini, salah satu artikel NGI (ditulis oleh Siham Afatta) membahas alasan lain (yang lebih sahih dan ilmiah ;p) mengenai pentingnya kita, manusia, untuk menjadi omnivora selektif dan lebih bertanggung jawab atas segala hal yang kita lakukan (dalam hal ini – atas segala hal yang kita konsumsi, terutama hidangan bahari).

Seperti sudah kita ketahui, Indonesia ini adalah negara kepulauan, dimana sebagian besar wilayahnya berupa perairan, laut dengan beragam kedalaman dan biota khas di dalamnya. Karena wilayah perairan yang luas, maka sangat logis jika produk bahari (aneka ikan, udang, kepiting, gurita, cumi, dsb.) yang ditangkap juga cukup besar. Jika kita buat persamaannya, maka variabel yang mempengaruhi pemanfaatan hasil bahari ini diantaranya adalah luas perairan yang dimanfaatkan, jumlah konsumen (perkiraan jumlah penduduk Indonesia saja ditambah penduduk dunia yang menjadi tujuan ekspor produk bahari – baik yang legal maupun ilegal), kemudian jumlah dan kapasitas kapal penangkap ikan yang beredar, metode penangkapan (mulai dari cara tradisional seperti dengan menebar jala, menggunakan joran pancing, hingga metode massal yang tidak ramah-lingkungan seperti penggunaan pukat, peledak, dst.), trus apalagi ya?  

Pemanfaatan hasil bahari secara besar-besaran tanpa pengendalian yang baik berujung pada terancamnya keberadaan biota laut secara keseluruhan. Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2010, 71 persen sumber daya ikan di barat Indonesia sudah dieksploitasi berlebih, sementara di timur 'baru ' mencapai 44 persen. Itu tahun 2010, bagaimana di tahun 2012 ya? Sepertinya sih meningkat ya. Jika praktik penangkapan ikan seperti ini tidak dihentikan, bukan mustahil jika penghabisan ikan akan terjadi. Sekarang saja, katanya ikan-ikan semakin sulit didapat dan kalau pun ada, ukurannya kecil. 

Di sini digambarkan rantai makanan di laut yang terdiri dari 4 level. Level 1 adalah produsen: fitoplankton, rumput laut, ganggang laut - berfungsi sebagai penunjang kehidupan spesies laut lainnya. Level 2 adalah hewan-hewan herbivora: zooplankton, bulu babi (satu-satunya bagian babi yang halal ;p), kepiting, kerang, udang - memakan 1 kg organisme ini setara dengan memakan 10 kg produsen. Level 3 adalah hewan karnivora/piscivora: cumi-cumi, sarden, lobster, kerapu - memakan 1 kg organisme ini setara dengan memakan 10 kg spesies herbivora. Kemudian, level 4 adalah para predator utama: hiu, tuna, kod, dan ikan-ikan besar lain. Hewan ini cenderung tidak memiliki musuh kecuali manusia - memakan 1 kg organisme ini setara dengan memakan 10 kg spesies karnivora. Artinya... saat kita memakan 1 kg tuna/hiu/kod, itu sama dengan memakan 1000 kg fitoplankton/rumput laut/ganggang laut! Bilang WOW yuk? Kalau begini caranya sih, beberapa tahun ke depan, jangan harap deh masih bisa mengonsumsi hidangan laut. 

Lantas, kalau begitu, mengapa masih menangkap ikan? Mengapa tidak dibuat kebijakan agar ikan yang dikonsumsi berasal dari budi daya? Katanya sih, bagi nelayan Indonesia, budi daya ikan laut itu mahal dan sulit - lagi-lagi alasan ekonomi :( Jadi, tinggal para konsumen yang dapat berperan, caranya ya dengan lebih sadar dan menghindari menyantap spesies yang terancam dan dilindungi. Jika permintaan turun, maka penangkapan diharapkan akan berkurang, sehingga populasi ikan akan memiliki waktu untuk pulih. Meskipun di satu sisi, sebagai masyarakat awam, masih sulit juga sih untuk membedakan produk ikan laut hasil budi daya dan hasil tangkapan. 

Yang pasti, ingatlah ini saat akan menyantap hidangan laut: IKAN-IKAN DI LEVEL TINGGI BUTUH ENERGI JAUH LEBIH BESAR UNTUK HIDUP DIBANDING IKAN YANG BERADA DI LEVEL YANG LEBIH RENDAH. JADI.. MENYANTAP IKAN LEVEL TINGGI AKAN MEMBERIKAN PENGARUH YANG LEBIH BESAR TERHADAP KEBERLANJUTAN KEHIDUPAN LAUT. 

Yuk, jadi omnivora selektif! :D

Sunday, October 28, 2012

pasti ngga pasti

Dulu pernah liat acara bincang-bincang seorang penulis (lupa siapa, Dewi Lestari gitu ya?!), salah satu bahasannya adalah hubungan latar belakang pendidikan dengan profesi menulis. Waktu itu, katanya latar belakang dari ilmu eksak (IPA - yang sebenarnya ngga pasti juga), membantu seorang penulis untuk bekerja secara terstruktur, dibandingkan penulis dengan pendidikan non-eksak, proses penulisan akan berlangsung dengan lebih sistematis, karena mereka lebih terbiasa berpikir sistematis. Iya gitu?!
Jika saya hubungkan menulis sebagai salah satu metode komunikasi, apa artinya orang-orang dari jurusan-jurusan ilmu 'pasti' akan mampu berkomunikasi lebih sistematis? Kalo saya sih... Duh, apa saya ini salah satu pencilan gitu ya?! :D

Published with Blogger-droid v2.0.9

Saturday, October 20, 2012

desaku..

ur·ba·ni·sa·si n 1 perpindahan penduduk secara berduyun-duyun dr desa (kota kecil, daerah) ke kota besar (pusat pemerintahan): pembangunan desa dapat membendung --; 2 perubahan sifat suatu tempat dr suasana (cara hidup dsb) desa ke suasana kota

Meskipun masih dalam satu provinsi, saya senang dengan kenyataan kalo saya punya alamat libur :D Orangtua saya tinggal di Bandung Selatan, saya dan kakak-kakak saya berhijrah ke kota saat melanjutkan pendidikan ke SMU. Ngga kerasa sudah lebih dari satu dekade sejak saya hijrah ke kota :D
Melihat lingkungan kampung saya sekarang, banyak sekali yang berubah.. Sekarang, beberapa persawahan di pinggir jalan bertransformasi menjadi showroom dealer sepeda motor, deretan ruko, kebun strawberry petik-sendiri, rumah makan khas Sunda, dll.
Daerah saya termasuk salah satu tujuan wisata utama di Bandung Selatan, jadi pas musim libur biasanya suka macet, volume kendaraan yang lewat ngga sebanding dengan jalan kecil yang hanya mampu menampung dua jalur kendaraan. Hari biasa (bukan musim libur) juga rame sih, banyak sepeda motor seliweran, jauh lebih banyak dibanding dulu (ea ealaah :p). Dulu, kakak saya bisa main badminton di jalan depan rumah, karena kendaraan ngga begitu banyak lalu-lalang. Sekarang? Jangankan main di jalan, nyebrang aja udah agak susah.
Dari sisi penduduk, di desa saya ternyata lumayan banyak juga pendatang.. Temen-temen saya yang seumuran kebanyakan ngga tinggal di sini..
Bagaimanapun..ga ada tempat senyaman rumah, biarpun sekarang lebih gersang, lebih rame, lebih banyak restoran dan hotel, orang-orang lebih gaul dan sepertinya juga lebih materialistis, saya masih seneng kok pulang le rumah :D

Published with Blogger-droid v2.0.9

Wednesday, October 17, 2012

wonder

don't judge a book boy by its cover his face


Kuharap, setiap hari adalah Halloween. Kita semua bisa memakai topeng setiap saat. Lalu kita bisa berjalan-jalan dan saling mengenal sebelum melihat penampilan kita di balik topeng. - August (Auggie) Pullman

Kesini-sini, bertambah umur, semakin banyak interaksi sama orang lain, mau ngga mau kita mesti banyak kompromi,  kita ngga bisa selalu mendapatkan apa yang kita inginkan. Idealisme yang ada dalam diri kita tidak selamanya selaras dengan idealisme yang ada dalam pikiran orang lain. Lantas, saya suka bingung, kapan sih saya harus bertahan dengan idealisme saya dan kapan saya harus sedikit (kadang banyak) berkompromi? 

Saat terpaksa berkompromi dan 'mengalah', meski tidak suka, saya ngga bisa menunjukkan ketidaksukaan itu secara terbuka (meskipun mungkin sebenernya tetap keliatan pada ekspresi dan bahasa tubuh yang sulit untuk disamarkan ;p). Apakah ini artinya saya tidak jujur? Apakah ini artinya saya munafik? Duh, susahnya hidup di dunia dewasa :D 

Semakin lama hidup, saya semakin sering merindukan masa kanak-kanak saya dulu. Rasanya waktu masih kecil (jika dipikirkan sekarang), hidup tuh lebih banyak asiknya, ngga ribet, sederhana, kita lebih jujur pada diri sendiri dan orang lain, dan lebih bebas mengekspresikan diri. Karena waktu ngga bisa berjalan mundur, kompensasi yang bisa saya lakukan adalah membaca buku anak-anak atau buku tentang anak-anak. Terakhir, saya baca WONDER, bukunya R.J. Palacio yang terjemahannya diterbitkan oleh Penerbit Atria - Imprint Penerbit Serambi Ilmu Semesta.

Buku ini bercerita tentang seorang anak berumur 10 tahun. Apa istimewanya? Anak yang bernama August Pullman ini sebetulnya ngga beda jauh sama anak-anak lain yang sebaya; dia lucu, cerdas, pemberani, konyol, seperti kebanyakan anak pada umumnya. Dia berbeda karena lahir dengan kelainan Mandibulofacial Dysostosis, secara lengkap diceritakan oleh Via (kakaknya Auggie) di halaman 146:

'... August mengalami sesuatu yang disebut sebagai "jenis mandibulofacial dysostosis tak dikenal yang disebabkan oleh mutasi autosomal resesif pada gen TCOF1, yang terletak pada kromosom 5, diperumit oleh karakteristik  hemifacial microsomia pada spektrum OAV." Kadang-kadang mutasi seperti ini terjadi selama kehamilan. Kadang-kadang ini diwariskan dari salah seorang orangtua yang membawa gen dominan. Kadang-kadang disebabkan oleh interaksi dari banyak gen, kemungkinan dikombinasikan dengan faktor lingkungan. Mereka menyebutnya penurunan multifaktor. Dalam kasus August, para dokter sanggup mengidentifikasi salah satu "mutasi penghapusan nucleotide tunggal" yang bertentangan di wajahnya.'

Hal inilah yang membuat August menjadi tidak biasa. Buku ini menceritakan pengalaman pertamanya menjadi murid di sekolah umum, bagaimana dia mendapatkan teman, menghadapi tatapan-tatapan takut dan jijik dari orang lain, mengerjakan proyek sekolah, melakukan perjalanan sekolah pertamanya, dan hal-hal normal lain yang biasa dialami anak seusianya.

Intinya sih, cerita biasa yang dialami oleh anak biasa bertampang sangat tidak biasa. Di akhir.. jadi diingatkan juga, seringkali saya masih banyak ngga bersyukur dengan keberlimpahan yang sudah dimiliki, padahal kalo melihat lagi ke sekitar, banyak sekali orang lain yang hidupnya ngga beruntung.

Ada bagian lain yang bagus di halaman 408 - 409, penggalan pidato kepala sekolah - ceritanya sih diambil dari buku The Little White Bird karangan  J.M. Barrie:

'Maukah kita membuat sebuah aturan baru dalam hidup ... selalu berusaha untuk lebih berbaik hati dari yang seharusnya? Kalimat ini mengingatkan bahwa umat manusia, tidak hanya memiliki kesanggupan untuk berbaik hati, melainkan pilihan untuk berbaik hati.'

Bagaimanapun.. saya merasa.. hidup ini ngga mudah, jadi saya sepakat sama pedomannya Auggie:

Seharusnya semua orang di dunia ini mendapatkan sorak sorai penghormatan setidaknya satu kali dalam hidupnya, karena kita semua berhasil menghadapi dunia. - August (Auggie) Pullman

Thursday, October 11, 2012

tadi...

Di perlintasan kereta dalam perjalanan pulang tadi, laju angkot yang saya tumpangi terhenti karena ada kereta yang lewat. Daaan...melihat kereta, saya jadi kangen naik kereta jarak jauh..
Corat-coret nih (alih bahasa ngomong-ngomong versi tertulis), di antara moda transportasi yang pernah saya gunakan, rasanya kereta api adalah moda transportasi favorit saya :D
Naik pesawat - cepet, tapi ribet kalo buat saya, mesti udah nyampe bandara jauh sebelum waktu keberangkatan, lewat pintu keamanan beberapa kali, dst.
Nyebrang pulau pake kapal laut atau feri sih belum pernah, tapi saya takut ngeliat berita-berita kapal tenggelam. Pake bis, mungkin ngga ribet, tapi kalo di musim libur, hampir pasti kena macet kayanya..
Huuhuu... Pengin naik kereta!!! :p

Published with Blogger-droid v2.0.9

Monday, October 8, 2012

the truth is out there.. isn't it?!

Kebenaran itu nisbi.. Adakah kebenaran yang absolut?
Karena indra kadang mudah terbuai dan tertipu, bukan hanya ditipu, tapi seringkali justru ototipu (maksudnya menipu-diri :p).. Lantas, bagaimana kita tau bahwa suatu hal adalah benar sebenar-benarnya benar dan bukannya ilusi yang sangat ingin kita yakini sebagai kebenaran?
Seringkali saya ingin sekali mendapatkan kebenaran sejujur-jujurnya, tapi kemudian saya takut.. Bagaimana jika setelah mengetahuinya, ternyata kebenaran itu bukanlah sesuatu yang saya ingin ketahui? Bagaimana jika ternyata mengetahui kebenaran justru membawa pada kesedihan?
Apakah lebih baik jika saya tidak tau dan tetap berada dalam ilusi yang saya percaya sebagai kebenaran, meski tetap - jauh di dalam hati, saya masih bertanya-tanya.. Adakah yang saya yakini ternyata ilusi? :D

Published with Blogger-droid v2.0.9

Sunday, October 7, 2012

teman jalan baru :D

Beberapa pekan yang lalu saya berkesempatan untuk bertualang lagi ke gunung, kali ini ke Gunung Guntur di Garut. Karena ke gunung -bekas gunung api pula- maka alas kaki yang saya pakai adalah sepatu -sepatu veteran yang sudah ikut berkelana entah sejak kapan (lupa waktu tepatnya ;p)- yang jelas, sepatu Tomkins putih ini sudah berandil dalam menorehkan masa-masa bersejarah dalam hidup saya. 

Sebetulnya, dari penampakannya sih sepatu ini sepertinya ditujukan untuk jalan-jalan ringan atau mungkin lari-lari di perkotaan atau trek yang biasa, bukan untuk hiking, apalagi ke gunung dengan trek-trek yang heboh. Trus kenapa juga masih saya pake? Jawabannya.. karena sepertinya di dunia penciptaan alat-alat teknis pendukung petualangan, orang-orang berukuran relatif kecil seperti saya tidak dipertimbangkan sebagai salah satu sasaran konsumen. Ngga tau pasti juga sih, saya juga ngga segitu niat mencari sepatu, jaket windproof, celana PDL, dan sejenisnya. Yang jelas, dulu saya pernah cari sepatu hiking ke beberapa toko perlengkapan outdoor, dan ukuran terkecil sepatu yang ada adalah 39, kata temen saya sih ada yang 37, tapi kalo pun ada juga, tetep aja masih terlalu besar buat saya. Duh, diskriminasi sekali ya?! 

Nah, perjalanan ke Guntur kemarin adalah perjalanan terakhir sepatu saya tersayang, karena di tengah perjalanan mendaki, sobekan di sepatu sebelah kiri membesar dan bertambah parah dengan semakin hebohnya trek yang dilewati. Untungnya... saya bawa sandal, maka berlanjutlah perjalanan dengan menggunakan sandal hingga akhirnya kembali pulang. 

Berikutnya... pencarian sepatu baru pun dimulai.. Kemudian, setelah akhirnya bertemu sepatu pengganti, maka tibalah waktunya untuk menguji kemampuan sang sepatu baru... Kemana ya? :D

Thursday, October 4, 2012

diagram tiga fase dan liofilisasi

Mencoba sedikit ilmiah..
Dulu... waktu masih kuliah, salah satu hal yang menakjubkan buat saya adalah diagram tiga fase..

File:Phase-diag2.svg
diagram tiga fase dari wikipedia :D


Sekarang.. ternyata saya masih bersinggungan juga sama diagram ini. Tapi jangan salah, meskipun udah kenal dari kuliah, saya masih ngga paham-paham sama diagram ini.. 

Biasanya, diagram ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana kita dapat memanipulasi wujud suatu materi (biasanya sih contohnya air) dengan mengubah suhu dan tekanan. Prinsip inilah yang digunakan dalam proses liofilisasi atau yang dikenal juga dengan istilah beku-kering (freeze-dry). Proses ini biasanya dimanfaatkan untuk meningkatkan stabilitas suatu bahan yang mudah terurai atau rusak dengan keberadaan pelarut (yang biasanya air) dan tidak tahan suhu yang tinggi. Jadi.. untuk menjaga stabilitasnya, pelarut harus dihilangkan, tapi karena tidak tahan pemanasan, molekul pelarut tidak bisa dihilangkan dengan penguapan, maka..molekul pelarut dibuat untuk menyublim. Contoh bahan dengan sifat seperti ini diantaranya bahan biologis seperti vaksin.

Pertama, manipulasi suhu. Suatu larutan atau suspensi dibekukan hingga suhu tertentu pada kecepatan tertentu untuk memungkinkan molekul pelarut membeku dan membentuk kristal dengan ukuran tertentu. Ini adalah perubahan dari fase cair ke fase padat. Selanjutnya, manipulasi tekanan. Tekanan sistem diturunkan hingga nilai tertentu, sehingga kristal pelarut yang terbentuk di awal proses berubah menjadi uap (fase gas) tanpa melalui fase cair. Garis besarnya sih begitu, tapi teknisnya lebih rumit.. itu juga kalo ngga salah :D kalo salah, ya maaf :p

tentang maut - bukan hal serius :p

Sabtu kemarin, terjadi kecelakaan tragis terjadi di Bandung Air Show, sebuah pesawat jatuh dan menewaskan kedua awaknya. Saya ngga begitu mengikuti beritanya, cuma tau penggalan berita yang tidak lengkap, diantaranya, sang pilot purnawirawan yang sekaligus dokter mata, dan kecintaan beliau untuk terbang. Sebetulnya kejadian ini tragis ya, tapi terlepas dari semua itu, saya jadi kepikiran bagaimana beruntungnya orang-orang yang menjemput maut saat melakukan hal yang menjadi kecintaannya. Entah kenapa, saya pikir itu adalah suatu hal yang romantis dan indah.. meninggalkan dunia ini dalam perasaan bahagia.. ngga tau juga sih kenyataannya.. tapi itulah kesan yang saya tangkap.

Ngomong-ngomong soal maut nih, beberapa waktu lalu sempet liat sinetron yang judulnya 'Ibu untuk Anakku' (kalo ngga salah). Dari judulnya udah tau kan jalan ceritanya? Meskipun ngga nonton sampe satu episode utuh, kita akan sangat mafhum inti ceritanya: seorang ibu yang hidupnya divonis tidak lama lagi berakhir akibat penyakit parah (biasanya kanker), trus mencoba menemukan 'ibu pengganti' untuk anaknya. Klise ya ceritanya? Selain klise, buat saya cerita ini adalah cerita seorang yang 'control-freak', bagaimana dia ingin tetap mengendalikan orang-orang di sekelilingnya, bahkan setelah dia mati. Tapi yah, rasanya memang ngga bisa berharap banyak dari cerita sinetron :D 

Jadi.. apa intinya? ngga ada sih, seperti biasanya :p


belajar dari aron ralston

Pelajaran utama yang bisa saya ambil dari pengalaman tragis seorang Aron Ralston: saat bepergian, terutama sendirian, pastikan seseorang tau kemana dan berapa lama kita pergi. Selain itu, saya juga jadi bertanya-tanya, kalau saya ada di posisi dia (amit-amit ;p), apakah saya akan mampu untuk melakukan hal yang dia lakukan untuk bertahan hidup?

Pertama tau ceritanya dari film 127 Hours yang dibintangi James Franco. Filmnya seru, cukup menarik dan ngga membosankan untuk film dengan banyak adegan solo. Kebayang kan, sepanjang film didominasi dengan adegan-adegan bagaimana si tokoh utama mencoba berbagai usaha membebaskan diri dari himpitan batu. Untuk melengkapi cerita, sejak beberapa minggu yang lalu sedang berusaha menyelesaikan memoarnya yang berjudul Between a Rock and a Hard Place: 127 Jam Terjepit di Angkara Cadas, terjemahannya diterbitkan oleh Elex Media Komputindo. Sampai sekarang, saya baru sampai di bab satu. Nanti deh cerita lengkapnya, kalo saya inget dan ngga males.

Garis besar ceritanya, Ralston bertualang sendirian ke Canyonlands, Utah. Di suatu ngarai, sebongkah batu bergeser, lepas, dan kemudian menghimpit lengan kanannya ke dinding ngarai. Nah, film dan buku tersebut menceritakan apa saja yang terjadi selama 127 jam Ralston terjebak dan bagaimana dia berhasil menyelamatkan diri.

 

Saturday, September 29, 2012

stem cell = sel punca

Ini ngga penting sih (seperti biasa ;p), tapi suka penasaran ngga sih sama terjemahan istilah-istilah asing? Siapa sih yang punya wewenang buat menentukan padanan istilah tersebut ke dalam Bahasa Indonesia? Kenapa stem cell padanannya sel punca? Bukan sel induk atau sel apa gitu?! :D Terus terang, kata 'punca' ngga 'ramah-telinga', atau mungkin sayanya aja yang udik.. :)
1pun·ca n 1 ujung (tali, benang, obor, dsb); ujung atau sudut kain (selendang, sebai, dsb) yg lepas atau terjulai; 2 tingkat permulaan (tt pengetahuan); pengantar (ilmu pengetahuan dsb): buku -- bahasa Jepang; 3 pangkal (asal mula, lantaran); pokok (pembicaraan dsb): -- perselisihan yg sukar diselesaikan; 4 sumber (berita, penghidupan, dsb): kabar-kabar kita peroleh dr -- yg layak dipercaya;
-- sebai ujung sebai yg lepas (tergantung); -- tali pancing ujung tali pancing yg dipegangi

Published with Blogger-droid v2.0.9

catatan akhir bulan :)

Jam segini seminggu yang lalu.. Saya lagi jalan di kegelapan, beriringan dengan orang-orang yang banyaknya baru ketemu pagi sebelumnya.. Nyaris frustrasi dengan tanjakan yang tampak tiada berujung.. Sedikit senang karena bisa merasa lebih hangat setelah sempat menggigil kedinginan akibat terlalu lama berdiam, kuyup dengan keringat yang bercampur dengan titik air di udara yang berkabut..
Di tengah perjalanan, kabut sempat mendadak hilang, memperlihatkan langit malam yang cerah bertabur bintang.. Semangat pun kembali menyala.. Langkah kembali pasti.. Satu atau dua menit kemudian kabut kembali menyelimuti.. Itulah satu-satunya masa saya melihat langit malam yang cerah, karena selanjutnya yang ada hanya kabut..
Tak terasa sudah satu minggu berlalu, ke manakah waktu pergi??

Published with Blogger-droid v2.0.9

Friday, September 7, 2012

ajak-ajak ngga ya?! :D

Saya suka jalan-jalan, tapi males kalo mesti mikirin rute dan akomodasi ;p Saya cuma pengin jalan aja tanpa mikir ntar nginep di mana, makan apa, dsb. Makanya, saya lebih senang 'menempelkan' diri untuk berpetualang bersama kelompok atau komunitas. Asiknya bepergian dengan kelompok, semua urusan akomodasi biasanya sudah dikoordinir, saya cukup datang dan ikutin aja semua jadwal yang ditentukan koordinator, ngga pake mikir, ngga perlu juga basa-basi sama peserta lain, saya bisa aja diam sepanjang perjalanan, sibuk sama pikiran saya sendiri (ini opsional sih, biasanya sedikit basa-basi juga sama peserta lain, sekadar kenalan, tergantung situasi ;p Meskipun saya relatif ngga pinter ngobrol, kadang-kadang kalo ketemu orang yang sama-sama diam, saya bisa aja berinisiatif untuk berbasa-basi biar ngga begitu sunyi :D).
Bepergian bersama kelompok artinya mengikatkan diri pada suatu ketentuan/aturan yang diberlakukan. Berhubung sepertinya saya termasuk orang yang menyenangi aturan, hal ini sama sekali bukan masalah. Dan berhubung saya tipikal peserta, saya juga ngga keberatan untuk mengikuti rencana orang lain, saya merasa tidak perlu dilibatkan dalam proses perencanaan. Makanya, seringkali saat ikut jalan-jalan kelompok, awalnya saya hanya tau lokasi tujuan, jadwal pergi dan pulang, dan durasi perjalanan. Bagi saya, informasi ini sudah cukup.
Akhir-akhir ini, ada teman yang menunjukkan minat untuk ikut 'menempelkan' diri dengan komunitas jalan-jalan yang saya ikuti. Ngga masalah sih, tapi karena kebiasaan jalannya beda, kadang-kadang temen saya suka banyak pertanyaan, beda banget sama saya yang cukup puas dengan info minim :D Udah gitu, kalo ikut kelompok bareng temen, biasanya nantinya saya jadi teralihkan dari agenda utama untuk menikmati perjalanan, karena saya mesti menjaga interaksi dengan teman saya itu.
Kalo saya jujur, saya sebenernya lebih suka menjaga agar teman main, teman kerja, teman ngumpul, tetap berada di tempatnya masing-masing tanpa perlu beririsan. Untuk saya, rasanya hal ini penting, agar saya dapat terhindar dari rasa bosan. Kebayang ngga sih gimana bosennya kalo di kantor pas kerja, di luar jam kerja, bahkan saat jalan-jalan pas libur saya ketemu orang yang itu-itu juga? Trus, kapan saya refreshingnya?! :D

*maaf klo kedengeran(kebaca)-nya egois banget :)

Published with Blogger-droid v2.0.9

tentang perubahan

Katanya...perubahan adalah suatu keniscayaan. Segala hal di dunia ini tidak luput dari perubahan, sekecil apa pun.
Meskipun begitu, kadang-seringkali, saya takut pada perubahan. Saya takut, karena ini berarti saya akan mengalami ketidaknyamanan (bisa lama, bisa sebentar, tergantung sedrastis apa perubahan itu terjadi). Saya takut karena saya tidak tahu apakah perubahan itu akan membawa saya menjadi lebih baik, atau justru menjauhkan saya dari kebaikan.
Bagaimana pun, saat perubahan itu akhirnya terjadi, rasanya tidak ada pilihan selain dengan berusaha sebaik mungkin untuk menyesuaikan diri dengan perubahan itu dan mencoba untuk menjadikannya alat untuk menjadi lebih baik.

Published with Blogger-droid v2.0.9

Monday, August 27, 2012

life is ...

never flat
process
choice
commitment
temporary

-mengutip kata-kata Pak Aam Amiruddin tadi pagi-

Published with Blogger-droid v2.0.6

Saturday, August 25, 2012

pamer :D

Klo orang yang udah pada punya anak biasanya suka 'pamer' anaknya, trus saya?! Berhubung belum bisa pamer anak sendiri, jadinya pamer anak orang aja :)
Kenalin, keponakan yang ini sekarang kelakuannya lagi lucu-lucunya, panggil dia Izza atau Dede Izza, baru dua taun lebih, tapi udah sebulan ini jadi kakak.
Udah mulai suka beraksi dan sadar kamera kaya kakaknya, dua foto di atas tuh buktinya, gaya pertama ngikutin kakaknya, yang kedua pose mabok habis minum susu :D

Published with Blogger-droid v2.0.6

Monday, August 20, 2012

pesan pendek

Saya ngga pernah pandai berkata-kata secara tulisan, apalagi secara verbal, makanya suka bingung kalo ketemu orang, lebih-lebih yang baru ketemu. Bingung cari bahan obrolan, penginnya siy ringan aja gitu, tapi tanpa terkesan kepo :D
Nyambung ke situasi sekarang, Idul Fitri biasanya suka saling kirim pesan pendek permintaan maaf. Dapet dari orang, biasanya kata-katanya suka pada bagus deh. Kok bisa ya?! Kalo saya sih biasanya klise aja, jadi berasa basi gitu.. Alhasil, tahun ini saya ngga kirim pesan pendek ke siapa pun, bingung mau nulis pesan apa tahun ini :) Eh, tapi masih ada aja beberapa orang baik yang mengganggap saya penting dengan mengirim ucapan selamat pada saya (btw, makasih ya temans! :D), dan saya bales deh.
Buat para penerima pesan balasan, maaf ya kalo pesannya basi banget! Itu salah saya, sama sekali bukan berarti kalo pertemanan kita basi :)

Published with Blogger-droid v2.0.6

Thursday, August 16, 2012

annual event

dir·ga·ha·yu a berumur panjang (biasanya ditujukan kpd negara atau organisasi yg sedang memperingati hari jadinya): -- Republik Indonesia, panjang umur Republik Indonesia

Baru tau kalo dirgahayu itu artinya panjang umur :) Besok negara kita merayakan hari ulang tahun yang ke-67, ikutan upacara dulu deh sebelum meluncur pulang.
Setelah sekian tahun ngga pernah ikut upacara, kewajiban upacara tiga tahun terakhir ini lumayan jadi semacam momen nostalgia :) Di masa SD, saya lumayan rajin tuh jadi petugas upacara, karirnya berawal dari pembawa map teks Pancasila yang berdiri di belakang pembina upacara, ngga tau kenapa, dulu kok kayanya keren kalo bisa nampang di depan, hehe.. Selain petugas pembawa teks Pancasila, saya juga pernah jadi pembaca teks Pembukaan UUD '45, bahkan ngga cuma baca, dulu saya juga hafal tuh teksnya. Hal ini berlanjut sampe SMP, sampe akhirnya, Alhamdulillah, saya disadarkan dan puas dengan menjadi peserta saja :D
Sekarang, saya juga ngga pengin jadi petugas upacara, apa pun tugasnya, cukup puas deh jadi peserta. Kali ini, sama seperti di masa sekolah, saya juga pake seragam, kaya satpam gitu, kemeja PDL yang bahunya ada lidahnya (?) dan bersaku di bagian dada, dilengkapi rok warna biru dan kerudung hitam (kenapa ngga warna biru juga ya?!).
Selain peringatan di atas, secara pribadi, besok juga hari istimewa buat saya, besok menandai tepat empat tahun sejak saya pertama kali berkerudung. Ngga ada alasan khusus kenapa saya mulai di tanggal ini, praktis aja, biar mudah diingat.
Balik lagi, 67 tahun setelah merdeka, negara ini udah sampe mana dan mau ke mana ya?! Semoga kita sebagai bangsa semakin dewasa dan cerdas deh, tambah sejahtera dan makmur, semoga keadilan sosial bagi seluruh rakyat benar-benar terwujud, semoga pemimpin bangsa kita semakin amanah, semoga kejujuran dan integritas masih menjadi suatu hal yang lazim kita temui di setiap pribadi (dan bukannya semakin tersisih dan punah). Amiin..

Published with Blogger-droid v2.0.6

Wednesday, August 15, 2012

to infinity and beyond

Salah satu pertanyaan yang menyebalkan adalah... Apa visi dan misi hidup kamu? Males deh ngejawab pertanyaan ini. Kenapa ya? Mungkin karena saya masih ngga tau apa sih yang sebenarnya saya inginkan dalam hidup saya yang singkat ini. Parah ya? :)
Ada beberapa tips yang membahas soal ini, salah satunya adalah dengan membayangkan kehidupan seperti apa yang diinginkan di masa yang akan datang. Katanya..deskripsikan mimpi yang kita miliki serinci mungkin, misalkan: saya pengin punya mobil, mobilnya merek apa, warnanya apa, dsb. Iya ya? Melihat kondisi jalanan sekarang, kayanya punya mobil ribet ya? Belum macet, bahan bakar mahal dan langka, trus klo mobilnya pake BBM, berarti saya juga berkontribusi pada pertambahan polusi udara, trus ada biaya pajak dan pemeliharaan, dst. Saran ini, entah kenapa, ngga mengena buat saya, karena.. bukankah hidup itu bukan sekadar mengenai materi-materi kasat mata yang ingin, sudah, atau akan kita miliki? Jadi..kenapa membatasi dengan pencapaian materialistik?
Menjawab pertanyaan visi, saya memilih untuk mencapai aktualisasi diri. Terdengar keren ya?! Padahal sebenernya ngga jelas, persis kaya saya - ngga jelas.. Buat saya, justru ketidakjelasannya yang akan membuat saya lebih leluasa memilih jalan hidup.. Di sisi lain, seperti yang dikatakan sama sang kelinci temennya Alice, kalo kamu ngga tau mau ke mana, semua jalan akan menuntunmu ke sana.. ^_^

Published with Blogger-droid v2.0.6

curcol edisi ketupat :p

Dari tahun ke tahun, rasanya ritual hari-H lebaran ngga jauh berubah. H-1, biasanya heboh masak-masak, dulu sih buat ketupat - bahkan mulai merakit cangkang ketupatnya, sekarang ibu saya lebih praktis, pesen aja lontong ukuran besar ke tukang lontong sayur. Menu lauknya paling sayur cabe+tahu, sayur kentang pake sohun, trus kari daging sapi, kalo opor kayanya jarang, pernah, tapi ngga selalu. Malem takbiran biasanya udah siap tuh semua makanan, tinggal nambahin kuah santan pas subuh hari-H.
Hari-H, subuh, ibu saya udah heboh beresin masakan, lontong dipotong, trus semuanya disimpen deh di meja makan - siap disantap, sebelum atau sesudah pergi sholat Ied. Sekitar jam setengah tujuh berangkat ke mesjid, sholat, salam-salaman, ngetawain sedu-sedan orang-orang yang heboh, ngomentarin sambutan bupati yang selalu dibacain dari tahun ke tahun oleh camat yang menjabat, dst. sampe sekitar jam delapan. Dari mesjid, mampir ke rumah kakaknya bapak, silaturahmi sebentar, jam setengah sembilan udah nyampe rumah lagi, makan ronde kedua (klo tadi makan dulu sebelum ke mesjid :p). Habis itu, pergi ke rumah saudara-saudaranya ibu, ke makam kakek-nenek, trus udah di rumah lagi sebelum tengah hari.
Lepas tengah hari, datang beberapa tetangga deket, tidur siang, trus sore biasanya ada keluarga besar sepupu yang bakal bertamu dengan heboh (sementara saya ngumpet aja :D).
Apa lagi ya?! Tradisi angpau buat anak-anak?! Ada sih, tapi saya ngga mau membiasakan (komplikasi antara pelit sama khawatir ntar jadi menanamkan materialisme sama keponakan2, ditambah jumlah keponakan yang cukup banyak, hehe). Jadi, paling aman ya beli makanan buat rame-rame aja.
Ketemu sodara-sodara atau temen-temen sekolah.. Trus ditanya, kerjanya gimana, dsb., berujung pada pertanyaan dan cerita-cerita klise. Tuh si anu anaknya udah segini, si itu udah segitu, si ono kerja di sono, gajinya sekian. Duh.. Enaknya ngumpet aja :)
Bagian yang menyenangkan, ketemu sama keponakan-keponakan, apalagi yang masih balita, soalnya tinggalnya jauh dan jarang ketemu.
Tahun ini yang jelas bakal beda, soalnya tahun ini adalah tahun pertama lebaran tanpa bapak.. Bisa jadi bakal banyak cerita melankolis nih..
Selamat lebaran ya!! :)

Published with Blogger-droid v2.0.6

Saturday, August 11, 2012

saksikan bahwa sepi lebih berarti dari keriuhan

Innalillahi wa inna illaihi rojiuun..
Menjelang pergantian hari, saya sudah menjadi kaki tangan ibu saya dalam penghilangan nyawa dua makhluk Tuhan yang disebut tikus. Pembunuhan tersebut hanya berselang sekitar setengah jam. Modus yang kami lakukan adalah penenggelaman. Sadis ya? Tapi kami berusaha kok agar prosesnya berjalan cepat, sehingga penderitaan mereka tidak berkepanjangan. Kami juga tidak lupa untuk membacakan doa untuk mereka dan keluarganya yang hampir pasti akan kehilangan.

Beberapa jam sebelumnya, nonton Ebiet G. Ade dan anaknya, Adera di salah satu acara TV. Di satu segmen, Pak Ebiet melantunkan lagu yang judulnya 'Saksikan bahwa Sepi'. Penggalan syairnya, '..saksikan bahwa sepi lebih berarti dari keriuhan..' Mengena banget deh, apalagi menjelang lebaran seperti ini. Kenapa? Buat saya pribadi sih, kadang-kadang (well, seringkali :p), saya pengin keriuhan orang-orang ngumpul atau bertamu agar segera berlalu. Saya lebih suka sepi, meskipun kadang suka bosen juga sih, tapi kayanya saya lebih menikmati sepi daripada riuh.
Riuh bisa juga menyenangkan sih, tapi jarang. Keriuhan yang menyenangkan adalah keriuhan di mana saya bisa bebas mengamati dan tidak perlu terlibat. Kebayang ngga?! Ngga masuk akal ya?! :)

Published with Blogger-droid v2.0.6

Thursday, August 2, 2012

perempuan penghuni bulan

Memandang bulan purnama di perjalanan pulang, terlintas cerita tentang Nini Anteh. Kenal ga? Jauh sebelum Neil Armstrong menginjakkan kaki di bulan, Nini Anteh, seorang perempuan Sunda, bersama kucing belang-tiga kesayangannya, Candramawat, sudah menjadikan bulan sebagai tempat tinggalnya. Saat bulan purnama, kita yang ada di bumi dapat melihat bayangan Nini Anteh yang sedang menenun, ditemani sang kucing di sisinya. Keliatan? Kalau ngga keliatan, salahkan saja imajinasi Anda :D
Meng-google Nini Anteh, saya menemukan ternyata ada beberapa versi asal-usul Nini Anteh bisa mendarat di bulan. Sebenernya mau menampilkan beberapa tautan ke artikel-artikel tersebut di sini, tapi ini nulis dari ponsel, dan saya ngga tau (dan males cari tau) cara buat pasang tautan pake Blogger-droid, jadi buat yang penasaran, silakan masukkan Nini Anteh ke dalam mesin pencari, dan temukan sendiri berbagai versi cerita Nini Anteh.
Salah satu versi, Nini Anteh pergi ke bulan dalam rangka menghindari laki-laki yang mengejar-ngejar dia, padahal sang laki-laki ini adalah suami (atau calon suami) dari teman dekat sang Nini. Di versi ini, Nini ke bulan saat masih Nyai (sejak masih muda, maksudnya). Disebutkan juga Nyai Anteh sebetulnya punya perasaan suka juga sama sang laki-laki, tapi sebagai sahabat yang baik dan perempuan yang bermartabat, Nyai Anteh menolak untuk menyerah pada hasrat, dan memilih untuk menjauhkan diri. Wow!! Berintegritas sekali, Nyai Anteh ini!
Di versi lain, Nini Anteh pergi ke bulan meninggalkan seorang suami. Sang Nini yang ingin bertualang ke bulan mendapat restu suaminya untuk berangkat dan tinggal di bulan untuk menenun. Katanya, Nini Anteh turun ke bumi setiap kali tenunannya selesai. Kain tenunnya akan diserahkan kepada sang suami untuk dijual. Idiih..ini namanya eksploitasi bukan ya?! :D
Bagaimana pun, saya pikir, dongeng Nini Anteh menggambarkan kreativitas dan imajinasi masyarakat Sunda, di samping prinsip yang dianut mengenai kesetaraan laki-laki dan perempuan (analisis sok tau ;p).
Ok deh, selamat menikmati siluet Nini Anteh-in-action malam ini..

Published with Blogger-droid v2.0.6

Thursday, July 26, 2012

mengukir sejarah

Hidup saya, sejauh ini, ngga diisi peristiwa-peristiwa yang heboh atau dramatis gimana gitu, ya biasa aja, Alhamdulillah, ngga banyak masalah atau apa pun.
Jadinya ya gitu, seringkali hal-hal yang mungkin buat orang lain dianggap kecil dan remeh-temeh,  menjadi sesuatu yang berkesan buat saya. Salah satunya nih, foto di atas. Saya beli produk di atas untuk pertama kalinya seumur hidup saya. Big deal!! For me!! :)
Alhamdulillah lagi, saya dikaruniai kulit muka tanpa masalah juga, ngga berminyak dan cenderung kering, jadi jarang bermasalah dengan yang namanya jerawat. Masalah yang biasa saya alami sih paling kulit kering yang mengelupas gitu, atau kebakar dan belang gara-gara terlalu lama berkeliaran di bawah sinar matahari. Kemarin aja tuh ada kasus istimewa, hingga akhirnya saya menuruti saran temen saya buat pake obat jerawat. Sebagai first-timer, saya sangat terkesan dengan efek cepatnya mengurangi ukuran dan kemerahan setelah pemakaian (menurut klaimnya sih sejak 4 jam setelah pemakaian). Wow! Keajaiban formula asam salisilat dalam basis mikro-gel!! :D
Ngga penting banget ya?! Well, yang penting buat saya sih kebanyakan saya simpen sendiri, bukan buat dipublikasikan :p

Published with Blogger-droid v2.0.6

Tuesday, July 24, 2012

curhat, BUKAN ngeluh!

Kadang-kadang, kalo lagi ngga sadar, suka sebel deh, kok rasanya pekerjaan orang lain ngga seheboh pekerjaan saya sih. Kok orang lain masih bisa ngobrol dan ketawa-ketawa dengan santainya, sementara saya rasanya pengin nangis (lebay ;p) melihat tumpukan dokumen di atas meja (yang sekarang juga ada di bawah meja) yang sepertinya ngga berkurang (yang ada malah nambah terus!). 

Tapi.. kalo lagi sadar, saya menghibur diri dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa adil itu bukan berarti sama rata, kan? Saya sadar kapasitas setiap orang itu berbeda, ibarat RAM komputer, mungkin seseorang dilengkapi dengan RAM 256MB, dan yang lain dilengkapi RAM 1GB, DDR2 pula! Ya, jelas beda kan?! *analogi yang aneh ;p

Thursday, July 19, 2012

home alone

Apa yang akan kamu lakukan klo sendirian di rumah? Maksudnya, apakah kebiasaan tertentu akan berubah? Misal nih, klo kakak ipar saya ngga ada, teteh saya biasanya nyalain lampu di ruang tengah, trus mengganjal pintu depan pake kursi - menurut saya sih, mestinya klo lagi ngga ada orang, kebiasaan kita matiin lampu, dsb., ngga mesti berubah, karena hal ini justru malah menunjukkan ketidakbiasaan yang sedang terjadi. Setidaknya, gitu sih yang saya pikir akan saya pikirkan klo saya jadi penjahat.
Jadi, kalo saya yang sendirian di rumah, lampu mesti mati seperti biasa. Hal yang berubah mungkin gorden jendela akan ditutup lebih sore, pintu luar dikunci (opsional, klo inget), dan pintu kamar pun dikunci.

Published with Blogger-droid v2.0.6

cerita konyol

Akhir minggu kemarin, ada yang nanya begini, 'kuliah jurusan apa?'. Hihi..masih disangka kuliah ya?! Trus dijawab, 'farmasi'. Dia bilang, 'angkatan 2011 juga?'. Eh, gubraks deh, dijawab lagi deh, 'eh? Bukaaan..udah lama, udah beres.'
Sebagai informasi, ini bukan pengalaman pertama loh, udah sering banget kejadian seperti ini terjadi dalam berbagai versi.
Salah satu versi lain yang konyol adalah kejadian sama bapak penjual kupat tahu. Awalnya nanya masih kuliah atau udah kerja, dijawab udah kerja. Nanya lagi, kerja di mana. Dijawab, di jalan pasteur. Tanya lagi, perusahaan apa? Jawab: perusahaan yang bikin vaksin. Tanya: vaksin? Jawab: iya, itu loh pak, yang dipake buat imunisasi di posyandu - jawaban yang disalahpahami sama sang bapak, karena kemudian dia berkata: 'ooh, kerja di posyandu.' Kalo orang yang lebih pinter dan berpengalaman, dia nanyanya begini: masih sekolah, kuliah, atau kerja?

Published with Blogger-droid v2.0.6

munggahan

Menjelang puasa, ngga perlu bingung kapan mulai shaum, semua sudah ditetapkan kok, shaumnya mulai 1 Ramadhan :)
Mau puasa biasanya ada ritual makan bareng (istilah sundanya: munggahan). Hari ini di unit kerja saya mau munggahan, makan siang dengan menu nasi liwet dan kawan-kawan, berupa karedok, peda bakar, sambel, dll. Makanannya udah dateng, sekarang sedang ditata dan dirapikan. Konsentrasi pun buyar!!
Kapan sih bel istirahat berbunyi? :D

Published with Blogger-droid v2.0.6

Friday, July 13, 2012

Rumah Tamu

Menjadi manusia ibarat rumah tamu
Setiap pagi datang tamu yang baru.
Kegembiraan, kesedihan, atau kekejaman
sejumlah kesadaran sekejap muncul
bagaikan tamu yang tak diduga.
Sambutlah dan jamulah mereka semua!
Meskipun mereka adalah sekerumunan nestapa,
yang menyapu seisi rumahmu
mengosongkannya dari segala yang ada di dalamnya,
 tetap hormatilah setiap tamu.
Dia mungkin membersihkan rumahmu demi kebahagiaan baru.
Pikiran suram, kepura-puraan, dengki,
sambutlah mereka di muka pintu dengan tawa,
 dan undanglah mereka masuk.
Berterima kasihlah kepada siapa pun yang datang,
Karena setiap tamu dikirimkan dari atas sana
 sebagai pemandumu.


Rumi

trus gue harus bilang wow gitu?

Beberapa minggu yang lalu, berkat pergaulan teteh saya dengan muridnya, saya dapet perbendaharaan kalimat baru, liat di sini untuk berbagai versinya. Aneh-aneh aja deh. Ternyata kata salah satu blog, kalimat ini populer dari sinetron - yang sampe sekarang juga saya ngga tau sinetron apa, liat sendiri sejarahnya :)

Pengin nyobain nih, ngomentarin cerita orang pake kalimat di atas, tapi pasti ngeselin banget ya?! kayanya mesti liat dulu konteksnya, jangan sembarangan. Jadi... misi berikutnya: menemukan momen yang tepat untuk nyobain kalimat ini.

Sunday, July 8, 2012

life oh life...

Hari ini ada kabar gembira! Keponakan saya nambah lagi, sudah lahir tadi siang, tapi belum ditengokin. Kali ini keponakannya laki-laki, nambah populasi laki-laki di keluarga kami, meskipun para perempuan tetap mendominasi :D

Kemaren, ketemu sodara-sodara, kok keliatan jadi pada berubah ya? Anak-anak yang dulu gembil sekarang tumbuh menjadi anak remaja, bapak-bapak terlihat semakin berumur dengan peningkatan lingkar pinggang dan rambut putih, para ibu terlihat sedikit mengkusam dan mengerut. Keponakan saya yang paling besar, temen berantem dan cela-celaan, sekarang sudah jadi mahasiswi. Begitu cepatkah waktu berlalu?

Saya melihat jejak-jejak waktu di sekitar saya. Apakah jejak-jejak itu tertinggal juga padaku? Mestinya sih iya..

episode titik-titik (bukan buat siapa-siapa :p)

konfirmasi n penegasan; pengesahan; pembenaran: belum ada -- tentang kebenaran berita jatuhnya pesawat terbang itu;
mengonfirmasikan v menyatakan dengan tegas; menegaskan: komandan dan pasukan itu telah ~ bahwa sebuah jetnya tidak kembali ke pangkalannya

Kemaren liat sekilas acara MTGW, pas lagi ngebahas tentang perempuan. Ceritanya, ada seorang suami yang setelah bertahun-tahun menikah, ngga pernah mengatakan sayang atau cinta sama istrinya, Bapak ini merasa bahwa segala tindakannya sudah mencerminkan hal itu, jadi ungkapan lisan mestinya sudah ngga perlu lagi. Trus, kata Pak Mario, perempuan itu butuh mendengar. Jadi, tindakan saja ngga cukup, harus ada ucapan juga ternyata. Oh?! Temen saya juga bilang begitu, baru satu orang sih, butuh sampel lebih banyak untuk memvalidasi teori ini.

Saya? Ya emang bakal seneng sih kalo ada yang ngomong atau setidaknya menulis begini kaya John Mayer :)

... if you need confirmation, baby I understand
It's alright if you want me to tell you you...

You, you got my only heart
Yeah, you got my only heart
Yeah, you got my only, only, heart

So, tell me?? *ngarep :D

Saturday, July 7, 2012

emosi jiwa :p

Di salah satu acara otomotif di TV tadi sore dikatakan bahwa Indonesia adalah negara dengan jumlah permintaan Rolls Royce tertinggi di Asia Pasifik. APA????!!! (dengan mata melotot berlebihan, disertai musik latar yang dramatis dan zoom in-zoom out kamera ;p) 

Apakah kamu merasa apa yang saya rasa? 

curhat: rekonsiliasi emosi

rekonsiliasi n 1 perbuatan memulihkan hubungan persahabatan pada keadaan semula; perbuatan menyelesaikan perbedaan; 2 penetapan pos-pos yang diperlukan untuk mencocokkan saldo masing-masing dari dua akun atau lebih yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain; 3 ikhtisar yang memuat rincian perbedaan antara dua akun atau lebih

emosi n 1  luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat; 2 keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yang bersifat subjektif; 3 cak marah;
-- keagamaan getaran jiwa yang menyebabkan manusia berlaku religius;
keemosian n perihal emosi: kalau pendekatan ini yang dipakai, kita akan dapat menggambarkan derajat -- seseorang


Peringatan: Racauan berikut ini adalah suatu hal yang cukup personal untuk saya, jadi alangkah lebih baik jika Anda tidak perlu membacanya. Jika Anda bersikeras untuk melanjutkan membaca dan memuaskan rasa ingin tahu Anda, setidaknya siapkan diri Anda dan semoga hal ini tidak menjadikan pandangan Anda terhadap saya menjadi buruk. Yah, kalau pun itu yang terjadi, ngga apa-apa juga sih, perasaanmu untukmu, dan perasaanku untukku, ngga masalah :D 


Tadi siang di undangan pernikahan salah satu teman muda di tempat kerja yang dulu, saya mengalami pertemuan yang tak terduga (yah, mungkin sudah bisa diperkirakan sih, tapi saya tidak mempersiapkan antisipasi apa pun ;p). Masih ingat cerita tentang teman kerja saya yang pernah saya singgung di sini? Nah, saya ketemu dia tadi siang. Reaksi pertama waktu liat: bingung, karena jujur, saat saya pindah dari tempat kerja yang dulu, kami tidak berpisah dengan baik-baik. Sejak beberapa bulan sebelum kepindahan saya, kami sudah tidak saling bicara, hubungan kami menjadi buruk dan kian memburuk seiring berjalannya waktu. Saat itu, rasanya saya sudah muak dan letih dengan segala perubahan suasana hatinya yang sulit ditebak, ditambah lagi kadang-kadang perkataannya suka menyakitkan - saat itu. Jadi, tindakan saya saat itu adalah mengabaikannya, mungkin salah sih, tapi saya ngga suka jika saya harus berhadapan dengan konflik atau mengkonfrontasi dia dengan langsung. Yah, boleh sebut saya pengecut kalo mau, mungkin memang begitu. Yang jelas, untuk saya, konfrontasi langsung rasanya hanya akan menambah ketidaknyamanan hubungan kami - secara personal atau pun profesional - sementara saya juga ngga mungkin buat keluar kerja sementara belum ada pekerjaan lain sebagai pengganti. Logika saya - dan mungkin emosi saya juga - mengatakan bahwa tindakan menghindar adalah reaksi yang paling masuk akal. (Meskipun mungkin sebenarnya pengabaian adalah suatu perbuatan yang lebih kejam daripada permusuhan. Pengabaian berarti menganggap seseorang yang ada menjadi tidak ada, sementara permusuhan, setidaknya masih mengakui keberadaan orang tersebut.) Jahat ya, saya?!

Kembali ke tadi siang, karena saya datang duluan dan sudah siap buat makan, ya jadi saya ada alesan buat ngeles dan menunda pertemuan kami - saya pergi cari kursi dan makan. Kemudian, setelah makan, hal yang tak terhindarkan pun terjadi, kami berhadapan, di tengah-tengah teman-teman lainnya - yang sudah saya sapa dan menyapa saya, maka kami pun saling sapa, mengulurkan lengan, mencondongkan tubuh untuk saling mendekat dan saling menempelkan pipi sambil mengucapkan salam. Saat saling mendekat, dia memeluk saya dengan erat dan mengatakan: 'maaf'. Saya tidak terbiasa mengumbar emosi dan saya bingung bagaimana harus bereaksi. Setelah ragu sejenak, saya balas memeluknya dan mengatakan hal yang sama. Rasanya? Ngga tau ya, disebut lega - rasanya sih bukan, apa ya kata-kata yang pas untuk menggambarkannya? Mungkin, permintaan maaf itu sebenernya ngga perlu, karena ternyata emosi itu sudah berlalu. Setelah dipikir-pikir, sejak saya pindah, saya ngga pernah ketemu atau melihat dia secara langsung. Sekarang, pas ketemu, setelah lebih dari dua tahun, kemarahan dan kekecewaan saya saat ini ternyata tidak senyata dulu. Saya masih ingat peristiwa-peristiwa yang dulu terjadi, tapi saya sudah ngga bisa mengalami kembali emosi-emosi yang saya rasakan saat itu. Masuk akal ngga sih?! Mungkin ada benarnya jika ada yang mengatakan bahwa waktu adalah penyembuh yang paling baik. Tadi siang.. setelah lebih dari dua tahun.. saya berekonsiliasi :)